Aku Ayu Wulandari, putri tunggal ibu Sarah dan pak Harto, terlahir dari keluarga tak mampu membuat diri ku harus menjadi jaminan hutang orang tua ku.
di usia ku masih lima belas tahun ayah ku kecelakaan saat dia berangkat bekerja sebagai kuli bangunan,
karena musibah itu ibu ku berhutang kepada pak Yasir juragan ikan kaya raya di kampung sebelah.
karena hutang itu aku menikah dengan Farhan Yasir Maulana, putra tunggal pak Yasir yang sekaligus teman SMA ku dulu.
dia adalah laki-laki tampan dan berasal dari keluarga kaya raya hingga dirinya di sukai banyak wanita di sekolah ku.
meski dia adalah laki-laki kaya raya dan juga tampan tidak membuat ku jatuh hati kepadanya.
bagaimana kisah rumah tangga ku? dengan suami yang tidak aku cintai dan sangat aku benci............
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MZ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 25
Jam menunjukan pukul 3 sore, kami pergi dari pantai dan kembali ke rumah paman ku. aku meminta kepada ibu untuk pulang, karna aku takut nanti Farhan marah jika aku pulang malam.
"Bu, ini udah jam 3, apa gak sebaiknya kita pulang saja. aku takut nanti suami aku marah Bu" ujar ku pada ibu
"mmm, iya udah kita pamitan dulu sama paman kamu" ujar ibu
"iya udah ayok" kata ku
Kami berdua pamit kepada paman dan juga istrinya.
"Burhan, aku sama ayu pamit pulang ya, soalnya ayu sudah bilang akan pulang sore pada ayah mertuanya" ujar ibu ku yang berpamitan kepada paman ku
"lah, kenapa kalian gak menginap saja disini" ujar paman ku
"nanti suami ayu marah paman, ayu sudah janji untuk pulang sore" ungkap ku
"iya udah kalo begitu, paman gak bisa ngomong apa-apa, lain kali kalian kesini lagi ya" ujar paman ku
"iya paman, nanti kalau aku ada waktu akan ku ajak suami dan juga ayah mertua ku" ujar ku
"iya udah, kalian hati-hati di jalan, dan paman titip salam sama suami kamu ya yu" ujar paman ku
"iya paman, nanti aku sampaikan" kata ku yang beranjak pergi
"iya udah kami pulang dulu ya han, assalamualaikum" ucap ibu ku
"walaikumsalam" jawab paman ku
Aku dan ibu pergi ke depan gang tempat sopir menunggu kami, sebenarnya aku tak ingin pulang, namun aku takut laki-laki sombong itu marah nanti.
Di perjalanan pulang, kami terjebak macet di kota mataram. ramainya para pengendara mobil dan juga motor membuat jalanan padat.
Jam menunjukan pukul 5 sore, kami masih berada di kota Mataram, tepatnya di jalan gajah Mada. aku merasa lelah dan tertidur di bahu ibu ku, karna rasa ngantuk yang sudah tak bisa aku tahan.
Selang 1 jam kamipun sampai di rumah ayah mertua ku, karena aku tertidur di bahu ibu ku, ibu jadi ikut bersama ku ke rumah ayah mertua.
Aku meminta ibu untuk menginap di rumah ayah mertuaku, namun ibu menolak karena besok dia harus berjualan. aku tidak bisa memaksa ibu, karena aku tidak mau juga terlalu merepot'kannya.
"ibu menginap ya disini" ujar ku yang masih setengah sadar
"enggak yu, ibu pulang saja, besok pagi ibu harus jualan" ucap ibu ku
"mmmm, iya udah kalo gitu, pak, tolong antar'kan ibu ku pulang ya" ujar ku pada sopir pribadi ayah mertua
Ibu ku pulang, sementara aku masuk ke dalam rumah dengan mata yang masih mengantuk. sesampainya aku di ruang tengah, ayah mertua sedang duduk sambil bermain ponsel.
"assalamualaikum" ucap ku yang membuat ayah mertua kaget
"walaikumsalam, astaga kebiasaan kamu, kalo masuk rumah enggak ketok pintu dulu" ujar ayah mertua yang kaget karena kedatangan ku
"maaf yah" ujar ku
"iya, kamu duduk sini dulu" ujar ayah mertua yang menyuruh ku duduk di sampingnya
Jantung ku berdebar, aku merasa takut jika berada dekat dengan ayah Mertua ku. dengan pasrah aku duduk di sampingnya.
