Jika aku bisa aku bisa memilih aku lebih baik hidup sederhana bersama suami dan kedua anakku.Setelah usaha yang kami jalani begitu sukses ternyata rumah tanggaku malah di uji dengan berbagai masalah bahkan aku tidak pernah menyangka suami yang begitu mencintaiku selama ini tega ingin menyingkirkan ku demi selingkuhannya.
Ikuti kisah cerita ini jangan lupa dukung dan subscribe dan tinggalkan jejak makasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agustina Pandiangan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 26 ~ Harus bisa ~
keesokan paginya Naura kembali ke pabrik, benar saja,semua stok barang habis dia berjalan ke arah kursi tempat dimana dia biasa istrahat sekarang dia tidak tau harus melakukan apa pun di ruangan itu.
" Hmm sepertinya lelaki yang berstatus sebagai suamiku sedang marah,dia bahkan tidak menyuruh supir untuk mengantar bahan..Hmm kamu pikir aku peduli,setelah apa yang kamu lakukan kepadaku dan keluargaku kamu pikir aku peduli tidak...Sama sekali aku tidak peduli." Ucapnya dalam hati.
Naura memainkan ponselnya,sekalipun dia bermain ponsel pikirannya melayang jauh dia ingin memulai usaha ini sendiri tapi dia belum punya cukup modal dan dia hannya punya beberapa juta dari hasil penjualan beberapa hari ini.
" Hmm aku ada ide,sepertinya lebih baik untuk sementara waktu ini aku mencari kontrakan murah,dan mulai saat ini aku bisa bekerja sendiri."Ucapnya kembali dia merasa ide itu cukup baik.
Tidak lama kemdian Naura keluar dari dalam ruangan,berencana kembali ke rumahnya karena tidak bisa tau harus melakukan apa pun di pabrik.Sesampainya di rumah,dia melihat mobil seseorang yang cukup di kenalnya dia tersenyum kecil tidak ada lagi rasa cemburu atau marah kepada suaminya karena menurutnya cukup memberi pelajaran kepada pria itu dengan menghancurkannya secara perlahan.
Sesampainya di depan pintu dia mendengar suara riuh di ruang tamu sepertinya ipar dan mertuanya yang sombong sedang disana bersama wanita ****** yang mereka sukai.Sesampainya di ruang tamu Vito cukup kaget melihat kehadiran Naura di tempat itu,jantungnya seakan berhenti berdetak saat melihat Naura berdiri tanpa ekspresi di depan mereka dan wajahnya datar hal itu membuat Vito semakin ketakutan.
" Naura kenapa kamu kembali jam segini?" Tanya Vito dengan nada gugup padahal Naura sama sekali tidak menyapa mereka dia berjalan terus tanpa menoleh ke arah mereka.
" Memangnya aku harus melakukan apa di pabrik saat kamu tidak menyuruh kariawan mu mengantar bahan ke pabrik,apa aku tidur disana?"
" Ta_tapi aku sudah menyuruh supir ke sana dan mungkin bahan sudah tiba di pabrik?" Vito menghentikan ucapannya saat melihat Naura pergi begitu saja,tanpa peduli sama sekali dengan ucapannya.
" Cih...Entah apa yang disombongkan wanita itu,apa dia pikir setelah dia memakai pakaian mahal dan melakukan sedikit perawatan dia sudah cantik,dia lupa uang siapa yang dia pakai!! lagian sekalipun dia memakai pakaian cantik dan melakukan perawatan tampang miskinnya tidak akan hilang,lihat saja wajah miskinnya tidak akan bisa berbohong Cuih....Beda sekali dengan Melisa dia memakai apa saja terlihat cantik dan berkelas jauh beda dengan wanita miskin itu." Sarah terus saja merendahkan Naura mungkin dia akan menyesali semua kata-katanya saat Naura dan Vito benar-benar berpisah.
Melisa tersenyum bangga mendengar pujian yang di lontarkan calon mertunaya itu, dia tidak bisa membayangkan jika dia sudah menikah dengan Vito dia sudah tidak sabar menjadi nyonya pemilik rumah mewah dan beberapa mobil mewah ini.
Sementara Itu Vito terlihat gelisah wajahnya pucat,Sarah yang melihat ekspresi putranya mengerutkan kening merasa ada yang salah dengan sikap Vito belakangan ini.
