Merasuki tubuh Logan, seorang pria lumpuh yang tak berdaya, sang karakter utama diberikan misi oleh sistem untuk membalaskan dendamnya agar ia bisa kembali ke dunia asalnya!
Merasa bahwa dia memiliki orang-orang penting yang menunggunya, sang karakter utama pun menyanggupi misi tersebut dan membalaskan dendam Logan menggantikan dirinya!
Dibantu oleh sistem, Logan pun menapaki jalan balas dendam!
Mampukah sang karakter utama menyelesaikan misi dari sistem dan memenangkan balas dendamnya?
* Karya ini hanya fiksi belaka, jangan meniru adegan apa pun yang ada di dalamnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fat Kitten, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26 Makan Malam Keluarga Carter
Pada malam hari di Villa keluarga Carter, pasangan ayah dan ketiga anaknya tengah melangsungkan makan malam mereka.
Ini adalah situasi yang langka di mana seluruh anggota keluarga Carter berkumpul di meja makan yang sama.
Alasan dibalik digelarnya makan malam keluarga ini tidak lain adalah untuk membahas permasalahan mengenai Logan, yang beberapa hari terakhir ini menunjukkan perilaku aneh.
"Apakah kau telah berhasil menemukan putrimu?"
Roman menjadi orang pertama yang membuka mulut di ruang makan. Dia menanyakan itu pada Elia karena dia pergi terburu-buru tadi siang saat mereka sedang membahas soal tindakan Liam yang sembrono.
"Ya, aku telah menemukannya."
"Lalu, bagaimana kabarnya? Apakah dia baik-baik saja?"
"Ya, dia baik-baik saja, dan akan selalu baik-baik saja andaikan seorang idiot tidak mencoba menculiknya lagi."
"Kakak--!"
"Cukup!"
Elia mengambil kesempatan menjawab pertanyaan ayahnya untuk menyindir adik laki-lakinya yang dengan bodohnya menculik keponakannya sendiri hanya karena balas dendam yang konyol.
Untungnya, Roman langsung menghentikan Liam ketika ia mencoba membela diri agar pertengkaran mereka tadi siang tidak dilanjutkan malam ini.
Roman mengamati Elia yang penampilannya tenang namun jutek.
"Jika diizinkan, bolehkah aku berbicara? Ada sesuatu yang membuatku bingung soal kejadian ini."
Pada saat itu, Philip, kakak tertua dari tiga bersaudara, meminta izin berbicara kepada Roman selaku kepala keluarga di rumah.
Roman pun mengizinkan anak tertuanya untuk berbicara.
"Ya, silakan."
"Terima kasih."
Mendapatkan izin, Liam langsung menggunakan kesempatan itu untuk bertanya pada adik perempuan satu-satunya.
"Aku dengar anakmu diculik oleh orang suruhan Liam, dan dia juga dibawa kabur oleh orang tak dikenal setelahnya. Nah, yang membuatku penasaran adalah, di mana kau menemukan anakmu, adikku Elia?"
"Aku menemukannya di rumahnya, sedang tertidur pulas karena efek obat bius yang dipakai oleh orang suruhan si idiot itu."
"Kakak--!"
"Sstt!!"
"Oh, maksudmu di rumah Logan?"
"Ya."
Sekali lagi, Elia menyindir adiknya saat ia ditanya oleh kakaknya, Philip, dan ketika Liam mencoba menunjukkan ketidakterimaannya, ayahnya menyuruhnya diam dengan meletakkan telunjuk di bibirnya agar Philip bisa meneruskan perkataannya.
Ketika Elia mengkonfirmasi kalau ia menemukan putrinya di rumah Logan, ketiga dari mereka secara serempak menatap Elia
Elia pun keheranan karena ditatap oleh mereka bertiga.
"Apa? Mengapa kalian menatapku?"
Elia yang merasa tidak ada yang aneh dalam ucapannya, bertanya-tanya mengapa mereka menatapnya secara berbarengan.
"Kau bilang putrimu ada di rumah Logan?"
"Ya."
"Tapi, bukankah putrimu sedang dibawa kabur oleh orang tak dikenal?"
"Ya, itu benar."
"Lalu, mengapa tiba-tiba dia ada di rumah suamimu?"
Pada saat Philip menanyakan ini, timbul sebuah kecurigaan di benak Roman dan Liam yang menyimak percakapan mereka berdua.
'Apakah Logan yang menyelamatkannya?'
Pertanyaan yang sama itu muncul di benak ayah dan anak tersebut.
"Dia bilang temannya yang menyelamatkan mereka dan membawa mereka ke rumahnya."
"Oh, dia punya teman?"
"Aku tak tahu, tapi begitulah yang ia katakan padaku."
