NovelToon NovelToon
Love Journey In September

Love Journey In September

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Putri Nabila

Dikala kehidupan yang kamu jalani tidak berjalan dengan apa yang kamu mau, hanya bisa berharap bahwa ada keajaiban untuk memberikan kebahagiaan. namun siapa sangka bahwa ada kejutan di hari-hari yang kamu jalani, di awali masa sekolah yang berwarna dengan masalah percintaan yang membuat menjadi gundah. akankah mereka bisa kembali bersama???

*Pantengin keseruan mereka dengan para tokoh yang emosional.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Nabila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Potongan Fazzel 2

~ Langit pun bisa berubah apalagi manusia.

Ha-Ri yang tengah terdiam di sel penjara meratapi kehidupan yang dia punya kini sudah lenyap, apalagi temannya yang dia punya ternyata palsu, tidak menyangka mereka telah membohongiku selama 28 tahun.

*Flashback Ha-Ri

"Oke kerja bagus untuk hari ini." teriak pemuda yang menjabat sebagai atasan kepada pegawainya, perempuan yang selalu tersenyum dengan suasana hatinya bagus selalu bersemangat. menyerengit saat sosok dari jauh yang mendekat dengan tatapan tajam membuat bulu kuduk Ha-Ri merinding.

"Ha-Ri hidupmu tidak berguna saat kau tidak mengetahui kematian Ibumu." cakap perempuan misterius itu. bagaimana dia tahu nama ku? batin Ha-Ri.

"Siapa kau? dan apa maksudmu?" Sosok misterius itu tidak mengenalkan diri melainkan berbisik di telinga Ha-Ri

"Jika kau mau aku akan mengatakan apa yang tidak kau ketahui." Sambil tersenyum miring lalu menjauh dari tubuh Ha-Ri.

Ha-Ri bingung dengan sosok yang ada di hadapanya, apa dia kehilangan akal? tidak menggubris palingan juga dia hanya melantur.

Saat hendak pergi sosok itu kembali bicara, "Nampaknya kau tidak peduli dengan kematian Ibumu." Ha-Ri terdiam sejenak saat sosok itu menyebutkan mediang Ibunya, pandangannya teralih saat sosok itu yang hendak berbalik untuk pergi, dengan cepat Ha-Ri membuka suara, "Memangnya apa yang kau ketahui?"

Perkataanku sukses membuat sosok itu terdiam memberhentikan langkahnya, Dan berbalik badan menghadap Ha-Ri.

"Apa kau yakin tidak menyesal jika aku mengatakannya?"

Aku mengiyakan, lagian mana mungkin aku menyesal lagian toh palingan dia hanya mengarang saja.

"Ini tidak gratis, aku akan memberi 3 kesempatan untuk bertanya yang ingin kau mengetahuinya."

Ha-Ri mencibir, masa ngasih info saja harus memberi 3 kesempatan, ribet banget nih makhluk!

Sosok misterius melihat lawannya terdiam langsung berseru, "Cepat! jika kau mengundurkan waktu kau tidak akan mendapat jawaban apapun."

Sontak Ha-Ri membalas, "Memangnya kau tahu Ibuku meningal karena apa?"

"Baiklah itu pertanyaan pertamamu."

Ha-Ri memutar kedua bola matanya malas sambil membatin, katanya jangan menunda waktu tetapi dirinya pun sama dasar Aneh.

Sosok wanita itu malah terdiam sejenak membuat Ha-Ri kesal, apa nih orang mempermainkan ku!

"Ibumu meninggal karena di bunuh."

Mata Ha-Ri terkejut saat sosok misterius itu tiba-tiba melontarkan kata yang membuatnya tidak percaya.

"Hahah kau pasti mengarangkan?"

Sosok misterius itu berbicara lugas, "Tidak, jika kau tidak percaya kau boleh membuktikannya."

Ha-Ri termengu namun sosok itu berbicara kembali, "Baiklah silahkan pertanyaan yang kedua."

