Love You Geng Leader

Anisa kemudian mengambil nasi lalu menaruhnya di atas piring jayden dengan hati-hati.

"mau apa lo? gue bisa sendiri. Lo makan aja sendiri nggak usah urusin gue!" sentak jayden.

" aku hanya melaksanakan Tugasku sebagai istri. saat ini aku nggak bisa melayanimu layaknya istri sepenuhnya. hanya ini yang bisa aku lakukan untukmu mengejar surga-Nya Allah" tutur Anisa.

mendengar itu reflek jayden memalingkan wajahnya ke samping. wajahnya tersipu malu mendengar kalimat yang diucapkan Anisa. mendadak wajahnya memanas dan hal itu diperhatikan oleh Anisa.

" jayden? Kenapa wajah kamu memerah? Kamu sakit?" katanya Anisa sembari menempelkan punggung tangannya di dahi jayden.

Deg! Deg! Deg!

tiba-tiba ada yang aneh dari dalam tubuh jayden. perasaan ini tidak pernah ia rasakan sebelumnya. berdebar jantungnya yang berdetak lebih kencang Dari biasanya. ini mengingatkan dirinya saat bertemu dengan seseorang wanita sewaktu duduk di bangku sekolah dasar kelas 6 SD.

" G-gue kayaknya sakit jantung" ucap jayden.

" hah? kamu serius, jayden? kalau begitu ayo kita ke rumah sakit"

" ck! berlebihan lo! lo kira gue sekarat?"

" lah? sakit itu berbahaya jayden. bisa meninggal!"

" serius lo? "

"iya! " Anisa menatap jayden dengan lekat. wajahnya sangat serius membuat jayden tak kuasa menahan tawa. Namun, bukan tawa yang keluar melainkan senyuman yang sangat menawan yang memperlihatkan ketampanannya jauh lebih tampan berkali-kali lipat. apalagi dihiasi dengan pencahayaan yang minim. Anisa bahkan sudah terpana duluan.

Anisa kemudian menutup kedua matanya dengan Kedua telapak tangannya dan Hal itu membuat jayden menaikkan sebelah alisnya.

" kenapa lo? Lihat hantu?" tanya jayden, sembari menoleh ke arah belakangnya. bukannya apa. jayden juga takut akan hal-hal berbau mistis seperti itu.

Anisa lantas menggeleng cepat.

" aku nggak kuat lihat muka kamu" ceplos Anis.

" hah? kalau kira muka gue bikin orang Sawan? Buka tangan loh!"

" nggak mau!" Anisa semakin mengeratkan tangannya Menutup Matanya.

Jayden kemudian mendekati Anisa, lalu tangannya terulur untuk melepaskan tangan Anisa yang menutupi kedua matanya.

Sat!

kedua tangan Anisa dipegang oleh jayden. mata Anisa terbuka dengan sempurna. manik mata coklat itu kini bertemu dengan mata elang Milik jayden.

Deg! Deg! Deg!

kini suara Irama jantung Anisa yang berdetak lebih kencang dari biasanya.

" j-jayden "

" hem? "

" le-lepasin tangan aku" pinta jayden.

Jayden pun menarik tangannya yang masih menggenggam tangan Anisa. ibu jari jayden kemudian mengelus permukaan kulit tangan Anisa dengan lembut.

" jayden! k-kamu ngapain? " Anisa semakin gugup.

Jayden melihat Anisa dengan senyum yang menyeringai.

" tangan lo lembut juga" ucap jayden, lalu pemuda itu kembali duduk di sofa singlenya.

Setelah tangannya terlepas, Anisa buru-buru membenarkan jilbabnya sebagai bentuk menutupi kegugupannya.

" jangan salah tingkah, sekarang kita makan, gue udah laper"

"iya"

Mereka pun menyantap sarapan bersama. hingga waktu menunjukkan pukul 09.00 barulah mereka selesai dengan kegiatan mereka. Jayden meminta Anisa keluar terlebih dahulu agar tidak ada yang mencurigai gerak-gerik mereka.

ini Anisa telah tiba di depan kelas. iya Ketuk dengan pelan namun yang terdengar bukan sahutan oleh guru melainkan suara riuh siswa dan siswi yang berada di dalam kelas.

Anisa pun membuka pintu dengan pelan. rupanya di sana tidak ada guru. oleh karena itu para siswa masih melakukan kegiatan mereka masing-masing.

