NovelToon NovelToon
Kasih Terlarang Sang Hostess

Kasih Terlarang Sang Hostess

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Single Mom / Crazy Rich/Konglomerat / Nikah Kontrak / Balas Dendam / Playboy
Popularitas:868
Nilai: 5
Nama Author: Wulan_Author

Alma Seravina, seorang ibu tunggal yang bekerja sebagai Hostess di sebuah klub malam, harus menghadapi pandangan merendahkan dari masyarakat sekitarnya. Pekerjaannya yang unik, yang memerlukan dia untuk bekerja di malam hari, sering kali disalahpahami sebagai pekerjaan yang tidak pantas. Namun, Alma tetap mempertahankan pekerjaannya untuk membesarkan anak satu-satunya. Meskipun pandangan masyarakat membebani dirinya, Alma tidak pernah menyerah sedikitpun apalagi setelah mengetahui kondisi anaknya yang sedang sakit parah.

Di tengah kebingungan, tiba-tiba saja seorang pemuda yang usianya jauh di bawah Alma memasuki kehidupannya untuk balas dendam atas kematian tunangannya yang berkaitan dengannya. Namun, bukannya berhasil membalaskan dendam, Gevan justru malah terjebak nikah dengan Alma.

"Ayo menikah dan tandatangani kontrak ini!"

Alma tersenyum remeh, "Apa kamu bercanda? Aku tidak pantas jadi istri kamu, aku lebih pantas jadi kakak atau Tante kamu!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wulan_Author, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

23 Wanita Tiga Puluh Tahun yang Lalu

Mendengar perkataan orang tua Alma, entah mengapa hati Gevan terasa sakit seperti di sayat benda tajam. Apa mungkin ada hal yang terlewat yang belum dia ketahui tentang keluarganya?

Namun, beberapa detik kemudian Gevan kembali tersadar, dia harus ingat pada tujuannya dan jangan lemah karena melihat air mata yang jatuh karena kepalsuan yang mungkin sedang dimainkan wanita itu.

"Apa kalian adalah orang tua kandung Alma?" cetus Gevan.

Pak Bayu sontak langsung menoleh, "Kenapa kamu bertanya seperti itu? Jelas Alma adalah anak kami, anak kandung kami!" jelas Pak Bayu.

Pandangan ibu Julia semakin menakutkan, terlihat jika ibu Julia sangat tidak suka pada Gevan.

"Lalu mengapa aku lihat tidak ada kasih diantara ibu dan anak ini? Atau, apa mungkin Alma adalah anak sambung kalian?" cetusnya sambil terkekeh kecil.

"Jangan bicara sembarangan kamu!" sentak Ibu Julia.

Alma ikut menoleh lalu menepis lengan Gevan karena ucapannya terlalu kejam dan tidak masuk akal.

Namun, pandangan dan gestur Pak Bayu berbeda dari sebelumnya. Tubuhnya seperti tidak nyaman setelah Gevan bertanya tentang siapa Alma sebenarnya. Apa mungkin ada hal yang sudah ditutupi oleh Pak Bayu selama ini?

"Hei anak muda, aku lihat wajahmu masih sangat muda! Berapa usia mu hingga berani ingin menikahi wanita yang mempunyai seorang putri?" cibir ibu Julia.

Gevan terkekeh kecil, "Umur bukanlah penghalang untuk cinta kami, umur juga tidak penting saat ini!" sahutnya dengan santai.

"Pantas saja kamu bersikap kurang ajar! Aku yakin kamu pasti bukan dari keluarga baik-baik!"

"Ibu! Jangan sembarangan atau.."

"Atau apa? Apa kamu mau mengancam ibu?" Mata ibu Julia kembali melotot.

Dari kejauhan seorang wanita paruh baya yang sedang berjalan diiringi oleh beberapa pengawal dibelakangnya hendak melewati Alma dan keluarganya yang masih bersitegang. Namun, tiba-tiba saja pandangannya tertuju pada sosok pemuda yang sangat dia kenal. Wanita paruh baya itu kembali berjalan hingga berhenti tepat disamping Alma dan Gevan.

"Sedang apa kamu di sini?" tanyanya dengan suara lembut namun menakutkan.

Gevan terkejut setengah mati saat melihat wanita paruh baya itu bertanya kepadanya disaat situasi sedang tegang.

Gevan langsung melepaskan genggamannya, "Aku sedang mengunjungi seseorang," sahut Gevan dengan suara terbata-bata.

Wanita paruh baya yang masih terlihat anggun dan masih menawan itu menoleh kearah Alma dengan jeli, menatapnya dari atas sampai bawah hingga berhasil membuat Alma risih dibuatnya.

"Lalu siapa wanita ini?"

Ibu Julia yang merasa sudah dipermainkan oleh pemuda ingusan ini hanya berdecak sambil tersenyum remeh.

"Ternyata aku baru saja ditipu oleh bocah ingusan!" ucapnya, lalu menjauh beberapa meter kebelakang.

Hati Gevan terasa panas dan merasa tak enak karena di situasi seperti ini dia malah seperti seorang pengecut.

"Ada apa sebenarnya ini?" tanya wanita itu lagi.

"Dia Alma! Jangan ikut campur dengan urusan ku!" tegas Gevan.

Wanita itu mengerutkan keningnya sambil tersenyum remeh.

"Apa mungkin ini adalah wanita yang sudah membuatmu menolak perjodohan yang ibu sudah atur?"

Alma langsung menatap Gevan dengan tatapan tak percaya. Ternyata ucapannya tempo hari benar, bahwa saat ini dia akan dijodohkan oleh kedua orang tuanya.

