Terpaksa Menikahi Tuan Muda Buta

"Apa yang mama lakukan ma? Aku seperti ini tidak ada hubungannya dengan Zia,dia menjaga ku dengan baik,ini hanya luka kecil mengapa terlalu berlebihan dan mama menyalakan dia?"Ucap Rafael ingin bangun.

"Rafael mama benar-benar tidak bermaksud seperti itu,biar kan mama menemui Zia dan minta maaf."Ucap mama Rianti merasa bersalah kemudian keluar dari ruangan tersebut untuk mencari Zia.

Sementara itu Oma Lita dan Niko berusaha menenangkan Rafael yang hendak turun dari ranjang nya untuk mencari Zia.

Sementara itu di sisi lain.

"Apa yang harus aku lakukan? Apa aku terlalu egois untuk hal ini?"Ucap Zia menangis di kursi di dekat taman rumah sakit.

Namun tiba-tiba ada seseorang yang duduk di dekat nya.

"Kau lihat sendiri kan? Itu terjadi karena keegoisan mu."Ucap Dani kepada Zia.

Ya orang itu adalah Dani,sedari tadi ia telah melihat dan mendengar kan apa yang terjadi kepada Rafael.

"Mau apa lagi kau ke sini?"Ucap Zia menoleh melihat Dani yang duduk di samping nya.

"Di mana Zia."Ucap mama Rianti berjalan menyusuri taman rumah sakit tersebut.

"Kau terlalu egois Zia."Ucap Dani membentak Zia.

Dan saat itu lah mata mama Rianti tertuju kepada Zia dan Dani yang tengah duduk bersama dan terlihat membicarakan sesuatu.

Dengan pelan-pelan mama Rianti mendekati mereka dan menguping pembicaraan antara Dani dan Zia.

"Sudah ku bilang aku tidak mau!"Ucap Zia kepada Dani.

"Jadi kau lebih memilih Rafael tidak bisa melihat untuk selamanya di banding kan kembali dengan ku dan Rafael akan mendapatkan donor mata?"Ucap Dani memegang kedua pundak Zia.

"Aku mencintai suamiku! Mengapa kau memberikan syarat yang seperti itu!Aku bisa mencari pendonor lain aku tidak akan kembali kepada mu!"Ucap Zia dengan air mata yang turun deras.

"Kau pikir mendapatkan donor mata itu mudah? Lihat hari ini karena keegoisan mu dia terluka,cinta macam apa yang kau berikan kepada nya kau saja tidak mau berkorban untuk nya, dengar kan aku,aku beri waktu dua hari jika kau tidak mau aku tidak akan membantu mu lagi."Ucap Dani kepada Zia.

"Bantuan macam apa? Itu bukan bantuan Dani kau lah yang egois!"Ucap Zia melawan.

"Aku tidak peduli,mau kembali padaku dan Rafael akan bisa melihat atau tidak kembali kepada ku dan Rafael akan buta selama nya, keputusan ada di tangan mu."Ucap Dani yang kemudian berjalan pergi meninggalkan Zia.

Dani benar-benar sudah berubah,ia benar-benar kejam sekarang ia.

"Dia bilang jika cinta harus berkorban lalu mengapa dia tidak bisa berkorban untuk ku."Batin Zia.

Zia menutup wajah nya dengan kedua tangan nya sambil terus menangis,ia benar-benar bingung atas masalah yang di berikan oleh tuhan kepada nya saat ini.

Sementara itu mama Rianti terlihat sangat bahagia mendengar ada yang ingin mendonorkan mata untuk Rafael, meskipun ia tau laki-laki itu menginginkan Zia kembali kepada nya.

Mama Rianti mulai mengerti dengan apa yang ia dengar dan lihat barusan,ia berjalan menghampiri Zia yang masih sedang menangis.

"Zia! Aku tidak menyangka jika kau benar-benar jahat! Kau bahkan tidak ingin Rafael cepat sembuh dan bisa melihat!"Bentak mama Rianti saat tiba tepat di depan Zia yang sedang menangis.

