TERJEBAK DI HALAMAN CINTA

"Kenapa jadi seperti ini? kenapa semuanya makin melenceng dari yang ku baca? apa semua alur nya akan benar-benar berubah? aku pusing kalau begini, kenapa aku harus berstatus? sedangkan kita tak pernah bertemu, pernah sekali itu, tapi kan itu bisa di bilang tidak sah, " ujar Mei len dalam hatinya.

"Adik.. Adik.. hey kamu kenapa, ?" tanya Sam menepuk pelan bahu Mei len karna tak kunjung mendengar panggilan nya.

"Tidak apa-apa Kakak, hanya saja aku sedikit terkejut dengan semua ini, " ujar Mei len.

"Hah.. apalagi dengan mu, Kakak saja tak percaya dengan semua ini, baru saja kemarin kau berlarian, dan sekarang kau sudah menjadi istri orang, " ujar Sam sedih.

"Kakak jangan bersedih seperti itu, aku masih adik mu seperti dulu, " ujar Mei len.

"Kau benar Adik ku, selama nya kau adalah Adik ku, " ujar Sam.

"Kakak apa kau akan menginap di sini, ?" tanya Mei len.

"Tidak Adik, sebentar lagi juga Kakak akan kembali, karna masih banyak persiapan yang harus di siapkan, dan kepergian Kakak kesini di rahasiakan, " jawab Sam.

"Hum, aku mengerti Kakak, kalo begitu aku akan memasak dulu, sebelum kamu pulang kamu harus mengisi dulu perut mu, dan aku akan memasak makanan kesukaan Ayah, " ujar Mei len.

"Memang nya kamu bisa memasak, " ujar Sam.

"Kakak meragukan ku, ?"ujar Mei len.

Bukan begitu Adik, hanya saja, Kakak tak pernah melihat kau memasak, " ujar Sam.

"Apa Kakak lupa? jangan kan melihat ku memasak, pulang ke rumah saja Kakak tidak pernah, " ujar Mei len.

"Bukan tidak pernah Adik, hanya saja Kakak jarang pulang, " ujar Sam membela diri.

"Itu sama saja Kakak, " ujar Mei len.

Dengan cepat Mei len bergegas ke dapur, dia tak mau terus berdebat dengan kakak nya, karna itu hanya akan membuang-buang waktu.

Selang beberapa saat tercium lah aroma makanan yang menggoda, bahkan perut Sam, kasim Istana juga pada prajurit menjadi meronta-ronta minta di isi, apalagi perut Jeng dan Jing, karna mereka sudah merasakan memakan makanan yang aromanya sedap itu.

"Adik.. bisa kah kau lebih cepat? aku sudah tak kuat menahan rasa lapar ku, " teriak Sam dari dalam rumah terdengar oleh Mei len.

"Kau dengar itu Bibi, dia sangat berisik sekali, " ujar Mei len.

"Sedari kecil dia memang begitu Nona, " ujar Chi lan.

"Benarkah itu, ?" tanya Mei len tertarik mendengar kisah sang kakak.

"Itu benar Nona, bahkan dia akan selalu berteriak jika makanan nya belum juga datang, " jawab Chi lan.

"Astaga.. ternyata kakak ku separah itu, " ujar Mei len, Chi lan pun tersenyum mendengar kata-kata Nona nya itu.

"Adik... cepat lah, aku sangat lapar, " teriakan itu kembali terdengar oleh Mei len.

"Sebentar Kakak, tinggal satu makanan lagi, " jawab Mei len tak tahan mendengar teriakan sang Kakak.

"Ahhh.. Akhirnya masakan mu tersaji juga, " ujar Sam setelah Mei len selesai memasak, dan menyiapkan semuanya di meja makan.

Kursi dan meja makan di sama sudah tak reyot tagi, karna Jeng dan Jing telah memperbaiki nya.

"Tadi saja meragukan ku, " ujar Mei len.

"Maafkan aku Adik, " ujar Sam.

"Baiklah kali ini aku memaafkan Kakak, " ujar Mei len.

"Kasim.. apa yang kau lihat? cepat lah makan selagi makanan nya panas, " ujar Sam.

"Tuan lebih dulu saja, " ujar Kasim Istana.

