Spin of novel TOUCH ME, UNCLE DOM!
The Prisoner of mafia menceritakan tentang seorang gadis yang di tawan oleh Bos Mafia yang paling di takuti di Negara Italia.
Arracelia nama gadis itu. Dia adalah gadis riang dan bar-bar yang mampu menjungkir balikkan hidup Carlos sang Bos Mafia.
Follow IG me @thalindalena
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Drama pagi hari
Pagi harinya. Keadaan Arra bukannya membaik malah semakin buruk. Pagi-pagi sekali wanita itu memuntahkan isi perutnya berulang kali di kamar mandi, membuat Carlos cemas.
“Aku akan memanggil dokter!” tegas Carlos tidak mau di bantah. Dia segera menggendong istrinya menuju tempat tidur.
Arra tidak menjawab ucapan suaminya karena tubuhnya sangat lemas.
“Pakai pakaianmu!” Carlos melemparkan pakaian yang baru dia ambil di atas tepian tempat tidur kepada istrinya.
“Kau tidak ada romantisnya sama sekali! Sungguh jahat sekali, subuh tadi kau menggagahiku lagi dan sekarang kau seolah mencampakkan aku! Dasar iblis!” umpat Arra, kedua matanya berkaca-kaca kemudian memakai pakaiannya dengan perasaan tidak karuan.
“Tidak perlu manja ‘kan?!” Carlos menjawab ucapan istrinya dengan nada datar sembari memegang ponselnya, bersiap untuk menghubungi dokter.
“Jika badanku tidak lemas, sudah aku pastikan bokongmu akan remuk!” umpat Arra seraya mendudukkan dirinya lalu merebut ponsel Carlos dan melemparkannya ke atas tempat tidur dengan asal. “Kau juga tidak perlu peduli denganku!” Arra beranjak dari tempat tidur dengan susah payah. Carlos ingin membantunya, akan tetapi tangannya di tepis oleh Arra lebih dulu.
“Sayang!” Carlos memanggil istrinya dengan nada kesal tertahan.
“Apa?! Kau memang tidak pernah mengerti perasaanku!” Arra berseru saat sudah berada di luar kamar.
“Astaga! Apa lagi salahku?” Carlos mengusap wajahnya dengan kasar, perasaan dia tidak melakukan kesalahan apa pun. Akan tetapi, tanpa dia sadari sikapnya yang kasar dan datar telah menyakiti perasaan istrinya.
*
*
Arra berjalan menuruni anak tangga menuju ruang makan.
“Morning menantu,” sapa Gino pada Arra. Pria paruh baya itu tersenyum palsu kepada Arra saat berpapasan di tengah anak tangga.
“Drama apa lagi ini?” batin Arra, seraya memutar kedua matanya dengan malas. Karena mertunya tiba-tiba terlihat manis dan menyapanya dengan ramah.
Sungguh mencurigakan!
“Selamat pagi juga ayah mertua yang tampan, dan baik hati. Semoga sapaan pagi Anda tidak hanya manis di bibir saja!” balas Arra lalu melanjutkan langkahnya tanpa memedulikan ayah mertuanya lagi.
Eugino berdecih kesal, seraya memandang punggung Arra.
“Sombong sekali dia! Bukankah aku sudah berbaik hati menyapanya? Ah, sudah tidak tahan lagi aku meski harus berpura-pura baik dengannya!” geram Gino di dalam hati.
Carlos masih berada di dalam kamar. Ia mengurungkan niatnya untuk menghubungi dokter, namun ia menghubungi anak buahnya, untuk membelikan ponsel dan macbook untuk istrinya.
“Selamat pagi!” Arra menyapa satu persatu pelayan yang ada di dapur.
“Selamat pagi, Nyonya muda. Anda membutuhkan sesuatu?” sapa balik para pelayan bersamaan. Kemudian salah satu pelayan menarik kursi di ruang makan, mempersilahkan Arra duduk di sana.
“Emh, iya, aku membutuhkan teh hangat,” jawab Arra tersenyum tipis.
Para pelayan pun senang karena dengan kehadiran Arra di mansion tersebut, suasana tidak terlalu tegang seperti biasanya.
“Baik, Nyonya, akan saya buatkan,” jawab salah satu pelayan.
Kemudian pelayan lainnya menghidangkan menu sarapan di meja makan yang membuat Arra sangat mual.
“Apa ini?!” Arra segera mencapit hidungnya dengan jari telinjuk dan ibu jarinya.
“Ini waffle bayam saus keju. Bukankah ini menu Favorite Anda?” ucap pelayan dengan heran, pasalnya Carlos sudah memerintahkan para pelayan dapur untuk menyiapkan menu favorite Arra untuk sarapan.
“Iya, tapi kenapa baunya aneh. Ah, perutku ... huek ...” Arra segera berlari dari ruang makan menuju ke arah tangga akan tetapi karena dia terburu-buru membuatnya tidak memperhatikan jalan, dan membuatnya menabrak Eugino—ayah mertuanya.
“Apakah kau tidak punya mata?!” umpat Gino.
“Maaf, tapi aku tidak punya waktu untuk berdebat! Biasakah Anda minggir!” seru Arra sambil menutupi hidungnya, perutnya semakin bergejolak dan dia sudah tidak bisa menahannya lagi.
“Kau pasti sengaja kan!!” bentak Gino dengan nada mengerikan.
“Tidak, maaf, tapi .... hueekkkkkk ...” Arra mengeluarkan isi perutnya dan mengenai badan ayah mertuanya.
“Menjijikkan!!!” geram Gino sembari bergidik jijik sembari menatap pakaiannya yang sudah kotor karena terkena muntahan menantunya.
***
Sabar ya sabar 🤣🤣
Jangan lupa like, komentar dan vote-nya❤❤
Rasakan bau muntahan menantumu