Ini kisah Riana , gadis muda yang memiliki kekasih bernama Nathan . Dan mereka sudah menjalin hubungan cukup lama , dan ingin melangkah ke jenjang yang lebih serius yaitu pernikahan .
Namun kejadian tak terduga pun terjadi , Riana memelihat Nathan sedang bermesraan dengan teman masa kecilnya sendiri. Riana yang marah pun memutuskan untuk pergi ke salah satu klub yang ada di kotanya .Naasnya ada salah satu pengunjung yang tertarik hanya dengan melihat Riana dan memberikannya obat perangsang dalam minumannya .
Dan Riana yang tidak tahu apa-apa pun meminum minuman itu dan membuatnya hilang kendali atas tubuhnya. Dan saat laki - laki tadi yang memasukan obat akan beraksi , tiba-tiba ada seorang pria dewasa yang menolongnya. Namun sayangnya obat yang di kasi memiliki dosis yang tinggi sehingga harus membuat Riana dan laki - laki yang menolongnya itu terkena imbasnya .
Dan saat sudah sadar , betapa terkejutnya Riana saat tahu kalau laki-laki yang menidurinya adalah calon ayah mertuanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rodiah Karpiah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Takdir Yang Tak Terduga
Keesokan harinya , Rania telah siap menggunakan baju terbaiknya yang di pilih oleh kakak iparnya yang tak lain adalah Mbak Yuni . Wanita anak satu itu semangat sekali mendandani Rania , katanya agar Bagaskara bisa jatuh cinta padanya.
"Kamu nanti di temani Kenan aja ya , ibu lupa kalau harus kondangan ke kampung sebelah !" Ucap Bu Ani sambil memandang anak perempuannya yang tengah di make-up oleh Mbak Yuni.
"Tapi , nanti kalau Pak Bagaskara tanya aku harus jawab apa ?" Ucap Rania pada sang ibu , dan Bu Ani yang mendengar itu pun menatap anaknya malas.
" Ya tinggal bilang kalau ibu mau kondangan , kalau nggak nanti biar ibu aja yang bilang sama dia !" Ucap Bu Ani lagi , dan setelah berkata seperti itu ia pun pergi dari kamar Rania.
" Udah lah, Ran. Hitung-hitung belajar jadi orang tua !" Ucap Mbak Yuni sambil mengukir alis Rania agar semakin cetar katanya.
" Jangan tebal-tebal Mbak ! Natural aja." Ucap Rania mengingatkan kakak iparnya itu.
" Kamu tenang aja , yang penting Mbak akan membuat pak Bagaskara pangling liat kamu !" Ucap Mbak Yuni menjawab perkataan Rania , saat ini ia mempunyai misi untuk membuat Bagaskara menyukai adiknya ini.
"Kalau dia nggak pangling gimana, Mbak?" tanya Rania ragu, kalau Bagaskara akan tertarik melihatnya nanti.
Mbak Yuni tertawa kecil. "Ya minimal dia lihat kamu dan sadar kalau kamu itu cantik, bukan cuma ibu dari anaknya." Ucapnya sambil merapikan make-up Rania .
Rania hanya bisa menghela napas. Ia tahu Mbak Yuni bermaksud baik, tapi hatinya masih penuh dengan keraguan. Bagaskara memang ingin bertanggung jawab, tapi apakah itu cukup untuk membangun rumah tangga?
Tak lama kemudian, terdengar suara klakson dari luar. Mbak Yuni langsung menyudahi riasannya dan tersenyum puas melihat hasil karyanya. "Udah, kamu cantik banget! Ayo, turun!" Ucapnya sambil membukakan pintu untuk Rania.
Dengan langkah ragu, Rania berjalan keluar kamar. Di ruang tamu, ada Rendra yang tengah memainkan handphone-nya .
"Liat Rania dulu deh , sayang ! Bagaimana, cantik kan ?" Ucap Mbak Yuni pada suaminya yang berdiri dihadapan mereka, dan Rendra yang mendengar perkataan istrinya itu pun mengangkat kepalanya dan kemudian menganggukan kepalanya.
" Hmm, cantik !" Ucap Rendra singkat sebelum menatap handphone-nya kembali, Mbak Yuni yang melihat respon suaminya itu pun gemas sendiri. Ia pun berjalan cepat kearah suaminya dan mencubit lengan Rendra kencang , Rania yang melihat kelakuan kakak dan kakak iparnya itu pun mengabaikannya dan kini berjalan keluar .
Begitu mereka keluar rumah, Rania melihat Bagaskara berdiri di samping mobilnya, kali ini bukan Rolls-Royce, tapi Bentley berwarna hitam mengilap. Pria itu tampak rapi dengan kemeja putih dan celana bahan gelap. Saat melihat Rania, matanya sedikit membesar, tetapi ekspresinya tetap datar.
Kenan, yang sedari tadi berada di samping kakek dan neneknya pun menyadari kedatangan tantenya itu.
