Anaya Karenina terusir dari rumahnya sendiri karena tak bisa membayar hutang orangtuanya.Gadis berusia 20 tahun itu tak tau harus kemana karena tak memiliki sanak keluarga.Sampai ia bertemu dengan orang yang menyelamatkannya dan merubah hidupnya.Ia harus menikah dengan sang pria karena permintaan sang ibu dari pria itu yang sudah menyukainya saat awal bertemu.
Bagaimana pernikahan mereka?apakah Anaya akan bisa melanjutkan pernikahannya tanpa adanya cinta?
Simak cerita selanjutnya ya!.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Zoviza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hari pertama kuliah
Dua hari berlalu hubungan Sean dan Anaya semakin dekat.Sesuai janji mereka akan saling membuka hati dan saling terbuka sat sama lain.
Pagi ini Anaya sudah siap untuk kembali ke kampus.Meski bukan kampusnya dulu namun Anaya masih bersyukur Sean masih mengizinkannya untuk melanjutkan pendidikannya.
Sean tersenyum tipis melihat raut bahagia di wajah istrinya.Pagi ini adalah pagi terakhir mereka di mansion kedua orangtuanya.Setelah Anaya pulang dari kampus Sean akan langsung membawa Anaya ke Mansion pribadinya.
"Naya...ingat tugas kamu,kuliah bukan berarti mengabaikan tugasmu sebagai istri",ucap Sean saat akan menuruni tangga.
"Iya Kak...aku tau kok",ucap Anaya dengan bibir sudah mengerucut karena entah berapa kali lagi ini Sean melontarkan kalimat yang sama padanya.
Sean terkekeh melihat sang istri yang tampak cemberut.Baginya Anaya begitu menggemaskan jika sedang kesal.
"Jangan main mata di kampus,ingat kamu sudah punya suami sekarang",tutur Sean mengacak rambut Anaya.
"Iya Kak...iya tau,jangan acak rambut aku dong,kan berantakan lagi jadinya",sungut Anaya kesal dengan kelakuan sang suami.
"Sean....Naya ayo sarapan dulu",ucap Nyonya Anita yang tersenyum bahagia melihat anak dan menantunya yang terlihat mulai dekat.
Sean dan Anaya segera melangkah menuju ruang makan.Semua orang sudah menunggu mereka.
Anaya duduk bersebelahan dengan Sean yang kembali terlihat datar dan dingin."Kak...mau makan sama apa, biar aku ambilkan",ucap Anaya pada Sean yang sibuk dengan ponselnya.
"Apa yang kamu ambilkan aku makan kok Naya",jawab Sean yang masih fokus pada ponselnya berbalas chatt dengan Morgan.
Anaya mengambilkan nasi goreng lengkap dengan telur dan ayam.Namun tiba tiba sang adik ipar membuka suara.
"Kak Naya...Kak Sean tidak suka dengan telur",ujar Seena saat melihat Anaya meletakkan telur dipiring Sean.
"Maaf...aku tak tau",sesal Anaya.
Sean yang melihat penyesalan dimata Anaya tersenyum tipis."Telurnya buat kamu aja ya",ucap Sean lembut.
"Ya Kak...maaf aku tidak tau",ucap Anaya.
"Salahku juga belum mengatakan apa yang ku suka dan tidak yang aku suka",jawab Sean mengusap punggung sang istri lembut menenangkan Anaya agar tak merasa bersalah lagi.
"Sean alergi telur Naya",ucap Nyonya Anita.
Semua keluarga tersenyum melihat pasangan pengantin baru itu yang tampak harmonis.Mereka melanjutkan sarapan dalam diam hanya dentingan sendok yang saling beradu terdengar.
Setelah selesai sarapan Anaya dan Sean bersiap berangkat menuju tujuan masing masing.
"Sean...jadi hari ini kalian pindah ke mansion kalian?", Papa Ferdian mengehentikan langkah sang putra untuk memasuki mobilnya.
"Iya Pa...sepulang dari kantor aku langsung ke mansionku begitu juga dengan Naya,ada apa Pak?",tanya Sean yang bingung tiba tiba saja Papanya bertanya seperti itu.Padahal saat makan malam Sean sudah mengatakan didepan semua orang akan rencananya untuk pindah.
"Tidak...Papa hanya ingin kalian tinggal bersama kami di sini",ujar Papa Ferdian tersenyum samar.
Anaya dan Sean saling pandang lalu melemparkan senyumannya lalu mengangguk bersamaan.
Sean menghampiri sang ayah."Pa...kami ingin mandiri,dan yang kedua kampus baru Anaya lebih dekat dengan mansionku Pa.Aku janji akan sering sering ke sini dengan Anaya",janji Sean membuat Papa Ferdian mengangguk pelan.Ia tak mau memaksa sang putra tinggal dengannya.Sean benar mereka ingin mandiri dalam berumah tangga.
