"Umi, mau ngenalin kamu dengan anak teman Umi Zah.." . Jelas Umi dengan Lembut. Sungguh, bagai tertusuk peri di hatiku. Dari dulu Umi tak perna membicarakan soal perjodohan untukku. Dan begitu sedih hatiku karna Aku benar benar tak mampu menolak apapun keinginan Umi. Dan yang membuat aku dilema adalah aku sudah merimah sebuah ta'aruf dari santriwan juga di sini yang sudah bergelar seorang Ustadz.Meski aku belum menceritakan semua pada keluargaku.
Dan lebih mengejutkan lagi aku harus mau menerimah perjodohan ini, untuk menuntun calon suamiku yang Notabennya adalah anak Geng Motor. Lantas, dapatkah aku mencintainya..? dan menjadikan keluarga kecil kami sakinah mawaddah warrohmah..??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anna Anisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terharu dan Bahagia
Siang ini tampak sang surya sangat melebar, hingga rasanya suasana nya panas sekali.
Al terlihat rebahan di kamar Azizah, dengan hanya memakai baju singlet dan celana pendek. Padahal AC nya juga sudah di hidupkan. Tapi rasa panas dari luar membuatnya gerah.
Azizah yang baru saja menemani Abinya, membuka pintu kamarnya. Netranya jatuh pada suaminya yang sedang rebahan di tempat tidur.
Sebenarnya Azizah malu, jika melihat suaminya sedang berpakaian seperti itu. Mungkin karena belum terbiasa.
"Gimana Abi Dik..? " Tanya Al sambil memposisikan badannya saat Azizah hendak duduk di sampingnya.
"Sudah enakkan mas. " jawabnya terdengar lega.
Sebenarnya Azizah meresa lelah, ingin rasanya merebahkan badannya. Tapi ia merasa canggung .
"Dik, kalau kamu lelah. Istirahat dulu. " Al sambil menggeser badannya dan memberi tempat untuk Azizah.
"Ah iya mas, "
Azizah berlahan membaringkan tubuhnya di samping Al. Sama dengan Al, ia kemudian menaruh ponselnya di nakas samping ranjang. Lalu membalikkan badannya menghadap ke arah Azizah.
Azizah merasakan nafas dari hidung suaminya membelai wajahnya. Hatinya gini kembali dag dig dug.
Tak sungkan lagi, Al malah meletakkan tanganya di pinggang gadisnya.
Dengan sedikit melirik ke arah Al. Ternyata Al sudah memejamkan matanya. Azizah yang merasa lelah pun akhirnya ikut tertidur pulas di pelukakkan Al.
🍀🍀
Azizah terlihat memicingkan matanya dan ia terbelalak kaget, saat jam di dinding menunjukkan pukul 4 sore.
"Ya Allah, astaghfirullah . Sudah sore. Sudah masuk waktu ashar. "
Ia melihat suaminya masih terlelap.
"Mas... mas.. " sambil mengoyahkan bahu Al.
"Hem.. " jawab Al dengan mata masih tertutup rapat.
"Sudah jam 4 sore. Bangun yuk, sudah waktunya sholat ashar. "
Berlahan Al membuka matanya. Rasanya terlalu nyaman tidur dengan Gadisnya. Hingga dia lupa waktu.
Ia beranjak dan duduk . Terlihat masih menyeimbangkan dirinya. Sedang Azizah sudah ke kamar mandi terlebih dahulu.
Selesai mandi Azizah ke kamarnya.
"Mas mandi sana sudah sore. Aku tungguin kita sholat berjamaah. " suara Azizah sambil menyodorkan handuk pada suaminya.
"Iya dik." Al lalu beranjak ke kamar mandi, sedang Azizah mengambilkan baju ganti untuk Al dan mukenahnya.
Tak selang lama Al sudah selesai mandi,
Azizah sudah menata 2 Sajadah.
"Mas, sudah siap jadi imam..? " tanya Azizah.
"Siap dik. Aku sudah belajar dan bisa. InsyaAllah aku bisa dik.. " Suaranya terdengar yakin.
Setidaknya walau hanya sedikit Al bisa mengaji. Itu yang membuatnya lebih mudah belajar tata cara sholat yang benar. Dan akhir-akhir ini pun, dia sudah terbiasa dengan sholat 5 waktu.
Azizah berdiri di belakangnya. Menjadi makmum dan terlihat khusyu'.
"Allahu Akbar. " Suara Al terlihat lantang dan jelas.
"Bismillahir Rohmanir Rohiim... "
__________
"Assalamualaikum.. "
"Assalamualaikum... " Suara lirih Azizah.
Kemudian Al menengadahkan tanganya dan berdoa dan Azizah mengamini doanya.
Selesai berdoa, ia membalikkan badannya dan sang istri merimah tangannya yang ia ulurkan dan ia mencium punggung tangan Suaminya. Tanpa di sadari air mata Azizah meleleh.
"Kamu menangis dik..? " tanya Al pelan.
Azizah hanya mengangguk kecil.