Zia mendongak kan kepala nya dan melihat mama Rianti yang sudah berdiri tepat di depan nya.

"Ma,apa maksud mama?"Tanya Zia menyeka air matanya.

"Sudah lah,aku sudah mendengar semuanya,Zia ingat dari awal kau adalah pengantin penganti hanya penganti! Mengapa kau tidak mau berkorban untuk anaku? Seharusnya kau sadar! Jika kau benar-benar mencintai Rafael kau seharusnya mau berkorban untuk nya,kau sangat egois!"Ucap mama Rianti yang kini ikut menyudutkan Zia.

Zia tidak menyangka jika mama Rianti akan mendengar semua ucapan Dani kepada nya,dan ia juga tidak menyangka mama Rianti akan ikut berkata demi kian terhadap dirinya,Zia kini benar-benar terpojok dan merasa sangat bingung untuk memilih.

"Ma,aku mencintai mas Rafa,dan mas Rafa juga mencintai ku, mengapa kita tidak mencari jalan keluar lain,mas Rafa pasti akan marah jika aku meninggalkan nya kita bisa mencari jalan keluar nya sama-sama ma aku tidak mau meninggalkan mas Rafa."Ucap Zia sambil memegang tangan mama Rianti.

"Tidak tau malu! Seharusnya kau sadar sekarang mencari pendonor itu sangat susah,kau benar-benar egois dan tidak mau berkorban demi Rafael,kau sungguh tidak cocok menjadi seorang wanita!"Ucap mama Rianti sambil menepis tangan Zia.

Zia terdiam, hatinya sakit, paksaan ini sungguh sama sekali tidak ia harapkan.

Mama Rianti kembali berbicara.

"Jika kau mencintai seharusnya kau bersedia melakukan apapun untuk anaku,dia anaku satu-satunya,aku mohon pertimbangkan laki-laki tadi."Ucap mama Rianti berusaha membujuk Zia.

"Beri aku waktu ma."Ucap Zia pelan.

Zia sudah tidak tau harus menjawab apa, melawan tidak ada gunanya, mempertahankan ia juga tidak mampu dan menyadari posisinya dan juga memikirkan kebahagiaan Rafael.

"Bagus,aku harap kau memilih pilihan yang tepat, Rafael mencari mu,dia sudah sadar, cepat temui dia."Ucap mama Rianti dan kemudian melangkah pergi dari sana.

Zia dengan lemah kembali berdiri dari duduknya,dan berjalan gontai menuju ruangan tempat Rafael di rawat.

Setibanya di depan ruang rawat Rafael ia melihat mama Rianti dan Niko yang masih stay di sana.

"Zia dari mana saja?"Tanya Niko kepada Zia.

"Tidak dari mana-mana,aku tadi hanya beli minuman."Ucap Zia melirik takut wajah mama Rianti.

"Niko,ayo kita keluar dulu,biar kan Zia dan Rafael bicara."Ucap mama Rianti kepada Niko.

"Ah,iya bibi ayo."Ucap Niko menuruti mama Rianti.

Mereka pun berjalan keluar meningal kan ruangan tersebut.

"Zia, apa yang mama katakan padamu?"Tanya Rafael kepada Zia.

"Tidak ada, sudah jangan terlalu di pikir kan aku baik-baik saja."Ucap Zia menyembunyikan apa yang stelah di lakukan mama Rianti kepada nya.

"Dengar kan aku, jangan dengar kan omongan mama yang menyalakan mu,ini salah ku karena tidak berhati-hati."Ucap Rafael khawatir jika istri nya akan terbeban pikiran.

"Iya tenang saja."Ucap Zia yang kemudian memeluk Rafael dengan erat.

Zia tidak bisa menahan air matanya kesedihan nya,ia kini benar-benar takut meninggal kan Rafael karena ia benar-benar nyaman dan sangat mencintai suaminya itu.

Bersambung ....