"Ya...Papa percaya padamu Sean",jawab Papa Ferdian tersenyum tipis.
"Baiklah Pa...aku dan Naya berangkat dulu,aku takut Naya terlambat dihari pertama masuk kuliahnya",tutur Sean lalu memeluk sang ayah.
"Pa...Naya berangkat dulu",ucap Anaya.
"Ya...Naya hati hati",jawab Papa Ferdian.
Sean melajukan mobilnya menuju kampus Anaya.Meski ia harus putar balik lagi nantinya ke kantor tapi tidak masalah baginya.Ia ingin mengantar sang istri dihari pertama ia kuliah.Dia ingin memastikan kalau Anaya baik baik saja sampai dikampus.
Tak lama mobil Sean berhenti didepan gerbang kampus.Pria itu turun lalu membukakan pintu untuk Anaya.Gadis itu tersenyum manis pada Sean saat pria itu menjulurkan tangannya pada Anaya.Dengan cepat Anaya menyambut uluran tangan Sean dan keluar dari mobil.
Seluruh mahasiswa yang melihat kejadian itu ada yang berdecak kagum dan ada juga yang memandang Anaya sinis.
"Belajarlah yang benar",ucap Sean mengusap pucuk kepala Anaya.
"Ya Kak...aku masuk dulu",jawab Anaya yang sudah tersipu malu dengan kelakuan Sean didepan banyak orang.
"Ya... oh ya nomor ponselku sudah aku masukkan di ponselmu, telfon saja kalau sudah selesai kuliah nanti aku jemput",ucap Sean menghentikan langkah Anaya.
"Terima kasih Kak",ucap Anaya tersenyum tipis lalu melanjutkan langkahnya menuju ruang kelasnya.
Sedangkan Sean kembali melajukan mobilnya menuju kantor.Pekerjaannya begitu menumpuk setelah empat hari cuti.
Saat Anaya akan melihat denah kampus dan untuk mencari letak kelasnya gadis itu dikagetkan dengan seseorang yang menepuk pundaknya.Anaya menoleh dan terkejut melihat seseorang yang sangat ia benci ada dihadapannya.
"Elo...
"Ya...ini gue.Jadi sekarang Lo jadi sugar baby om om tadi?",sindir orang itu.
"Apa maksud Lo?,jangan sok tau kalau gak tau kebenarannya",balas Anaya yang sudah terlanjur kesal.
"Hahaha...Naya Naya.Gue tau Lo udah gak punya apa apa lagi sekarang.Jadi Lo jual tubuh Lo buat pria tadi agar Lo bisa masuk kampus ini,dasar munafik Lo ?",ucap orang itu menaikan suaranya mengundang perhatian mahasiswa yang ada disekitar itu.
"Heh...jadi Lo saat ini sedang memberatahukan kelakuan Lo pada semua orang saat ini",cibir Anaya membungkam mulut orang itu yang sudah tampak menahan amarahnya.
"Apa maksud Lo ,hah?",ucap orang itu yang sudah melotot tajam pada Anaya.
"Pikir saja sendiri",ketus Anaya meninggalkan orang itu yang sudah tampak emosi mengabaikan bisikan orang orang tentangnya.Biarlah apa yang mereka katakan toh niatnya ke kampus untuk belajar bukan untuk di sanjung.
Anaya berjalan menuju kelasnya untung tadi ia sudah melihat di denah dimana kelasnya sebelum orang itu datang.
Benar benar sial,baru saja tiba di kampus orang itu sudah merusak moodnya.Dia ingin belajar dengan tenang tapi itu tidak akan terjadi karena selama orang itu masih satu kampus dengannya oarng itu akan tetap membuat naskah dengannya.
Anaya bergegas berjalan karena ruang kelasnya sudah hampir kelihatan.Tapi tiba tiba seseorang menghadang langkahnya.Anaya menghela nafas berat saat melihat orang yang ada dihadapannya.Orang yang mati matian Anaya lupakan.
"Gak cewek gak cowoknya sama aja datang kayak jelangkung",gumam Anaya kesal.
"Nay...Lo belajar dikampus ini sekarang?",tanya orang itu.
"Bukan urusan Lo,minggir gue mau lewat",ketus Anaya mendorong tubuh orang itu,namun usaha Anaya sia sia yang didorong tak bergeming sedikitpun.
"Nay... gue-
"Apa sih?minggir gak?gue mau lewat.Noh bini Lo udah kayak singa natap kesini", tunjuk Anaya pada orang yang tadi melabraknya.
"Naya... gue mau-
"Riko...stop!,gue gak mau punya urusan lagi sama Lo dan wanita tak tau diri itu.Jadi anggap kita tak pernah kenal",bentak Anaya melangkah meninggalkan pria yang bernama Riko itu.
...****************...
Mampir thor🙋🙋🙋