"Kenapa.. ada apa..? "
"Makasih ya Mas. Mas sudah mau berusaha jadi imam terbaik untukku. " ia menatap lekat-lekat netra suaminya. Ada rasa simpati yang mendalam pada sosok di depannya ini. Siapa sangkah laki-laki di depannya ini bisa dengan mudah menerimahnya dan mau berusaha berubah demi dirinya.
Rasa terharu dan bahagia menyelimuti relung hatinya. Tak dapat di tahan buliran kristal itupun melesat.
Al kemudian memegang kedua tangan Gadisnya.
"Aku yang harusnya berterima kasih dik. Kamu sudah mau menerimaku apa adanya. " Kemudian Al mengusap pipi gadisnya. "Dan maaf dik, aku belum bisa menjadi imam yang sempurna untukmu. " suaranya terdengar lirih.
"Sudah jangan menangis. Nanti sama Abi dan Umi di kirain tak apain dik.. " sambil tersenyum manis.
Azizah kemudian menyeka air matanya yang masih tersisa. Lalu merapika mukenah dan sajadahnya.
"Mas Aku ke kamar Abi dulu ya. Mau lihat kondisi Abi. " ucap Azizah sambil menaruh mukenahnya di almarinya.
"Aku ikut ya dik. " pinta Al.
"Ayo kalau gitu. "
Keduanya kemudian ke kamar Abinya. Terlihat pintunya pun terbuka. Dan Uminya melihat keduanya.
"Nduk, sini ajak masuk suamimu. " titah Umi.
Azizah mengangguk kemudian keduanya masuk kedalam.
"Gimana keadaan Abi Mi.. ? " tanya Al sambil duduk di kursi samping ranjang. Sedang Azizah duduk di samping Abinya, terlihat memijat pelan kaki Abinya.
"Sudah enakan nak Al. " jawab Umi.
"Apa perlu di periksakan ke Rumah Sakit Umi." tawar Al.
"Gak usah nak Al. Abi sudah enakan kok. " Umi tak mau merepotkan menantunya. "Iya kan Bi. " Sambungnya sambil menoleh ke Suaminya.
Sedang Abi hanya mengangguk.
"Ya syukurlah Umi kalau begitu. " jawab Al lega.
"Abi sudah minum obatnya Umi..? " tanya Azizah.
"Sudah nduk. " jawab Umi lirih.
"Habis ini siapin makan malam untuk suamimu ya nduk. Itu Umi sudah masak tinggal menyajikan di meja makan. "
"Iya Umi. "
**
Sementara itu di kediaman Jaya Adi Pratama.
"Ma.. Mama.... kemana sih mama ini.. " suara Sonya menggema di ruangan kamar Mamanya.
Saat mau balik badan .
"Ada apa Sayang. Mama masih di kamar mandi. " Terdengar suara Mama di kamar mandi.
Cepat-cepat Mama Ratih keluar. Terlihat Sonya sudah duduk di ranjang Mamanya.
"Kenapa, Kok mukanya di tekuk seperti itu.? " Tanya Mama saat melihat wajah putrinya yang sedang terlihat kesal.
"Mama tadi mas Ilham gak pamit sama Mama pas mau keluar.? " tanya Sonya.
"Iya, Ilham pamit sama Mama. " sambil duduk di samping putrinya.
"Kemana Ma bilangnya.? "
"Lagi ke bengkel mau nyervis Mobilnya. "
"Beneran Ma ke bengkel. " Sonya terlihat ragu dan tak percaya.
"Lah memang kemana kalau gak ke bengkel. " Mam balik tanya ke Sonya.
"Ya gak tau Sonya Ma. Soalnya ponselnya Sonya hubungi gak aktiv dan Mas Ilham keluar sudah lama Ma. Kan Sonya jadi khawatir. "
Mama melihat arlojinya.
"Baru jam 7 Sayang. Sebentar lagi juga pasti pulang. " Mama mencoba menenangkan Sonya. "Kamu gak coba telfon ke rumah mertuamu , siapa tau suamimu pulang kesana sebentar.? " sambung Mama.
"Iya sih Ma. Kalau gitu aku coba telfon ke rumah Mas Ilham saja ya Ma. "
"Iya Sayang. "
Kemudian Sonya keluar dari kamar Mamanya bersamaan Papa Jaya masuk ke kamar.
"Kenapa Sonya Ma.? " tanya Papa.
"Itu loh Pa, dia khawatir karena suaminya belum pulang juga. " jawab Mama sambil meraih ponselnya di Nakas.
"Memang Ilham kemana.? " tanya kembali Papa.
"Tadi sih pamit sama Mama, katanya mau ke Bengkel servis mobilnya. Tapi ia sampai pukul 7 belum balik. Kan buat Sonya khawatir. " Jelas Mama Ratih.
"Em.. " Papa sambil merebahkan badannya di tempat tidur.
***
semangat🥀
dukung terus karya saya ya kak
tunggu part selanjutnya🥰🥰🙏🙏