"Paman Kasim, ayo makan bersama-sama, saya tidak terbiasa memberikan makanan sisa, jadi ayo makan bersama, " ujar Mei len.

"Tapi Putri.. " ujar Kasim Istana ragu.

"Makan saja Kasim, Putri tak terbiasa bersikap begitu, lihatlah kami juga melakukan hal yang dia pinta, " ujar Jeng.

"Disini bukan Istana, jadi yang mempunyai aturan nya adalah Putri Mei len, jadi silahkan ikut bergabung untuk makan Kasim, begitu pun kalian Para prajurit, " ujar Jing yang sedari tadi terdiam.

"Karna terus di desak, dan juga sudah merasa lapar, maka Kasim Istana tak segan lagi, dia makan dengan begitu lahap, dia menikmati semua suapan yang masuk ke mulut nya.

"Adik, Kakak akan kembali, Kakak dan Ayah akan kembali berperang, begitu juga Putra Mahkota Rui, jadi bersabar lah, juga doakan kami agar selamat, dengan pulang membawa kemenangan, " ujar Sam setelah selesai makan dan berbincang-bincang selama beberapa menit.

"Ku doakan kalian memenangkan peperangan itu, sehingga kalian pulang dalam keadaan utuh, serta membawa kemenangan, " ujar Mei len.

"Jaga diri baik-baik Adik, " ujar Sam.

"Kakak juga, titip salam untuk Ayah, bilang padanya agar tetap sehat, " ujar Mei len.

"Baik Adik, lalu.. untuk Putra Mahkota, ?" ujar Sam.

"Sudah sana segera pulang, " ujar Mei len mengalihkan pembicaraan.

"Hmm baiklah, sampai jumpa kembali Adik, " ujar Sam yang akhirnya pergi meninggalkan Mei len.

………………………

Kurang ajar Paman Wan, awas saja aku akan kembali mengambil biji-bijian itu darinya, " ujar nenek tua Mo yang saat ini sedang berbaring lemah tak berdaya.

Dia tadi mendapatkan lebih banyak hukuman, karna selain membuat keributan, nenek tua Mo juga berusaha melarikan diri, maka dari itulah hukuman nya pun di tambah.

"Bodoh, kenapa Juga kepala desa Chu tak memberi tahu ku, apa kurang pemberian ku padanya? hah.. kenapa dia sekarang berubah? dia kini sudah tak mendukung ku, " ujar kesal nenek tua Mo.

……………………………

"Bagai mana? apakah semuanya sudah beres, " tanya Putra Mahkota Rui setelah mendapati sang teman kembali.

"Apa kau tak melihat aku yang lelehan Rui? karus nya kau memberikan ku minum, bukan malah langsung menanyai ku seperti ini, " gerutu Sam kesal, karna baru tiba sudah mendapat kan beberapa pertanyaan dari sahabat nya itu.

"Cepat lah katakan, " desak Putra Mahkota Rui.

"Jun lihat lah, es dingin kita mulai mencair " ujar Sam sama sekali tak menghiraukan Putra Mahkota Rui.

"Aku belum merasakan mencair, jadi aku tak paham dengan tingkah nya itu, " ujar Jun sedikit mengejek Putra Mahkota Rui.

"Kalian ini, dan kau Jun.. apa mau aku kirim ke gunung api, ?" ujar Putra Mahkota Rui kesal sendiri.

"Hati-hati Jun, dia sangan menyeramkan ketika marah, " ujar Sam kembali meledek Putra Mahkota Rui.

"Sam.. Jun.. awas ya kalian, kita lihat saja pembalasan nya, " ujar Putra Mahkota Rui.

"Kalau begitu aku akan menemui Adik ku, dan akan meminta nya untuk mengembalikan dekrit itu kepadamu, " ujar Sam.

"Kau mengancam ku, ?" tanya Putra Mahkota Rui.

"Tidak.. Aku tak berani, jawab Sam.

"Jun berikan dia hukuman, " ujar Putra Mahkota Rui.

"Maaf saya sedang bebas tugas, " ujar Jun tak kalah meledek kepada Putra Mahkota Rui.

"Kalian..

UDAHAN DULU YA NEXT TIME KITA KETEMU LAGI DI BAB SELANJUTNYA.