NovelToon NovelToon
Permaisuri Bar Bar

Permaisuri Bar Bar

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Transmigrasi / Preman
Popularitas:8.6k
Nilai: 5
Nama Author: ANWi

Zhao Yue, preman jalanan abad 21 yang menguasai pasar malam, hidup dengan moto " Kalau mau aman, jangan macam-macam denganku." Jago berkelahi, lidah pedas, dan aura menakutkan adalah ciri khasnya.

Suatu malam, setelah menghabisi geng saingan, ia dikepung dan dipukul keras di kepala. Saat tersadar, ia berada di ranjang keemasan dan dipanggil “Yang Mulia Permaisuri.” Kini, Zhao Yue berada di tubuh Permaisuri Xian Rong dari Dinasti Wei—istri kaisar yang dikenal lemah dan sakit-sakitan. Namun sejak roh preman masuk, sang permaisuri berubah menjadi galak, blak-blakan, dan barbar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ANWi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kaisar Mengajari

Di kejauhan, terdengar langkah berat. Seorang pelayan berbisik, “Kaisar menuju paviliun.”

Xian Rong tersenyum tipis, matanya berkilat jahil. “Ah, bagus sekali. Biar Kaisar sendiri yang menilai kemampuan memanahmu.”

Zhu Lang merasakan bulu kuduknya berdiri.

Celaka. Kalau sampai Kaisar ikut mendekat, aku tidak tahu berapa lama lagi aku bisa menjaga sandiwara ini.

Beberapa menit kemudian, suara dalam yang penuh wibawa terdengar dari arah paviliun.

“Sedang apa kalian di sini?”

Kaisar Wei Liang berjalan masuk, dengan ekspresi datar khasnya.

Permaisuri langsung tersenyum lebar. “Yang Mulia, kami sedang melatih Zhu Mei memanah. Tapi sepertinya dia lebih cocok jadi tukang kayu daripada pemanah.”

Zhu Lang buru-buru membungkuk. “Salam hormat, Yang Mulia.”

Kaisar melirik busur di tangan Zhu Lang, lalu mendekat. “Begini caranya. Aku akan tunjukkan.”

Tanpa basa-basi, Kaisar berdiri tepat di belakang Zhu Lang, tubuhnya menempel hampir rapat. Tangan Kaisar menutupi tangan Zhu Lang, mengarahkan busur itu.

Permaisuri yang melihat adegan itu langsung menutup mulut menahan tawa. “Wah, sepertinya Yang Mulia malah lebih bersemangat daripada muridnya.”

Kaisar Wei Liang berdiri di belakang Zhu Lang tanpa basa-basi, tubuhnya tegap menutup hampir seluruh sosok yang lebih ramping di depannya. Kedekatan itu membuat Zhu Lang kaku seperti kayu. Suara Kaisar terdengar dalam dan tenang.

“Pegang busurnya lebih erat. Tarik… jangan ragu.”

Tangan besar Kaisar menutupi tangan Zhu Lang, mengarahkan dengan mantap. Napasnya terasa di sisi telinga, membuat bulu kuduk Zhu Lang berdiri. Ia berusaha mempertahankan suara sopan meski tenggorokannya tercekat.

“H-hamba… berterima kasih atas bimbingan Yang Mulia. Namun… jaraknya terasa… agak terlalu dekat.”

Wei Liang tidak bergeming, seolah kalimat itu tidak pernah diucapkan. “Diam. Fokus pada target.”

Permaisuri yang duduk santai di samping paviliun menutup mulut dengan lengan bajunya, bahunya bergetar menahan tawa. Pemandangan Kaisar yang biasanya dingin dan berwibawa, kini terlihat seperti guru galak yang terlalu rajin memberi les privat pada murid barunya.

Zhu Lang mencoba menarik busur sesuai arahan. Tapi karena panik, tangannya gemetar hebat. Kaisar mendekat lebih rapat, menekan lengan Zhu Lang agar tetap stabil.

“Begini. Tarik nafas. Jangan goyah.”

Zhu Lang hampir meledak. Kalau kau makin dekat lagi, aku benar-benar akan pingsan di tempat! pikirnya sambil tetap memasang wajah patuh.

Permaisuri akhirnya tidak kuat. “Hahaha! Yang Mulia… jangan-jangan Anda lebih ingin memanah hati orang daripada papan target?”

Dayang-dayang di belakang segera menunduk, wajah mereka memerah menahan geli.

Kaisar tetap tak terpengaruh. “Luruskan tangan. Tarik sekuat mungkin. Satu… dua… tiga…”

Busur pun terlepas.

Wuuussh!

Anak panah meluncur deras. Semua mata mengikuti.

DUG!

Alih-alih menancap di papan sasaran, anak panah itu menghunjam pohon pisang di sisi lapangan. Tandan pisangnya bergoyang, lalu brukk! jatuh menimpa kepala salah satu dayang yang menjerit kecil.

Permaisuri langsung tertawa terbahak-bahak sampai air matanya keluar. “Hahaha! Tepat sasaran! Kalau sasarannya memang pisang, Kaisar baru saja memenangkan medali emas!”

Dayang-dayang yang sedari tadi tertarik menonton, ikut menahan tawa dengan wajah pucat, bingung antara harus minta maaf atau ikut tertawa.

Wajah Zhu Lang memerah padam, matanya melirik busur seolah ingin menelannya bulat-bulat agar hilang dari dunia. Dengan suara pelan ia berbisik, “Hamba mungkin lebih baik belajar menjahit daripada memanah.”

Wei Liang, dengan ekspresi datar khasnya, menatap pohon pisang yang kini tandannya berserakan di tanah.

“Pohon itu menghalangi pandangan. Sekarang sudah tidak lagi.”

Permaisuri terbahak makin keras, hampir terjungkal dari kursinya. “Astaga, kalau semua pepohonan dianggap menghalangi, besok hutan belakang istana bisa gundul karena Yang Mulia!”

Zhu Lang menunduk dalam, menutup wajahnya dengan lengan baju, merasa dirinya benar-benar sudah tamat.

Wanita ini mengejek terus. Batin Zhu Lang.

Sememtara itu, Kaisar memperhatikan tawa permaisuri yang renyah. Mata nya sedikit memunculkan binar kebahagiaan, seperti melihat peri.

Seperti biasa , hal hal kecil di Kekaisaran menyebar dengan cepat. Mendengar Kaisar yang mulai sering mengunjungi Permaisuri, para selir pun tidak terima. Maka dari itu, Selir Lian Fei, yang iri mulai menyiapkan rencana. Rencana yang akan membunuh Permaisuri beserta antek antek nya.

***

Apakah Lian Fei akan berhasil dengan rencana nya? Atau malah kebusukan nya dapat dapat langsung diendus Permaisuri? Saksikan lanjutan nya besok!

Happy Reading ❤️

Mohon Dukungan untuk :

• Like

• Komen

• Subscribe

• Follow Penulis

Terimakasih❤️

1
Dewiendahsetiowati
mana ada yang nolak ramen yang enak
ANWi: hmm betulll, kecuali...kalo gengsi 😳
total 1 replies
Dewiendahsetiowati
hadir thor
ANWi: asiap kaka cantik
total 1 replies
livv livv
lanjut thor
ANWi: Siap kak, terimakasih suda mampir ya❤️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!