Setelah selesai menginterogasi adiknya sendiri, Philip mengalihkan pandangannya pada ayahnya dan adiknya, Liam, sambil menunggu respons mereka atas informasi ini.
Roman dan Liam tenggelam dalam pikiran mereka masing-masing selama beberapa saat sebelum salah satunya menumpahkan pertanyaan yang mereka miliki.
"Jika memang orang itu memiliki teman yang membantunya menyelamatkan mereka, lalu siapa yang menyelamatkan dia?"
Sambil memegangi dagunya, Liam mempertanyakan soal siapa yang membantu Logan ketika ia mengirim dua orang untuk menculiknya di rumahnya.
Roman yang mendengar ini, ikut memikirkan jawabannya.
"Bukankah jawabannya sudah jelas? Temannya lah yang menyelamatkannya terlebih dahulu sebelum ia pergi menyelamatkan yang lain."
"Oh, kedengarannya masuk akal!"
Ketika Elia menyampaikan pendapatnya atas pertanyaan tersebut, Roman mendukung pernyataannya karena itu terdengar masuk akal baginya.
Namun, berbeda dengan ayahnya, Philip menyangkal jawaban Elia.
"Tidak, tidak ada yang menolongnya pada saat itu."
Kali ini, giliran Philip yang ditatap oleh yang lainnya.
"Maksudmu?" Elia bertanya pada Philip.
"Ketika aku mendengar soal cerita penculikan ini, aku segera mengutus beberapa orang kepercayaanku untuk menanyakan warga sekitar rumah Logan soal apa yang terjadi di sana hari ini."
Philip kemudian menjelaskan soal fakta yang ditemuinya.
"Semua orang yang ditanyai oleh bawahanku, secara serempak menjawab bahwa mereka tidak melihat Logan keluar dari rumahnya dan tidak pula melihat tamu mendatangi rumahnya selain dua orang suruhan Liam. Mereka juga bilang kalau dua orang suruhan itu hanya sepuluh menit bertamu ke rumah Logan sebelum mereka pergi dengan damai. Tidak ada tanda-tanda kehadiran temannya yang dimaksud itu."
"Kalau memang begitu, lalu bagaimana caranya putriku bisa ada di rumahnya?" tanya Elia.
"Beberapa menit berselang, warga melihat seseorang datang entah dari mana dan mengendarai mobil yang terparkir di depan rumah Logan lalu kembali sambil membopong seorang wanita dan anak kecil. Setelah itu, orang itu langsung pergi entah ke mana dan meninggalkan mobil Logan tetap terparkir di depan rumahnya."
Saat Philip mengatakan ini, semuanya membayangkan soal reka adegan kejadian tersebut.
Ketika semuanya sudah mendapat gambaran yang jelas, timbullah beberapa pertanyaan soal kejanggalan dalam cerita warga yang dijabarkan oleh Philip.
"Orang suruhanku itu adalah seorang ahli, tidak mungkin mereka hanya bertingkah layaknya tamu dan pulang begitu saja. Itu artinya, hanya ada dua kemungkinan. Entah si cacat itu tidak ada di rumah, atau mereka dikalahkan olehnya di dalam rumahnya."
Liam menyuarakan kesimpulannya soal kejanggalan tersebut.
"Dari mana temannya itu mendapatkan kunci mobilnya? Apakah temannya itu sudah memegang kunci duplikatnya sejak awal? Atau Logan sudah memberikan kuncinya padanya di hari sebelumnya?"
Di lain sisi, Elia mengemukakan pertanyaan demi pertanyaan yang muncul di kepalanya.
"Mungkinkah Logan dan temannya itu adalah orang yang sama?"
Roman yang paranoid justru menyimpulkan hal yang paling tidak terpikirkan oleh Liam dan Elia.
Mengamati pemandangan ini, Philip tersenyum sebelum ia mengatakan isi pikirannya kepada ayah dan kedua saudara kandungnya.
"Daripada kita menebak-nebak soal identitas teman misteriusnya itu atau menduga-duga bahwa Logan secara ajaib telah sembuh dari kelumpuhan yang dideritanya, lebih baik kita memikirkan soal rencana kita ke depannya agar hal seperti ini, di mana kita kecolongan, tidak lagi terulang."
Tertarik pada saran putra bungsunya, Roman pun bertanya padanya soal rencana apa yang ia miliki.
Kemudian, Philip menatap Elia saat ia mengatakan,
"Elia, kau harus tinggal serumah lagi bersama suamimu."
Menanggapi ide kakaknya, Elia tak bisa untuk tidak terkejut.
"Haaaaaaaaaa??!!"
/Bye-Bye//Cleaver/