Nania, seorang wanita pekerja kantoran yang tengah merantau di Kota B, tinggal sendirian di sebuah apartemen. Meski berasal dari keluarga berada di sebuah desa di S, ia memilih hidup mandiri. Namun, kemandirian itu tak menutupi sisi lugu dan cerobohnya.
Suatu pagi, saat bersiap menuju kantor, mood Nania langsung terganggu oleh suara musik metal yang keras dari apartemen sebelah. Kesal, ia memutuskan mengetuk pintu untuk menegur tetangganya. Tapi alih-alih menemukan seseorang yang sopan, yang muncul di depannya,muncul seorang lelaki dengan telanjang dada dan hanya mengenakan boxer membuka pintu dan memandangnya dengan acuh tak acuh.
Akankah pertemuan pertama yang tak terduga ini justru menjadi awal dari sesuatu yang manis?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Messan Reinafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bertemu
Nania menggulir layar ponselnya, belum ada panggilan masuk atau pesan satupun semenjak hari itu.
Meski sudah dia coba untuk menghubungi kembali, tapi nomor ponsel Kai tetap belum ada tanda-tanda aktif.
"Na, nih buat kamu! sekalian pergi nya sama Anggara aja ya" Artha menyerah kan selembar kertas undangan berwarna hitam emas dengan tulisan anniversary 30th Amira & Gerard
Nania membuka mulutnya terkejut. "kamu dapat ini dari mana?" ia membuka undangan itu tertera nama nya "Nania Evelyn & partner"
"Barusan asisten Ibu Amira yang antar, soalnya ibu Amira sekarang lagi diluar kota" Artha menghampiri Anggara yang terlihat sibuk sedang mengedit foto dengan komputer didepannya.
"Anggara sekalian ajakin Nania tuh" goda Artha diiringi senyum kecil Anggara, ia juga menyerahkan undangan yang sama diatas meja nya, namun di undangan itu tertera nama Anggara.
"Ga dibilang pun, aku pasti pergi nya sama Nania kok buk" ujarnya percaya diri. Diiringi gelak tawa Artha yang ikutan menggoda sahabatnya itu. Nania menatap Artha pura-pura kesal.
"Oh ya, nanti sekalian aja kita cari kadonya, kamu mau temanin aku kan, Na?" ajakan Anggara yang tiba-tiba membuat Nania kikuk. "Bo...boleh" ucap nya terbata. Artha tersenyum tipis sembari meninggalkan ruangan kerja mereka
......................
"Kayanya tas ini bagus deh Na" ucap Anggara mengambil sebuah tas hitam kulit didepan mereka. Toko siang itu tidak begitu damai, jadi mereka lebih leluasa melihat-lihat apa yang ingin mereka beli untuk kado pernikahan
"Bagus sih, tapi menurutku mendingan beli kado yang bisa jadi kenangan buat berdua" ucap Nania serius.
Anggara manggut-manggut mengikuti langkah Nania yang berkeliling dari satu toko ke toko lain di mall itu. Namun setelah setengah jam berjalan mereka belum juga menemukan kado yang cocok.
"kalau gitu kita makan dulu aja, kebetulan ada food court dilantai atas" ajak Anggara
"hmm.. boleh"
Mereka menuju lantai atas menggunakan lift mall yang berada tak jauh dari mereka berdiri.
Saat pintu lift terbuka, jantung Nania berdegup kencang, nafasnya tercekat. Seseorang yang ia kenal berdiri di pintu lift ingin memasuki kotak besi itu bergantian.
"Kai"
Kai yang didepannya terkejut melihat sosok wanita yang di cintainya disaat yang sama.
"Nania?"
ia cepat-cepat keluar dari lift di iringi Anggara yang berdiri dibelakangnya.
Nania memeluk pria itu erat, matanya memerah. Air mata kerinduannya tidak tertahan lagi.
Kai menggeser tubuhnya ke tepi agar mereka tidak menghalangi orang yang bergantian naik lift.
tangannya yang bergetar mengusap punggung Nania untuk melepaskan kerinduan yang sama. wajah lusuhnya terpantul di bayangan pintu lift dengan dekapan hangat orang yang dicintainya
"Kai, please jangan pergi" Suara Nania serak lirih menghujam hatinya yang hampa karena kesendirian.
matanya berkaca-kaca mendengar wanita yang tadinya tidak mempercayainya kini justru memintanya untuk tetap tinggal.
"Maafin aku ya Na" ucapnya berbisik ditelinga gadis itu.
Nania tenggelam akan kehangatan dada pria itu. Rasa rindu yang ia tahan perlahan lepas tidak seperti sebelumnya yang terus ia sembunyikan.
Namun ada yang lebih terluka. Satu sosok dibelakang Nania. Pria yang juga sudah menaruh hati padanya harus menyaksikan wanita yang dicintainya memeluk pria lain. Karena memang bukan dia yang Nania harapkan. ia mengalihkan pandangannya memberi jarak menjauh dari mereka berdua.
Nania menyadari itu, ia melepaskan rangkulan nya pada Kai dan melirik ke arah Anggara yang menjauh.
"Kai, aku percaya sama kamu" ucap Nania mantap.
ia tahu hanya kalimat itu yang ingin didengar pria yang ada didepannya.
Kai tersenyum menatap Nania dengan hangat. "Kamu jaga diri baik-baik ya Na, nanti aku akan datang jemput kamu" ia mengusap lembut rambut Nania dan pandangannya teralih kepada pria yang berdiri menjauh memperhatikan mereka.
Nania menyadari itu, "Oh ya, kenalin ini Anggara"
Kai menatap Anggara yang terlihat acuh dan tidak suka kehadirannya.
"Siapa dia?"
"Dia rekan kerjaku, kebetulan kami sedang mencari kado anniversary ibu amira dan gerard kusuma"
Kai terdiam sejenak, kembali menatap Anggara tajam.
Nania menyadari tatapan tidak suka Kai pada Anggara "Hmm... kamu jangan salah sangka, kami hanya rekan kerja"
Kai kembali memeluk Nania menciumi keningnya.
"Nanti aku akan jemput kamu lagi Na" bisiknya. Ia menatap Anggara tajam seakan mengancam nya agar tidak mendekati Nania. Ia melepaskan pelukannya lalu meninggalkan Nania yang terlihat kebingungan.
kemanakah pria itu? dan apa yang direncanakannya.gumamnya dalam hati
Anggara perlahan mendekat seiring langkah Kai yang menjauh.
"Ayo Na, kita makan siang dulu" ajaknya seakan mengacuhkan momen barusan.
Nania mengangguk kembali pandangannya melihat Kai dari jauh dan perlahan menghilang.