NovelToon NovelToon
Revano, Posesif Badboy

Revano, Posesif Badboy

Status: sedang berlangsung
Genre:Bad Boy
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: aulina alfiana

"Putus kan pacar Lo!!"


Revano menatap tajam ke arah Renata, mata nya menelisik dari atas ke bawah, memperhatikan Renata dengan begitu intens.


Sementara Renata hanya diam...rasa cinta untuk pacarnya itu masih sangat dalam. Tidak mungkin kan dia begitu saja memutuskan hubungan ini, apalagi alasan karena seseorang.


"Gue kasih waktu sampai nanti malam,...kalau lo belum mutusin dia, siap siap saja....gue minta hak gue.."


"Gue makan Lo!"


Bisik Revano di telinga Renata, dengan hembusan nafas yang begitu kentara, membuat Renata seketika merinding.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aulina alfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menolak

"Bagaimana pah? berhasil?"

Papa Bian baru saja pulang dari acara makan siang bersama dengan papa Danes dan tentunya langsung pulang ke rumah orang tuanya sangat kusut seperti memukul beban yang sangat luar biasa.

Jelas saja aura wajah Papa Pian itu membuat Mama Lisa bertanya-tanya, tadi pagi ketika Papa Bian pamit untuk keluar wajahnya masih semangat, seperti ada harapan untuk bisa memperbaiki perusahaan tetapi kini pulang-pulang kenapa dengan raut wajah seperti itu.

"Duduk dulu mah, nanti papa ceritain."

"Papa duduk sini biar Mama buatin kopi sepertinya Papa banyak pikiran."

Bagaimana tidak banyak pikiran? Semua nya diluar dugaan Papah Bian, dan memang demi mempertahankan perusahaan peninggalan orang tuanya Papa Bian harus merelakan Putri satu-satunya, putri yang disayanginya.

Sembari menunggu istrinya datang membawa kopi, Papa Bian memijat keningnya yang tiba-tiba pusing dan memikirkan apa yang akan dilakukan, haruskah ia menukar putrinya dengan kerjasama perusahaan yang memang itu akan berdampak positif, bukan hanya bagi dirinya tetapi bagi perusahaan dan juga karyawan-karyawannya atau menolak permintaan dari papa Danes, tetapi konsekuensi nya akan membuat perusahaan nya semakin lama nanti semakin gulung tikar.

"Ada apa Pa? cerita sama mama, mungkin saja mama bisa membantu."

Papa Bian menghela nafas panjang, memang ia ingin cepat-cepat pulang ke rumah untuk menceritakan semuanya kepada istrinya tanpa ada yang ditutup-tutupi sama sekali.

"Tuan Bian menyetujui kerja sama perusahaan kita tetapi ada syaratnya..."

"Syarat?"

Papa Nian menganggukkan kepalanya kemudian pelan-pelan menceritakan semuanya kepada Mama Nita tanpa ada yang ditutup tutupi sama sekali, dari awal beliau datang ke ruangan pribadi Papa Danes hingga bertemu dengan Revano lalu terwujudlah kerjasama dengan syarat dan ketentuan yang berlaku.

"Kenapa syaratnya harus itu Pah? Mama tahu perusahaan itu sangat penting bagi Papa bukan hanya peninggalan kakek saja tetapi juga Papa mempertimbangkan karyawan-karyawan yang sudah belasan tahun itu bekerja sama kita. Tetapi yang jadi permasalahannya bagaimana dengan Renata? apa Renata mau? lagi pula Renata sudah punya pacar."

"Itu yang menjadi pikiran papa. terlebih lagi Papa melihat putra dari Daneswara itu tidak begitu baik semacam berandalan, ya meskipun pacarnya Rere juga sama-sama kelakuannya seperti itu tetapi kan kita sudah mengenal Radit lama jadi kita tahu bagaimana baik dan buruknya anak itu, namun kalau anak Danes?"

Papa Bian menggelengkan kepalanya lagi rasa-rasanya tidak ikhlas jika putrinya berada di tangan anak satu-satunya dari seorang Daneswara.

Bukan karena takut kalau tidak kecukupan, Papa Bian yakin jika Renata tinggal di sana menjadi menantu satu-satunya keluarga Deneswara tentunya apapun yang diinginkan Renata itu tercukupi meskipun di sini papa Bian juga sudah memanjakan Renata memberikan apapun yang Renata mau tetapi tetap beda, mereka adalah orang kaya nomor satu di sini sementara Papa Bian hanya sekedar mempunyai perusahaan yang tidak begitu mewah, namun jika laki-lakinya seperti Revano yang tentunya Papah Bian akan berpikir ulang lagi...

"Nanti Papah akan bicara baik-baik sama Renata, Papa berharap Renata mau dengan Perjodohan ini."

Glekk

Renata yang baru saja masuk ke dalam rumah karena pintunya tidak ditutup dan melihat kedua orang tuanya yang masih berada di ruang tamu seketika langkah kakinya terhenti mana kala mendengar ucapan yang dikeluarkan oleh Papah Bian maupun Mama Nita.

Sungguh Renata menutup mulutnya tidak percaya dengan hal-hal begituan apalagi ini zaman sudah modern, apakah ada Perjodohan? terlebih lagi ini semua masalah bisnis masalah perusahaan.