"ada apa yah?" tanya ku dengan nada canggung
"ayah minta kamu jaga kesehatan, ayah tidak mau, bayi yang sedang kamu kandung itu kenapa-kenapa" ujar ayah mertua ku
"iya yah" sahut ku
Ayah mertua mengelus rambutku, mencium pipiku, membuat aku merasa geli. aku bergegas masuk ke kamar, di kamar aku melihat Farhan sedang berbaring bermain ponsel.
laki-laki itu sedang sibuk, sampai tak sadar kalau aku masuk ke dalam kamar. aku menaruh tas di dalam lemari dan beranjak naik ke atas kasur.
"kapan kamu pulang?" tanya Farhan dengan nada judesnya
"baru saja" jawab ku dengan mata tertutup
"udah puas jalan-jalannya?" tanya Farhan lagi
"siapa yang jalan-jalan, orang aku jenguk paman ku" jawab ku dengan sikap cuek ku
"enggak usah bohong" teriaknya
"apa sih, kalau ngomong pelan-pelan saja, aku denger kok, jadi enggak perlu teriak segala" ujar ku yang merasa kesal dengannya
"suka-suka aku dong, rumah-rumah aku, kamar juga kamar aku, kok kamu ngatur" ujar Farhan
Aku diam dan tak mau menjawab kata-katanya, percuma aku ngomong sama laki-laki yang keras kepala seperti dia. lagian aku ingin tidur, mata ku sangat mengantuk, jadi aku tidak waktu buat meladeni laki-laki sombong itu.
"oyyy" teriak Farhan yang menepuk keras tangan ku
Aku kaget dan sontak bangun, laki-laki itu membuat ku tak tenang.
"astaghfirullah, apa sih mau kamu, aku ngantuk loh" ujar ku dengan rasa kesal
"lagian, kalo suami ngomong tuh di jawab. malah diem kayak patung" ujar Farhan
"percuma aku ngomong sama kamu, kamu juga enggak bakalan dengerin aku" ungkap ku dengan nada kesal
"nyesel aku nikah sama kamu" ujar Farhan
"kalau kamu menyesal, apa kamu pikir aku tidak begitu?, lagian wanita mana yang akan betah tinggal di kamar berdua sama laki-laki seperti kamu" ujar ku
"udah berani kamu melawan aku, kamu ini cuman tamu di rumah aku, bersikaplah seperti tamu, mengerti!" ujar Farhan dengan nada keras
"terserah kamu, mau kamu bilang aku tamu kek, apa kek. itu hak mu, sekarang tolong jangan ganggu aku, aku ngantuk" ujar ku yang kembali tidur
"dasar wanita miskin" ujar farhan yang terus saja merendahkan aku
Aku merasa ingin menangis, hati ku terasa sakit. laki-laki itu tak menghargai aku sama sekali. aku menyesal telah menikah dengannya, hidup ku hancur oleh Farhan dan juga ayahnya.
Kini aku. sedang hamil, mengandung benih dari ayah mertua ku. aku merasa stres di rumah ini, di satu sisi aku harus menemani laki-laki sombong ini tidur, di sisi lain, aku sudah di nodai oleh ayahnya.
Hidup ku kina sudah hancur, aku cuma bisa pasrah dan menerima semua yang terjadi. aku tidur dengan pikiran yang kacau, entah mengapa hidup ku menjadi seperti ini.
Terlalu berat beban yang harus aku tanggung, seorang gadis miskin seperti ku di anggap mainan oleh para orang kaya itu.
Andai waktu bisa di putar, aku ingin kembali ke masa kecil ku, dan aku pasti akan berusaha untuk mencari kerja, dan melunasi hutang-hutang orang tua ku.
Aku tak ingin mengalami nasib seperti ini, meskipun tinggal di rumah mewah, aku merasa seperti tinggal di kandang harimau. dimana isi rumah ini galak-galak.
Sekarang aku sedang mengandung bayi dari ayah mertua ku, entah apa yang akan terjadi nanti, jika orang tau kalau bayi yang aku kandung, bukanlah anak dari suamiku.
Jadi, penulisan yg benar adlh Farhan bin Abdul Yasir.