" Vito,kamu kenapa belakangan ini mama lihat kamu terus gelisah ada apa sih?kalau Naura sudah tidak menghargai mu ceraikan saja dia dan menikahlah dengan Melisa dia jauh lebih pantas untukmu."Sarah terus membanggakan Melisa di hadapan Vito seakan dia wanita yang paling sempurna di dunia ini.
" Tidak papa ma,aku hannya sedang suntuk saja karena masalah kantor." Jawabnya.Sementara itu Naura yang mendengar pembicaraan mereka hannya bisa tersenyum kecil dia sudah tidak sabar melihat kehancuran kelurga itu dan dia sudah bertekad tidak akan pergi sebelum melihat kehancuran suaminya dan juga mertua serta iparnya.
Naura masuk ke dalam kamar, dia duduk di pinggiran ranjang mengingat kebahagian rumah tangganya beberapa tahun silam sebelum mereka jaya seperti sekarang ini.Sekarang Naura baru sadar kalau apa yang dulu di katakan oleh orang-orang ada benarnya seorang pria bisa di uji saat dia banyak uang dan itu terjadi kepada suaminya.
Dulu disaat mereka belum kaya dan mertunya belum ikut campur dengan rumah tangga mereka semuanya baik-baik saja Vito suaminya sangat baik dan hangat serta perhatikan penuh kepada kedua anaknya.
" Melisa kamu mau ikut tidak sama Tante,hari ini aku mau arisan bersama teman-teman sosialita ku,apa kamu mau ikut?" tanya Sarah tiba-tiba saat dia hampir pergi meninggalkan mereka di ruang tamu.
" Memangnya tidak papa ya Tante aku ikut? aku takut teman-teman Tante meneriaki ku sebagai pelakor?" Jawab Melisa ragu-ragu tapi sebenarnya dia pengen sekali ikut pengen tau kumpulan wanita-wanita kaya.
" Kan ada aku,memangnya siapa yang berani menyinggung mu,aku ketua mereka,tidak akan ada yang berani..Tunggu ya aku ganti pakaian sebentar." Ucap Sarah lalu dia segera pergi menuju kamarnya.
" Sudahlah sayang,kamu jangan suntuk begitu dong,dari pada kamu galau bagaimana kalau besok kita ke Bali buang suntuk." Melisa mendekati Vito lalu mengandeng tangan Vito yang sedari tadi hannya diam dan sesekali dia menghela napas panjang.
" Bang benar apa yang di katakan Melisa,lebih baik Abang tenangkan pikiran abang pergilah dulu liburan."
" Ahh sudahlah pikiran ku semakin suntuk,aku masuk kamar dulu." Ucap Vito lalu dia segera meninggalkan ruang tamu karena pikirannya masih saja pusing.
" Entah apa masalah Abang Vito,dia selalu terlihat murung dan gampang sekali emosi." Ucap Lisa.Saat itu Sarah sudah keluar dari dalam kamar dengan gaya menterengnya,dia memakai semua perhiasan mahalnya tidak lupa juga memakai makeup yang sangat tebal menambah kesan angkuh di wajahnya.
Setelah mereka keluar dari dalam rumah Lisa beranjak dari tempat duduknya lalu pergi ke dapur menemui Naura yang kebetulan tadi sempat dia lihat Naura keluar kamar menuju dapur.
Sesampainya di dapur dia melihat Naura sedang makan siang,dia berdiri persis di depan pintu sambil menyandarkan tubuhnya di dinding dan melipat tangannya.
" Enak ya,kamu yang dari kampung dan status keluargamu yang miskin tapi kamu bisa menikmati hidup dengan nyaman di kota ini makan makanan enak,kedua anakmu di antar jemput supir pribadi dan kamu juga bisa menunggangi mobil kemana pun yang kamu mau.Tapi semua itu tidak bisa membuatmu bersyukur kamu malah semakin sombong di hadapan abang ku,....
" Terus tujuan kamu berbicara demikian di hadapanku apa? terus aku harus bersyukur punya mertua,ipar dan suami yang tidak tau diri?
" Jaga ucapan mu itu...Aku tidak tahu apa yang membuat abang ku begitu kukuh mempertahankan wanita sepertimu." Lisa terlihat sangat marah wajahnya memerah dan tatapannya begitu tajam ke arah Naura.
🌺🌺🌺 bersambung 🌺🌺🌺
udah tau suaminya pake uang gak jelas juga bukan di ambil tabungan nya atau di umpetin msh jaa di biarin..
masak gak peka suami selingkuh 😡