Masih tidak percaya langsung melontarkan pertanyaan yang ada di dalam pikiranya, "Siapa yang membunuh Ibuku?"

Sosok misterius itu langsung menyahut, "Teman terdekatmu."

"Katakan yang lebih detail jangan setengah-setengah!" pungkas Ha-Ri.

Sosok itu mendesah kasar saat melihat Ha-Ri menjadi agresif, "Baiklah aku akan memberimu diskon, nanti akan ku kirim buktinya."

"Apa pertanyaan selanjutnya?" sambung nya lagi, namun tatapan Ha-Ri sangat tajam.

"Ini hanya karanganmu sajakan?"

Sosok itu terkekeh horor, "Kau terlalu naif, sehingga ada bukti kau tidak bisa membedakanya."

Ha-Ri langsung menyahut, "Apa maksudmu?"

Namun sosok itu sudah berjalan menghilang dari pandangan Ha-Ri, tanpa menjawab pertanyaan terakhir.

"Hei! pertanyaanku belum kau jawab." decak Ha-Ri frustasi, tak lama ponselnya berbunyi. Dengan segera membuka notif dari nomer yang tidak dikenal, matanya melebar saat melihat sesuatu yang membuatnya tercengang. sampai pikirannya terkelut dengan semuanya, hingga bertekad untuk mencari tahu tentang ucapan sosok misterius tersebut.

Ha-Ri yang bekerja sebagai penyiar berita terhenti untuk membalaskan semuanya, hingga dirinya ketahuan dan mendekam di penjara. selama 28 tahun Ha-Ri hanya mengetahui Ibunya menghilang dan melakukan percarian, sampai ketika police tidak menemukan apapun hingga di nyatakan meninggal bunuh diri saat melihat sobekan bercak darah di dekat sungai. mengepalkan tangannya kuat-kuat, ternyata mereka sudah merencanakan tetapi dengan beraninya Lilith memunculkan diri. sekarang tidak ada lagi sisa persahabatan untuknya.

****

Di acara pameran bisnis dari perusahaan lain sebagai kosmetik yang akan kami promosikan, banyak pengunjung ingin melihatnya secara langsung untuk melihat berbagai prodak yang kami pasarkan. sudah banyak pengunjung di bascamp kami membuat kami semua harus bekerja keras namun tidak untuk Zanna yang sedikit lemas pada hidupnya.

"Apa kau sakit?" kata ku saat melihat ke arahnya.

Zanna yang sedang merapikan barang langsung menjawab, "Iya aku sakit." Aku pun tidak membalas dan kembali ke depan pelanggan yang membiarkan Zanna untuk beristirahat.

Tak berselang lama seorang pemuda mahasiswa datang, aku yang hendak menghampiri langsung di selak oleh seseorang.

"Biar aku saja." ucapnya cepat dengan menghampiri sosok pemuda yang melihat-lihat prodak yang sudah tersusun rapi.

"Bisa sembuh gitu ya." gumam ku pelan.

Namun seseorang ada yang menyahut perkataanku, "Namanya juga Zanna pasti bakalan sembuh saat melihat yang mulus."

Pemilik suara berasal dari Karan namun aku sedikit tersentak saat Karan dan Ryman berdiri di kedua sisiku sambil mengarah pada Zanna yang tengah tersenyum.

Yang lain pada sibuk membantu Giovita, sedangkan aku berjaga jika ada pengunjung yang datang lalu bos nya datang menghampiri,

"Kau sudah membuat laporannya?"

Aku pun menjawab dengan mengarah padanya, "Sudah Pak, sebagian mereka juga ada yang mengelive membuat email kita banyak yang memesan prodak."

Ahza langsung mengangguk samar, lalu ada ketiga perempuan mahasiswi cantik yang melihat-lihat prodak.

"Bisa saya bantu Kak?"