"wah! Anisa! " seru Radin.

Raden kemudian melambai-lambaikan tangannya. langkah Annisa tersendat manakala di sebelah kursinya bukan Radit melainkan seorang wanita cantik dengan bibir yang terlihat begitu memukau. cantik dan mempesona. Anisa baru melihat gadis secantik itu di sekolah ini. bahkan menurut Annisa, celsa sajak kalah dengan kecantikan gadis yang duduk di kursi sebelahnya.

"Hai" Siapa gadis yang duduk di sebelah Anisa.

Anisa kemudian duduk dengan senyum yang Canggung. tangan Anisa terlulur untuk bersalaman dengan gadis itu.

" aku Anisa, Nama kamu siapa?" tanya Anisa.

" gue Dinda. pacarnya Radin"

Anisa melongo, jadi Raden sudah punya pacar? Anisa baru tahu.

" Hehehe kaget ya? ini pacar aku, nis. kita baru pacaran 1 bulan ini" imbuh Radin.

Anisa manggut-manggut. Anisa sangat menyayangkan karena Raden melakukan hubungan tanpa ikatan halal. padahal Anisa berharap ia bisa belajar ilmu agama bareng dengan Raden, karena dilihat Raden merupakan pemuda yang agamis dari siswa-siswa yang lain.

" kamu melamun Nis?" tanya Radin.

"eh? Maaf aku tadi lagi mikirin sesuatu"

" mikirin apa?" Ini Dinda yang ikut menimpali.

Anisa melirik ke arah Dinda. Entah kenapa Anisa mempunyai firasat buruk tentang Dinda. Semoga saja tidak benar. Anisa berharap Dinda bukan gadis yang seperti Iya pikirkan.

" pagi anak-anak!" seru seorang pria dewasa yang datang dengan seragam olahraga yang selalu ia pakai saat mengajar.

dia adalah guru Penjaskes. guru mata pelajaran olahraga. Anisa Baru kali ini melihatnya.

" Wah, pagi-pagi Udah seger aja, Pak! " ucap Raden yang tiba-tiba.

" hehehe, Gimana setelan baru bapak? tampan tidak!" bales pak guru.

" Wih, ganteng banget, pak! kayak mau nyalag! " ucap Radin lagi.

semua murid pun ikut bersorak meneriaki nama Pak Roni selaku guru Penjaskes.

" Pak Roni Open donasi, nggak? Saya mau nih di adopsi sama bapak. Kasihan bapak terlalu lama membujang, biar saya menjadi anak bapak, biar dikira duda tampan." ucap salah satu murid lainnya.

" ya, aku juga mau pak! "

" aku juga" seru mereka serentak.

Pak Roni hanya memijat kepalanya yang pening.

" husstt!! jangan berisik! saya bisa mencium hawa hawa ada batu dibalik udang! tutuk pak Romi, kesal.

" Aduh! ketahuan deh.. " Murid-murid kecewa.

Anisa hanya mengulum senyumnya melihat reaksi teman-temannya yang terlihat menundukkan kepalanya.

" Bapak murid Tukinem, deh" ucap Radin.

" hah? Tukinem siapa? "

" hehe, orangnya tampan, Pak. kayak bapak. Senang nggak dipuji sama orang yang nggak kalah tampan dari bapak? kalau senang bolehlah di cancel ulangannya" ucap Radin.

" cancel gundulmu! keluarkan kertas kalian! kita ujian sekarang!" perintah Pak Roni.

" yaahhh... " para siswa mendesah kecewa.

mereka semua fokus mengerjakan ujian dengan tenang. tenang mencontek karena diperbolehkan. Pak Roni sendiri sedang asyik sendiri, Bu selfie Ria dengan ponsel Apple diinjaknya.

BRUM! BRUM! BRUM!

bunyi suara delman mematikan indra pendengaran. bunyi motor itu tak hanya satu melainkan sangat banyak hingga suaranya terdengar bising memenuhi area sekolah.

murid-murid yang fokus mengerjakan ujian pun sontak keluar kelas untuk melihat apa gerangan di sana. Anisa pun turut ikut untuk melihat di bawah sana.

di sana terlihat banyaknya motor sport yang berbaris dengan rapi. jaket yang mereka kenakan pun serentak berlambang logo bulan hitam di punggungnya.

.

.