Notes : Bukan untuk bocil.
"Panggil aku Daddy, Gadis Manis."
Abercio Sanchez. Andai Lucy tak menikah kontrak dengan pria itu, mungkin ... putrinya Ciara tak akan terjebak dalam kegilaan Abercio yang berstatus ayah sambung dari anak tersebut.
Ciara A. Garnacho. Seorang gadis polos yang kekurangan kasih sayang dari sosok ayah kandungnya. Kelemahan tersebut malah dimanfaatkan oleh Abercio yang menjadi ayah sambung dari gadis tersebut.
Hal apakah yang Abercio lakukan sehingga Ciara menuruti semua kegilaan Abercio saat menjadi ayah sambungnya?
Yuk, subscribe novel ini dan baca kelanjutan kisah Abercio dan Ciara!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sheninna Shen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ingin Mengenalimu Lebih Jauh Lagi
..."Hmm. Orang penting. Saking pentingnya aku penasaran dan ingin mengenalimu lebih jauh lagi.” – Leonardo Lewandowski...
Beberapa kali Abercio membalikkan tumpukan berkas yang harus ia tandatangani tersebut. Meskipun tubuhnya sedang berada di kantor, entah kenapa pikirannya melayang tak bisa tenang memikirkan Ciara yang saat ini sedang bersama Leo di kampus barunya.
"Gimana kalau rubah itu tertarik dengan bocah itu? Terus mereka jadian? Terus ... tidur bareng?!"
"Hah!" Abercio menghempaskan tubuhnya dengan kasar ke sandaran kursi. Ia menatap ponselnya. Waktu menunjukkan pukul sepuluh pagi.
"Ck! Padahal belum mulai kuliah. Ngapain sih ke kampus segala?!" geram Abercio kesal.
Abercio memutuskan untuk menghubungi Ciara.
Di saat yang sama, saat di mana Abercio menghubungi Ciara, gadis itu sedang asyik menikmati sarapan dengan Leo di sebuah kantin yang berada di kampus.
"Enak 'kan?!" seru Leo bersemangat.
"Hmm. Enak." Ciara menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.
"Sering-sering aja ke kampus. Aku bakalan sering-sering traktir kamu soto mie ini," ucap Leo dengan mata yang berbinar-binar.
“Hahaha… masak tiap hari aku makan soto mie sih, Kak?” Ciara tertawa lepas saat Leo mengatakan akan sering-sering mentraktirnya makanan tersebut.
“Okay. Katakan, makanan kesukaanmu apa?” tanya Leo penasaran. Ia melipatkan kedua tangannya ke atas meja dan mendempetkan tubuhnya ke meja. Ia memasang wajah serius untuk mengetahui makan yang disukai oleh gadis yang telah berhasil mencuri hatinya tersebut.
“Aku suka makan nas—”
Drrtt... Drrttt...
Ucapan Ciara terpotong saat ponselnya bergetar. Ia menatap ke arah layar ponselnya yang ada di atas meja. Terpampang tulisan ‘Daddy Cio’ yang sedang memanggil.
"Sorry. Bentar ya, Kak." Ucap Ciara sambil mengambil ponselnya. "Daddy aku nelfon."
Leo menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. Saat itu, Leo benar-benar sedikit pun tak menaruh rasa curiga pada pria yang Ciara panggil ‘Daddy’ itu. Pikirnya, pria yang Ciara sebut ‘Daddy’ itu layaknya seorang ayah pada umumnya. Tapi … suatu saat pria itu akan menjadi saingannya untuk merebut hati Ciara.
Di saat yang sama, Ciara mengangkat panggilan dari Abercio.
"Halo, Daddy."
^^^"Kamu di mana?"^^^
"Ciara lagi di kampus."
^^^"Sama siapa?"^^^
"Sama Kak Leo. Ada apa, Daddy?"
^^^“Tunggu di sana, aku akan menjemputmu.”^^^
“Hah? Mau—”
^^^“Eh. Nggak usah. Kamu aja yang ke sini. Kelamaan kalau aku yang menjemputmu ke sana.”^^^
^^^“Aku akan mengirimkan alamatnya."^^^
"Tapi Ciara lagi—”
^^^"Mommy kamu mengirimkan pesan padaku."^^^
"Mommy?!" Ciara terbelalak kaget saat Abercio menyebutkan tentang Lucy.
Sudah beberapa minggu ini Lucy tak dapat di hubungi. Bahkan Lucy juga tak pernah sekalipun menghubungi Ciara sejak ia pergi tanpa pamit. Saat Ciara bertanya pada Abercio, pria itu memberikan jawaban bahwa Lucy ke sana untuk perjalanan bisnis.
"Okay, Daddy. Ciara bakalan ke sana sekarang."
Sesaat setelah panggilan terputus, Ciara langsung menatap Leo dengan perasaan bersalah. "Ng ... Kak Leo ...."
"Kenapa, Ciara?" Leo menatap penasaran ke arah Ciara sambil tersenyum. Kelopak matanya terkibas-kibas dengan garis bibir yang ia buat lurus horizontal sejajar dengan telinga.
"Aku harus cabut duluan, Kak," ucap Ciara dengan perasaan bersalah. Pasalnya, belum setengah jam mereka bertemu dan makan bersama. Tapi ia sudah harus pamit dan meninggalkan pria itu.
"Jangan ngomong gitu. Kamu mau ke kampus aja udah bikin aku senang. Apalagi makan bareng dengan aku yang bukan siapa-siapa ini," celetuk Leo girang.
"Hahaha… Kak Leo kayak makan sama orang penting aja sampai ngomong kayak gitu," ledek Ciara sambil tertawa kecil.
"Hmm. Orang penting. Saking pentingnya aku penasaran dan ingin mengenalimu lebih jauh lagi,” lirih Leo pelan sambil menatap ke arah lain.
“Apa, Kak? Aku nggak denger,” ucap Ciara sambil menajamkan telinganya.
“Kamu cantik,” ucap Leo sambil tersenyum. Kemudian ia berdiri dari duduknya.
...❣️❣️❣️...
...BERSAMBUNG…...
dia cinta pertama kamu bert bahkan demi dia kamu merelakan nyawamu juga untuk cinta perma kamu.aku bahkan yang baca sampai air mataku jatuh tampa sadar.