Mereka bertiga tersenyum ke arah ku dan juga Ahza, "Saya sedang mencari powder."

Ahza menyerengit bingung, saat permintaan salah satu dari mereka, "Maaf kami tidak menjual kue."

Mereka bertiga melirik satu sama lain dengan bingung, akupun menepuk jidatku pelan melihat tingkah polos dari bosnya.

"Ada kak sebentar kami ambilkan." Aku langsung berbisik ke arah Ahza yang tengah memperhatikanku heran,

"Pak tolong ambilkan, soalnya takut ada pelanggan yang datang lagi."

"Ambil bagaimana? kita tidak menjual baking powder." sunggut Ahza membuatku tercengang. lalu aku menahan tawa tetapi aku segera untuk menormalkan ekspresiku serius,

"Powder bedak Pak, bukan powder kue."

Ahza langsung berohria dan berjalan untuk mengambilnya, hingga tak berselang lama dirinya datang mengambil semua yang membuatku mengerutkan dahi,

"Ko kenapa semuanya?"

Ahza Langsung menyahut, "Biar mereka borong semuanya."

Aku pun memutar mata jengah dan mengambil hanya tiga yang terbaik dan mereka langsung mengambil salah satu yang aku pilihkan. namun pandangan berbeda yang dilihat oleh Ryman saat menyaksikan kedua sejoli sedang mengobrol bersama hingga memicingkan penuh selidik, pasti ada sesuatu di antara mereka, batin Ryman.

Malam harinya acara pameran berjalan dengan sangat baik, apapun itu membuat perusahaan yang memburuk akan segera bangkit kembali mungkin karena Ahza juga salah karena meninggalkan kantornya selama berapa tahun kebelakangan. Pak Ahza yang menyuruhku untuk membeli bingkisan untuk seseorang segera aku membelikannya, setelah selesai membelinya terlihat perempuan yang sangat aku mengenalinya, wanita itu langsung tersenyum ke arahku namun aku tidak menggubrisnya membuat wanita itu mencengkal pergelangan tanganku,

"Hei! kenapa buru-buru sekali?"

Aku hanya menatap malas pada wanita yang tengah memandang ku sinis,

"Wow! lihat lah dirimu." Sambil melirik penampilan Nayesha sambil berdecak,

"Kau bekerja di kantor?" unjuk nya dengan nada rendah, lalu dirinya tertawa pelan,

"Tidak menyangka kukira kau tidak akan memunculkan dirimu lagi setelah kau di pecat."

Nayesha sangat muak melihat Shereen, apalagi dulu dia berusaha menjatuhkanku, tetapi kemarahanku tidak ingin merusak wajahku yang cantik dengan hanya perkataannya saja, dengan segera aku tersenyum simpul di wajah ku.

"Tentu saja, hidup harus tetap berjalan walaupun ada sosok hitam yang menghalanginya."

Shereen langsung melayangkan matanya seakan tahu maksud dari perkataan ku,

"Lihat lah tikus kecil ini, sudah mulai mengagumkan."

"Aku tahu itu, sungguh terhormat kau memujiku."

Sorotan mata Sheeren masih sama, dengan riasan eyeliner seperti penyihir jahat jika melihatnya.

"Tenangkan dirimu, lihat lah wajahmu mulai keriput." bisikku.

Dengan segera aku meninggalkannnya yang sudah menahan geram mendapat perilaku dari orang yang pernah dia bully. seharusnya dia takut padaku seperti zaman dirinya membuly Nayesha. melainkan Shereen yang diam tak berkutik dengan perempuan lugu dari Nayesha, dari kejauhan ada sepasang mata yang sudah memperhatikan mereka tanpa di ketahui.

Selepas dari pameran aku tidak berjalan pulang melainkan bertemu dengan seseorang setelah sekian lamanya.

"Dia sungguh bertemu denganmu?" Aku pun berdeham sambil memakan steak yang di panggang.

"Lain kali ajak aku."

