Warning 21+
Aku masih suci sebelum kejadian itu. Aku masih ranum dan bersih seperti namaku, Ayu.
Semuanya berubah. Kebahagiaanku runtuh. Aku harus meninggalkan laki-laki yang mencintaiku demi laki-laki lain yang bahkan tidak kukenal.
Sanggupkah aku melewati kehidupan baruku. Kehidupan bak roller coaster yang kadang menjungkirbalikkan hidupku?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mizzly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
"Kalian makan dulu ya. Pasti lapar deh." Tante Irma mempersilahkan kami masuk dan menyuguhkan teh hangat dan cemilan di ruang tamu.
"Gak usah, Ma. Kita udah makan tadi di Bandara." tolak Mama Lia. Tante Irma pun kembali duduk dan melanjutkan melepas kangen dengan kakak tertuanya tersebut.
Dewi Natalia. Nama lengkap Mama Mertuaku. Papa biasa memperkenalkan Mama dengan nama Dewi namun kaluarganya memanggil dengan nama Lia. Anak pertama dari 3 bersaudara. Mama, Om Ridho dan Tante Irma. Jarak umur Mama dengan Tante Irma lumayan jauh. Saat Mama SMP kelas 3 lahirlah Tante Irma karena itu saat anak Mama sudah menikah, anak Tante Irma baru disunat.
"Kalian pasti lelah dan ingin mandi. Ayo Tante antar ke kamar kalian." Tante Irma menengok ke arah Mama. "Mbak tidur di kamar biasa ya. Tau kan?"
"Tau. Tenang saja. Kamu antar mereka saja dulu. Aku belum capek masih mau mengobrol sama kamu. Masih kangen." Mama mengambil lumpia yang tersaji di meja lalu memakannya.
Papa masih asyik mengobrol dengan Om Yono suami Tante Irma di teras depan. Aku dan Dio lalu mengikuti langkah Tante Irma ke kamar di lantai 2.
Tante Irma membuka sebuah kamar dan mempersilahkan kami masuk.
"Kalian tidur disini ya. Kami cuma punya kamar tamu 2. Dibawah sudah ditempati Mama mertua kalian dan hanya kamar ini yang tersisa. Kamar Andi dibawah juga. Jadi kalian bebas di kamar ini tanpa takut terganggu kami he..he..he..." sekarang aku tahu bibit jahil Dio darimana.
"Ih Tante bisa aja. Makasih ya Tante."
"Selamat istirahat." Tante Irma pun keluar kamar dan kembali lagi mengobrol dengan Mama.
Aku lalu memindahkan isi koperku ke dalam lemari pakaian kosong yang terletak di samping meja rias. Kamar ini amat luas. Designnya klasik dengan tempat tidur dan furniture didalamnya yang terbuat dari kayu jati asli.
Dio langsung melemparkan tubuhnya diatas tempat tidur. "Ah...nyamannya...."
"Stop. Turun dulu!" Dio tahu kebiasaanku. Ia lalu bangun dari tidurnya. Aku selalu membersihkan tempat tidur terlebih dahulu sebelum Ia tidur. Aku takut ada hewan kecil yang bersembunyi di tempat tidur dan masuk ke telinga saat tidur.
"Udah beres. Kamu boleh tiduran lagi. Tapi lebih bagus kalau mandi dulu sih."
"Mandi bareng yuk Yu. Kita kan udah lama gak mandi bareng." tumben banget Dio kembali agresif padaku. Padahal sudah hampir 3 bulan ini Dia dingin. Aku jadi ingat permintaannya saat awal menikah dulu agar aku yang melayaninya atau Dia akan melampiaskannya ke yang lain. Aku tahu itu hanya ancaman. Pacarnya Sheila kan di luar negeri tak mungkin Ia melampiaskannya pada Sheila. Kalau dengan wanita lain juga tidak mungkin, secara tiap hari Ia tak pernah absen antar jemputku dan menemani di rumah saat weekend.
"Gak ah. Pasti gak bakalan cuma mandi doang. Pasti ada embel-embel yang lain." tolakku halus.
"Nah itu udah tau. Ayo."
Aku tak beranjak dari bangku meja rias yang sejak tadi kududuki.
"Lupa sama janjinya?" Dio mulai menagih janji awal pernikahan kami. Aku tahu maksudnya itu.
Aku masih diam saja.
"Yaudah kalau gak mau." Dio merajuk dan masuk ke dalam kamar mandi.
Ah aku tidak suka kayak gini nih. Kan jadinya aku yang harus menghampiri Dia. Terlihat sangat murahan sekali jadinya.
Masuk...tidak...masuk...tidak...
Tok...tok...tok... suara ketukan pintu menjadi jawabannya.
"Ayu...Tas kamu ketinggalan nih." suara Tante Irma di luar pintu seakan menjadi alasanku tidak bergabung dengan Dio di kamar mandi.
"Iya, Tante." Aku membukakan pintu dan terlihat Tante Irma sedang memegang tas jinjingku yang berwarna peach di tangannya.
"Maaf Tante ganggu. Nih tasnya."
"Gak ganggu kok Tante, santai aja. Makasih ya Tante pake dianterin segala. Nanti juga pas Ayu inget langsung Ayu ambil sendiri." Kuambil tas yang Tante Irma berikan padaku.