Ibu Julia yang berhasil terdiam pun merasa heran dan penasaran dengan wanita yang ada dihadapannya ini. Dalam hatinya bertanya-tanya siapa wanita yang berpakaian rapih ini hingga harus dikawal oleh pengawal. Jika dia adalah ibu pemuda yang bersama Alma, apa mungkin pemuda itu bukan orang sembarangan.

Karena penasaran, ibu Julia kembali mendekat kearah Alma dan wanita paruh baya itu.

"Permisi, sebenarnya siapa Anda?" tanya ibu Julia dengan tatapan aneh.

Wanita paruh baya itu menoleh pada ibu Julia dengan ekspresi tak menyenangkan. Namun, setelah menoleh beberapa detik, wanita itu langsung memalingkan wajahnya kembali dengan sombong seperti tak menganggap bahwa ada Ibu Julia disampingnya, wanita paruh baya itu kembali menatap Gevan dan Alma yang ada di hadapannya dengan tatapan tajam.

"Ayo kita pulang! Besok Tamara dan keluarganya akan datang," ucapnya.

Ibu Julia yang merasa sedang diabaikan kesal dan jengkel melihat wajah wanita itu, apalagi saat melihat sikap sombongnya yang diduga dia ini adalah ibu pemuda itu.

"Ternyata aku benar, bahwa kalian bukanlah dari keluarga baik-baik!" cetusnya.

Mendengar sindiran yang di ucapkan ibu tua dibelakangnya, ibu Gevan kembali menoleh dengan tatapan sinis.

"Permisi, apa mungkin barusan Anda sedang menyindir saya?"

Ibu Julia berdecak, "Memang siapa lagi? Anda dan putra Anda baru saja mengacau disini, bahkan barusan putra Anda berkata dengan lantang jika dia adalah calon suami anak saya dan ingin menikahi Alma besok!" ucap ibu Julia dengan lantang.

Wanita itu langsung menatap Gevan dengan tatapan tak percaya, sementara Gevan dia terlihat kesal dengan mulut ibu Julia yang lemes dan tak bisa menjaga ucapannya.

"Apa itu benar, sayang? Apa mungkin yang diucapkan wanita ini benar, kamu akan menikahi gadis ini?" ucapnya sambil terkekeh.

Alma terdiam kaku, entah apa yang harus dia lakukan sekarang, semuanya terasa buntu dan canggung.

"Dia bukan gadis, melainkan wanita yang sudah mempunyai seorang anak yang berusia tiga tahun!"

Deg

Jantung Alma seketika berdesir kuat saat mendengar ibunya sendiri merendahkannya didepan orang lain.

Dengan susah payah Alma menelan saliva nya dengan kasar.

"What? Are you serious? Apa dia seorang single mom?"

Gevan ikut tegang, "Dia.."

Ucapannya kembali terpotong oleh ibu Julia.

"Bahkan dia tidak pernah menikah!" Lagi, ibu Julia tak bisa mengontrol ucapannya demi menjatuhkan harga diri Alma.

Mata wanita itu kembali melotot tak percaya, "Apa kamu sedang bercanda, Gevan? Sebenarnya wanita seperti apa yang ingin kamu nikahi ini?" remeh ibunya.

"Aku bilang jangan ikut campur! Ini urusanku dan ini adalah hidupku!" sentak Gevan.

Wanita paruh baya itu memejamkan matanya sambil mencubit kedua pelipisnya untuk meredakan nyeri kepalanya yang tiba-tiba saja terasa.

"Tidak bisa! Mama akan selalu ikut campur dalam urusan kamu, Gevan!"

Ditengah ketegangan, tiba-tiba saja seorang dokter keluar dari ruangan Rose. Alma yang sudah sangat khawatir pada kondisi Rose langsung menghampiri dokter tanpa menoleh kearah belakang lagi.

"Dokter, bagaimana kondisi anak saya sekarang?"

Dokter kemudian membuka peralatan safety, "Syukurlah Nona Rose sudah siuman," ucap sang dokter.

Betapa hati Alma sangat lega saat mendengar jika Rose sudah siuman. Alma langsung sujud syukur sambil meneteskan air mata.

"Terima kasih Tuhan, terima kasih sudah menyelamatkan anakku," gumam Alma.

Dari kejauhan ibu Gevan tersenyum remeh sambil menggelengkan kepalanya.

"Bawa Gevan pergi dari sini!" titah Nyonya besar ini.

Gevan memundurkan tubuhnya, "Aku tidak akan pergi kemanapun!" tolak Gevan.

"Nyonya, Wisma?"

Wanita itu lalu menoleh, "Dokter Yusep? Anda kah itu?" tanyanya dengan ramah.

Mendengar nama Wisma entah mengapa ibu Julia merasa jika nama itu tidaklah asing.

"Apa mungkin Wisma yang itu?" gumam ibu Julia dengan ekspresi terkejut. "Tidak! Tidak mungkin! Dia pasti bukan orang itu!"

Hati Ibu Julia semakin gelisah memikirkan wanita yang bernama Wisma itu, semakin dipikirkan jantung Ibu Julia terasa sesak dan nyeri, tubuhnya merinding hingga lututnya ikut lemas saat membayangkan kejadian kelam tiga puluh tahun yang lalu.

"Tidak, semua sudah berlalu dan dia tidak mungkin kembali lagi! Dia sudah tiada!"

1
Xvoid_99
lanjutt🔥
Wolfmoon: Terima kasih untuk supportnya Kak, selalu dukung aku yaa.. jangan lupa beri saran jika ada yang kurang 🤗❤️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!