Akupun menyerengit, "Buat apa?"

"Enggak kenapasih pengen tabok ginjalnya nenek sihir."

Aku memutar kedua bola mataku malas melihat perempuan yang ada di hadapanku ini yang nampaknya menahan geram saat membicarakannya.

"Tumben kau mengajakku? biasanya kau terlalu sibuk bila di ajak berkumpul."

Aku langsung menjawab, "Memang di kantor sedang memburuk, makanya tiap hari aku tidak ada waktu untuk diri sendiri."

Perempuan itu langsung melebarkan matanya, "Sungguh? waw! kau pekerja keras sekali."

Aku menghela nafas pelan, "Kita sebagai pegawai tidak ada yang bisa di lakukan selain bekerja."

"Apa bos mu itu tidak lelah bekerja sepanjang hari?" tanya perempuan yang bernama Yuna.

Aku sedikit berpikir, "Pastinya lelah dia kan juga manusia, tetapi namanya tanggung jawab sudah makanan tiap hari baginya."

Yuna langsung menanyakan tentang ciri-ciri bosnya dan dan juga menanyakan bagaimana sikapnya.

"Kenapa, kau suka padanya Na?"

Yuna langsung mengerutkan dahinya, "Kenapa aku?"

"Memangnya siapa lagi." balas ku acuh.

"Tentu kau lah, mau sampai kapan kau terus sendirian." celetuk Yuna dengan nada meledek ke arahku.

"Sampai nenek-nenek!" pungkas ku membuat Yuna menganga dengan lontaran yang aku katakan.

"Haish! sungguh menyebalkan."

Yuna tinggal di kota yang sama dengan ku, sekarang dirinya sudah membuka aneka usaha makanan nusantara. pertemuan tidak sengaja saat Yuna menolongku dengan pembulyan Shereen, ya walaupun pada akhirnya Yuna juga menjadi bahan pembuly an selanjutnya. tidak terasa saat Shereen mendapat surat teguran dirinya tidak membuly lagi walaupun kelompok pembuly masih ada sampai saat ini.

Tak terasa waktu sudah larut, aku dan Yuna memutuskan untuk pulang. Yuna berpamit menggunakan taxi sambil melihat ku dari dalam mobil. aku tersenyum sambil melambaikan tangan ku ke arahnya hingga mobil yang di tumpanginya bergerak menjauh dari pandanganku. Aku berjalan kaki menuju halte, sedikit pusing karena dirinya seringa memakan daging, memang tidak baik terlalu banyak makanan yang berlemak, tetapi tetap saja sangat enak untuk di makan. jalanan yang biasanya sepi malah semakin ramai apalagi aku melihat banyak yang keluar bersama pasangan, aku hanya tersenyum kecil tidak papa suatu saat aku membalas dengan memamerkan calon suami ke seluruh kota,

eh ko ke kota, apa engga sekalian aja ke seluruh semesta? lagi sedang bergelut dengan pikiran tak sadar bahwa ada sesuatu menabrak tubuhku. sosok itu terjatuh hingga aku mengelurkan tangan namun dia tidak menanggapinya,

"Maaf." cakapnya pelan hingga aku melirik,

"Apa kita pernah bertemu sebelumnya?" Wanita misterius itu tidak menyahutnya melainkan berjalan cepat hingga pikiranku banyak pertanyaan tentangnya.

1
➳βC᭄☠Agatha➳☠ᴍ֟፝ᴀғɪᴀ
ayo saling dukung kak ..gantian mampir ya....
butterfly.bloom: Siap 🔥
total 1 replies
Naruto Uzumaki
Kurang tidur hanya untuk baca cerita ini, sekarang tolong cepat update
butterfly.bloom: Terimakasih sudah mampir🙏,,,,Bab selanjutnya sudah ada ya kak
total 1 replies
Marii Buratei
Bagus banget ceritanya, thor jangan berhenti menulis ya!
butterfly.bloom: siap🔥
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!