"Sekalian Tante cek ombak. Mau lihat pengantin baru lagi sibuk apa. He..he..he.." ah Tante Irma ini senang sekali menggodaku.
"Ah Tante bisa aja. Aku lagi beresin pakaian dan Dio lagi mandi tuh."
"Yaudah kalian istirahat udah malam. Besok pagi ikut ke halaman belakang rumah ya. Mau bikin Ayam Bekakak sama cemilan. Walau udah pakai jasa catering namun Tante tetap buat kue-kue buat saudara dan tamu."
"Iya Tante. Siap."
Pintu kamar kututup setelah Tante pergi. Bertepatan dengan Dio yang baru saja keluar dari kamar mandi. Dio hanya mengenakan sehelai handuk yang dililitkan di pinggangnya. Namun yang berbeda adalah wajahnya yang ditekuk dan cemberut.
"Tuh kan gak mau ikutan mandi bareng. Padahal jarang-jarang loh aku ngajaknya. Sekalinya aku ngajakin kamu tolak. Huh." omelnya.
Kuberikan baju tidurnya yang sudah kusiapkan tadi sambil menimang-nimang apakah ikut masuk atau tidak ke kamar mandi.
"Tante Irma baru saja datang dan membawakan tasku yang ketinggalan. Maaf ya. Padahal tadi aku udah berniat mau ikutan." Aku memasang wajah menyesal padahal aku amat senang kedatangan Tante Irma berhasil membuatku lolos dari terkaman Dio.
"Ah alesan aja. Bilang aja gak mau." Dio memakai baju tidurnya sambil manyun dan ngedumel terus.
Mataku melirik baju tidurku yang tadi sudah kusiapkan juga. Aku langsung mengambilnya dan menunjukkan pada Dio. "Tuh lihat, Aku udah nyiapin baju tidur juga untuk kupakai sehabis mandi. Aku gak bohong kan?" sebelum Dio mengajakku berdebat lagi aku langsung kabur. "Aku mandi dulu ya sebelum kemalaman takut reumatik nanti."
Dio sudah membuka mulutnya hendak protes namun aku langsung mengambil langkah seribu dan masuk ke dalam kamar mandi. Huh...selamat...
Aku berlama-lama di dalam kamar mandi agar saat aku keluar mandi nanti Dio sudah tertidur lelap. Aku kan tidak menolak Dio tapi hanya mengeles saja, ya kan? Aku pun tertawa layaknya devil namun tanpa suara.
Hmm... ngapain ya di kamar mandi? Mana Hpku ketinggalan lagi di tempat tidur, kalau ada Hp kan aku bisa sambil browsing. Kayaknya tadi aku bawa body scrub ukuran kecil deh. Aku mencari body scrub beraroma vanila itu diantara peralatan mandi dan ketemu. Lebih baik aku pakai body scrub sekalian luluran. Kan aku bisa beralasan kalau aku luluran dulu ha..ha..ha.. lama-lama sifat jahil Dio menular juga nih pada diriku.
Kumulai mengoleskan body scrub ke area tubuhku. Harum vanila pun seakan meresap ke dalam kulitku. Segar rasanya setelah seharian bekerja lalu menghadapi kemacetan perjalanan ke bandara dan akhirnya sampai di rumah Tante Irma, aroma vanila merilexan tubuhku. Kubilas hingga bersih dan tak meninggalkan bekas sabun.
Hmm... sudah agak lama aku di kamar mandi. Pasti Dio sudah tidur sekarang. Kukeringkan tubuhku dan memakai baju tidur.
Dengan mengendap-endap aku keluar dari kamar mandi. Seulas senyum mengembang di wajahku. Yes! Dio sudah tidur. Lampu kamar sudah dimatikan pula. Yes... yes...
*******
Hi... Aku menuhin janji nih crazy up.Tapi gak bisa banyak-banyak ya. Aku masih tahap nulis. Ayo votenya banyakkin. Biar aku Up nya makin banyak.Oke??????
dr cerita ini qta belajar ikhlas menerima keadaan, belajar menekan ego demi kelangsungan hidup dn belajar kesetiaan....
benar2 nih cerita bagus pake bgt,,qta g d bikin emosi hanya karena kelakuan pelakor yg bikin naik darah, d sini hanya bercerita tentang perjuangan seorang anak yg mo merintis usaha nya tanpa mendompleng nama besar ayah nya,,,perjuangan seorang suami yg bekerja keras demi menghidupi kluarga nya tanpa meminta bantuan kluarga nya yg kaya raya,,perjuangan seorang pria utk selalu setia pada istrinya yg meninggalkan suami nya dn perjuangan seorang istri yg mo menerima suami nya apa ada nya bukan ada apa nya,,dengan segala kekurangan dn kelebihan nya....dn cerita nya g lebay kaya cerita2 pada umum nya,,aq benar2 speechless utk novel yg satu ini..
rasa nya bintang 5 dn 4 jempol rasa nya kurang utk cerita sebagus ini,,makasih banyak2 ka Author udh bikin cerita sebagus ini 👍👍👍👍❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Pilih mundur✊️
ntar papanya meninggal kan akhirnya warisan buat dia juga