Akibat suami yang sering berkumpul dengan circle pertemanan yang belum menikah membuat Nayla khawatir jika suaminya itu terbawa pengaruh buruk.
Namun apa jadinya jika ia ikut berkumpul dengan teman suaminya itu dan salah satu dari mereka tertarik dengannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wind Rahma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sikap Manis Ryan
Selama perjalanan menuju rumah tante nya, Nayla tidak juga melepaskan tangannya dari pinggang Ryan. Ia tidak segan lagi untuk mempererat pelukannya lantaran Ryan melajukan motornya cukup kencang sehingga ia takut terjatuh. Hal itu membuat Ryan tak melepaskan senyum di bibirnya. Sesekali ia menunduk ke bawah melihat tangan Nayla yang semakin lama semakin erat. Bahkan sesekali Nayla merremas jaket jeans army nya saat di tikungan, mungkin dia takut jatuh.
Perjalanan yang Nayla kira akan di tempuh selama dua puluh menitan, bisa di tempuh dalam waktu kurun lima belas menitan saja oleh Ryan. Ia meminta untuk turun beberapa meter sebelum benar-benar sampai di rumah tantenya. Ia tidak ingin siapapun melihat ia di bonceng oleh pria lain, apalagi jika mereka tahu pria yang saat ini bersamanya adalah teman dari suaminya.
Nayla turun dari motor Ryan, pria itu membuka kaca helm nya guna membukakan helm Nayla.
"Terima kasih sudah antar aku, Ryan. Maaf aku minta berhenti di sini," ucap Nayla.
"Iya, sama-sama, Nay. Maaf juga ya kalau aku tadi bawa motornya ngebut."
"Aku sudah biasa, Rega juga suka bawa motor nyebut."
"Tapi tadi kau ketakutan sepertinya."
"Perasaan takut pasti ada, karena kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi. Sebab tanggal apes itu tidak ada di kalender."
Ryan mengulas senyum mendengar penuturan Nayla.
"ya, kau benar."
"Oleh karena itu kita harus tetap selalu berhati-hati."
"Iya."
Sepasang mata mereka saling bertatapan untuk seperkian detik. Sebelum kemudian Nayla pamit harus segera menuju rumah tantenya yang berjarak sekitar dua puluh meteran dari sana.
"Aku ke rumah tanteku, ya. Kau hati-hati di jalan."
Ryan mengangguk. "Iya, Nayla. Ah ya, nanti nginap?"
"Nanti pulang setelah acaranya selesai."
"Naik ojol?"
"Di jemput Rega, itupun kalau dia udah membaik perutnya."
"Kalau begitu kau bisa hubungi aku saja, biar nanti aku yang antar pulang. Kebetulan, aku punya sepupu rumahnya tidak jauh dari sini. Di komplek sebelah, bagaimana?"
"Hah, serius punya sepupu juga di daerah sini?"
Ryan mengangguk membenarkan. "Iya, jadi .." Ryan menggantung kalimatnya, ia merogoh sesuatu dari balik saku celana.
"Sekarang tulis nomer hp mu, biar nanti jika Rega tidak bisa jemput, biar aku yang antar kau pulang."
Jantung Nayla semakin tidak aman, kenapa semua ini terasa sangat kebetulan. Di perkirakan nanti selesai acara jam delapan malam, dan mungkin ia pulang lebih dari itu. Bagaimana kalau Rega tidak bisa jemput?
Perlahan tangan Nayla bergerak meraih ponsel Ryan. Sedikit ragu, akan tetapi tidak ada salahnya juga. Akhirnya ia ketik dan simpan nomer hp di kontak Ryan. Ia kembalikan lagi ponsel pria itu pada pemiliknya.
"Sudah aku save."
"Thanks, ya. Nanti aku ping, jangan lupa save back."
"Ok."
"Ya sudah, sekarang kau pergi ke rumah tantemu. Mungkin mereka sudah menunggu. Aku lihatin dari sini, kalau kau sudah masuk ke dalam pagar rumah tantemu, baru aku pergi."
Ucapan Ryan membuat Nayla menahan senyumnya. Entah kenapa pria itu bersikap sangat manis padanya.
"Iya, aku pergi, ya."
"Hati-hati."
"Kan dekat."
"Kan takutnya nanti ada baru terus kesandung," sahut Ryan menciptakan senyum di bibir Nayla.
"Hehe .. Iya."
Nayla pun beranjak dari sana menuju rumah tantenya. Begitu sudah sampai depan pagar, ia menoleh ke arah Ryan. Dan ternyata pria itu beneran masih di sana. Pria itu memandang ke arahnya dengan senyuman. Lalu melambaikan tangan, Nayla balas lambaian tangan pria itu.
Ryan memberi sebuah kode melalui tangannya agar Nayla segera masuk pagar. Nayla pun mengangguk menurut. Begitu ia sudah masuk pagar rumah tantenya, terdengar suara motor pria itu pergi. Seulas senyum di bibir Nayla mengembang dengan sempurna. Sebelum kemudian ia melangkah pergi untuk masuk ke dalam rumah tantenya.
_Bersambung_
Lebih parah temen yg udah punya istri 🤔