Seorang wanita muda bernama Lydia dipaksa menikah dengan mafia kejam dan misterius, Luis Figo, setelah kakaknya menolak perjodohan itu. Semua orang mengira Lydia hanyalah gadis lemah lembut, penurut, dan polos, sehingga cocok dijadikan tumbal. Namun di balik wajah manis dan tutur katanya yang halus, Lydia menyimpan sisi gelap: ia adalah seorang ahli bela diri, peretas jenius, dan terbiasa memainkan senjata.
Di hari pernikahan, Luis Figo hanya menuntaskan akad lalu meninggalkan istrinya di sebuah rumah mewah, penuh pengawal dan pelayan. Tidak ada kasih sayang, hanya dinginnya status. Salah satu pelayan cantik yang terobsesi dengan Luis mulai menindas Lydia, menganggap sang nyonya hanyalah penghalang.
Namun, dunia tidak tahu siapa sebenarnya Lydia. Ia bisa menjadi wanita penurut di siang hari, tapi di malam hari menjelma sosok yang menakutkan. Saat rahasia itu perlahan terbongkar, hubungan antara Lydia dan luis yang bertopeng pun mulai berubah. Siapa sebenarnya pria di balik topeng
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Di vila Moretti, semua orang merayakan kemenangan kecil. Matteo membuka botol anggur, Isabella tertawa lega, bahkan Alessandro tersenyum bangga.
Namun Lydia tidak ikut berpesta. Ia berdiri di balkon, matanya tetap waspada. Luis mendekat, memeluknya dari belakang. “Kau menyelamatkan kita semua, Lydia.”
Lydia menggeleng. “Ini baru permulaan. Mereka tidak akan tinggal diam.”
Ucapan itu terbukti benar. Tengah malam, Rafael berlari masuk ke ruang tamu dengan wajah pucat. “nyonya Isabella hilang!”
Semua orang tersentak. Matteo langsung menjatuhkan gelasnya. “Apa maksudmu hilang?!”
Rafael terengah. “Aku menemukan catatan ini di kamarnya.” Ia menyerahkan secarik kertas. Tulisan tangan kasar,
"Jika kau ingin melihat adikmu hidup-hidup, datanglah sendiri ke dermaga selatan. Ventresca"
Matteo meraung marah, namun Lydia segera mengambil kertas itu. Tangannya bergetar, matanya berkilat tajam.
“Mereka mulai bermain dengan nyawa keluarga kita,” bisiknya.
Luis menatap istrinya, penuh kecemasan. “Jangan katakan kau akan pergi sendirian.”
Lydia menoleh, wajahnya penuh tekad. “Aku tidak punya pilihan, Luis. mama Isabella bukan hanya ibu, dia bagian dari keluarga ini. Jika aku tidak pergi, dia akan mati.”
Alessandro berdiri, wajahnya penuh ketakutan. “Lydia, kau tidak bisa! Itu jelas jebakan!”
Lydia menggenggam tangan ayahnya. “Papa, aku berjanji… aku akan membawa mana Isabella pulang.”
---
Malam di dermaga Zurich dipenuhi kabut tebal. Kapal tua berderit, air sungai bergelombang pelan. Lydia berjalan seorang diri, mantel hitam menutupi tubuhnya. Di tangannya, hanya ada pistol kecil dan pisau tersembunyi.
Dari balik gudang, suara tawa terdengar. Isabella diikat di kursi, mulutnya dibungkam. Beberapa pria bersenjata mengelilinginya.
Don Riccardo Ventresca keluar dari bayangan, tongkatnya menghantam lantai kayu. “Selamat datang, Lydia Moretti. Atau harus kupanggil… pengantin neraka?”
Lydia menatapnya dingin. “Lepaskan dia. Kau ingin aku, bukan dia.”
Don Riccardo tertawa. “Kau pikir dunia berputar sesuai keinginanmu? Kau sudah menghancurkan bisnis kami, Lydia. Malam ini, aku akan menghancurkan hatimu.”
Ia mengangkat tangannya. Salah satu anak buahnya menodongkan pistol ke kepala Isabella.
Namun sebelum pelatuk ditarik, suara tembakan keras menggema. Pria itu terjatuh. Dari balik kabut, Luis muncul bersama Rafael dan Matteo, membawa pasukan.
Pertempuran pecah. Suara peluru memekakkan telinga, darah berceceran di lantai dermaga.
Lydia berlari ke arah Isabella, menebas tali pengikatnya. “mam baik-baik saja?”
Isabella menangis, memeluk kakaknya erat. “Aku takut, Lydia…”
Namun sebelum mereka bisa melarikan diri, Don Riccardo menodongkan pistol langsung ke kepala Lydia. “Jika aku tidak bisa membunuhmu dengan pasukanku, maka aku akan melakukannya sendiri.”
Jari Riccardo menarik pelatuk.
Tapi suara tembakan lain lebih dulu terdengar.
Riccardo terhuyung, darah mengalir dari dadanya. Luis berdiri di belakangnya dengan pistol terasap. “Jangan pernah sentuh istriku.”
Tubuh Don Riccardo jatuh ke lantai, nyawanya melayang. Sisa anak buah Ventresca segera kabur, menyadari pemimpin mereka sudah mati.
Dermaga kembali sunyi, hanya menyisakan bau mesiu dan darah.
----
Di vila, suasana penuh haru. Isabella selamat, meski trauma. Matteo duduk di sampingnya, berjanji tidak akan pernah membiarkannya sendirian lagi.
Alessandro menatap Lydia dengan mata berkaca-kaca. “Kau sudah terlalu banyak mengorbankan diri, anakku.”
Namun Lydia hanya terdiam, menatap api perapian. Luis duduk di sampingnya, menggenggam tangannya.
“Ventresca kehilangan pemimpinnya,” kata Rafael. “Tapi jangan salah. Masih ada sisa-sisa mereka yang akan membalas dendam.”
Lydia mengangguk perlahan. “Aku tahu. Perang ini belum berakhir. Mereka mungkin kehilangan Don Riccardo, tapi kebencian tidak mati begitu saja.”
Luis menatapnya penuh cinta. “Apa pun yang terjadi, kita hadapi bersama.”
Lydia menoleh, menatap wajah suaminya lama sekali. “Bersama.”
Di luar, salju terus turun, menutupi bercak darah di dermaga. Tapi bagi keluarga Moretti, itu bukan akhir. Itu hanya jeda sebelum badai berikutnya.
Karena dalam dunia mafia, kedamaian hanyalah ilusi sementara.
Bersambung…
tp kl bnrn,aku orng prtma yg bkln kabooorrrr.....😁😁😁
bingung eike 🤔🤔🤔😁
lope2 sekebon buat author /Determined//Determined//Kiss//Kiss//Rose//Rose/
Smngtttt...😘😘😘