"Aku nggak mau dijodohkan Pah."

Ucap Renata manakala langsung saja menghampiri kedua orang tuanya, tidak terlintas di dalam benak Renata tentang Perjodohan apalagi menikah muda, yang Renata inginkan adalah menikah dengan laki-laki yang dicintainya baik nanti bersama Radit atau tidak tetapi dengan jalan yang sewajarnya bukan karena perjodohan.

"Rere ... kamu sudah pulang?"

"Iya dan aku mendengar semuanya. Sebelum papa ngomong sama aku, aku tegaskan.. aku nggak mau dijodohkan aku sudah punya Radit."

"Tapi nak duduk dulu, Papa mau menjelaskan semuanya..."

"Nggak perlu dijelaskan, aku sudah tahu aku sudah berdiri di depan pintu lama, dari mama yang duduk sampai menjelaskan semuanya tentang Perjodohan dan laki-laki itu. Pokoknya aku nggak mau dijodohkan, aku nggak mau menikah muda."

Renata langsung saja berlari menaiki anak tangga untuk menuju ke kamarnya, benar-benar ia yang mendengar itu mendadak sedikit kecewa mengapa harus dirinya yang seakan-akan menjadi tumbal.

"Bagaimana Pah, Rere nggak mau?"

Papa Bian hanya menghela nafas kasar, jalan terakhir itu memang menyetujui apa yang diinginkan oleh Papah Danes untuk kerjasama dan menggelontorkan uang yang jumlahnya tidak banyak.

Papah Bian sudah berusaha meminjam ke rekan bisnisnya bahkan ke saudara-saudara nya tetapi perusahaan mereka juga sama sama-sama lagi tidak bisa dikendalikan, tentunya jalan satu-satunya adalah perusahaan pemilik Papa Danes.

Tetapi kalau syaratnya seperti itu lagi pula Renata menolak yang pastinya Papa Bian juga tidak bisa berbuat banyak, ia hanya bisa terdiam sembari memikirkan bagaimana caranya, ia harus memulai dari nol lagi bagaimana menyampaikan semuanya ini dengan karyawan otomatis ada beberapa orang yang nantinya akan di-phk..

...****************...

Renata sudah sampai di kamar, ia melempar tasnya kemudian menelungkupkan badannya di atas ranjang benar-benar campuran antara marah sedih kecewa dan entahlah pokoknya tidak bisa didefinisikan dengan kata-kata lagi.

"Kenapa Re?"

Suara Nana di seberang sana seakan-akan tahu jika sahabatnya itu lagi membutuhkan sesuatu....

Ya Renata menghubungi Nana satu-satunya sahabat yang Renata punya dengan tujuan untuk menceritakan segala sesuatunya. Ya siapa tahu orang tua Nana itu bisa mencari solusinya.

"5 miliar? gila! kalau uang segitu gue nggak punya bahkan di kartu gue juga nggak ada uang sebanyak itu."

"Gue tahu, lo sama gue kan sama, sama sama nggak pegang uang banyak makanya gue minta cara, gue minta solusi supaya gue nggak dijodohin. Sebenarnya gue udah tolak tetapi gue kasihan sama bokap gue, gue tahu perusahaan itu adalah peninggalan dari Kakek dan bokap gue mati-matian mempertahankannya bahkan yang dipikirkan bukan hanya keluarganya saja tetapi keluarga dari karyawan-karyawan yang sudah belasan tahun berada di perusahaan itu. Tetapi untuk menikah rasa-rasanya gue nggak mau apalagi Gue nggak kenal itu orang."

Renata menceritakan segala sesuatunya meskipun Renata sendiri tidak tahu siapa laki-laki yang mau dijodohkan dengan nya, tetapi Renata sudah mempunyai feeling jika laki-laki lak itu tidaklah baik.

"Coba nanti gue tanyain sama papa, siapa tahu juga Papa malah bisa membantu dan bisa kerjasama dengan perusahaan om Bian."

"Semoga Ya, Na."

Ujar Renata dengan nadanya yang malas bukannya tidak percaya tetapi ia begitu pesimis, pasalnya satu bulan yang lalu Nana juga cerita jika perusahaan milik bokapnya itu sedang ada sedikit masalah dan tentunya jika menggelontorkan uang sebanyak 5 miliar itu pasti tidak ada.

1
Herman Lim
dah re putuskan aja cow kyk gini dah mulai berbohong dia ga ada guna nya di pertahan kan
Ddek Aish
udah Re putusin aja
Herman Lim
bnr re klo. sampe dah dkt bgt baru tau lebih sakit bgs skrg lebih baik tau dl
Herman Lim
lanjut kak
Herman Lim
lanjut Thor penasaran gimn ne Radit ketahuan selingkuh pasti lebih seru lagi
Ddek Aish
astaga 10 atau 20 ronde
Sumawita
good job revano
Ddek Aish
Papanya Renata nggk sich itu.kalo iya bantuin perusahaannya dengan syarat nikah sama anaknya aja
Ddek Aish
mampir
Ernaaaaa
msh aku pantau Thor heee
Sumawita
hadir kak
Sumawita: semangat kak💪💪💪💪
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!