" Wah , Tante Ana cantik banget !" Ucap Kenan dengan polosnya , dan ketiga orang yang sedang mengobrol pun menatap kearah Riana yang kini tersenyum canggung karena Bagaskara juga menatap kearahnya.
" Riana , sini ! Ibu udah bilang kalau ibu nggak bisa antar kalian dan sebagai gantinya Kenan ikut dengan kalian !" Ucap Bu Ani pada anaknya itu , dan Rania yang mendengarnya pun menganggukan kepalanya.
" Ya sudah kalau begitu , kami berangkat dulu. Pak, Bu!" Ucap Bagaskara sambil menyalimi tangan ibu dan bapak Rania.
" Kalau sudah selesai langsung pulang, jangan mampir kemana-mana!" Ucap pak Rudi sambil menatap Bagaskara penuh dengan peringatan. Dan Bagaskara yang mendengar itu pun menganggukan kepalanya.
Rania pun mendekati kedua orang tuanya untuk mengalaminya , dan setelah itu ia pun masuk kedalam mobil yang pintunya sudah dibukakan oleh Bagaskara dengan keponakannya duduk di pangkuannya. Dan setelah memastikan Rania dan Kenan duduk dengan nyaman di kursi depan , Bagaskara pun masuk kedalam mobil .
" Sudah om ! Ayo kita jalan ! " Ucap Kenan sambil mengangkat kedua tangannya , dan Bagaskara yang melihat itu pun tersenyum dan mencubit pipi Kenan dengan gemas.
Setelah itu Bagaskara pun mulai menjalankan mobilnya , dan tidak lupa ia juga menekan klakson sebagai pertanda kalau mereka akan segera berangkat pada orang tua Rania.
Kenan yang memang merupakan balita yang ceria dan keingin tahuannya tinggi , terbukti dia yang terus bertanya pada Rania dan Bagaskara tentang barang-barang yang ada didekatnya. Dan karena terus bertanya , Rania sampai tidak enak pada Bagaskara dan memutuskan untuk memberikan handphone-nya pada Kenan agar bocah itu berhenti bertanya.
" Kenan memang seperti itu ya ? Aktif dan keingintahuannya tinggi !" Ucap Bagaskara yang sesekali menatap Kenan yang sudah dididik diam sambil menonton kartun di handphone tantenya itu.
" Iya , dia memang anak yang luar biasa!" Ucap Rania sambil mengelus kepala Kenan yang kini bersandar di dadanya itu , dan Bagaskara yang mendengar perkataan Rania pun tersenyum kecil.
Bagaskara melirik Rania sekilas. "Kamu terlihat berbeda hari ini." Ucapnya dengan senyuman yang di tahan.
Rania yang mendengar itu pun langsung merasakan wajahnya memanas. "Maksudnya?"
"Sederhana tapi cantik," jawab Bagaskara dengan santai , dan Rania yang mendengar itu pun tersenyum malu.
" Bapak , bisa saja ! " Ucap Rania sambil mengalihkan pandangannya keluar jendela.
" Bisa ganti panggilannya ? Sebentar lagi kita akan menikah , dan rasanya aneh jika calon istri saya sendiri memanggil saya seperti memanggil ayahnya!" Ucap Bagaskara yang sesekali akan menatap kearah Riana ,dan Rania yang mendengar itu pun menoleh kearah Bagaskara.
" Lalu saya harus memanggil apa ? " Tanya Rania yang bingung harus memanggil Bagaskara seperti apa.
" Apapun yang membuat kamu nyaman!" Ucap Bagaskara lagi , dan Rania yang mendengar itu pun menganggukan kepalanya.
" Mas aja bagaimana ?" Ucap Rania meminta pendapat pada pria disampingnya itu.
" Boleh , asalkan bukan bapak lagi! " Ucap Bagaskara yang setuju dengan panggilan panggilan barunya itu, dan Rania yang mendengar itu pun menganggukan kepalanya.
" Ohh , iya Pak... Ehh , Mas ! Bagaimana dengan reaksi Nathan saat dia tahu apa yang terjadi dengan kita?" Tanya Rania sambil menatap Bagaskara yang kini ikut menatapnya.
" Awalnya dia marah , dan tanya kenapa harus kamu yang akan saya nikahi! Namun , setelah saya menjelaskan dia baru mengerti dan akan ikut disaat saya melamar kamu !" Ucap Bagaskara yang menjawab pertanyaan Rania dan Rania yang mendengar itu pun terdiam.
Entahlah , rasanya Rania ingin tertawa jika mengingat takdir yang harus ia jalani ini. Tidak lama lagi ia akan menjadi ibu sambung dari mantan kekasihnya sendiri.
.
.
Bersambung...
Dimohon untuk tidak menjadi silent reader ya , aku menunggu keritik dan saran dari kalian 🤭🤗😍