Perfect Love

Keesokan harinya alana kembali melakukan pekerjaannya. Ia kembali melakukan pertemuan dengan para peninggi perusahaan mengenai mega project yang di lakukan antar negara.

hampir dua jam meetinng akhirnya selesai. saat alana hendak pulang tiba tiba devan mencegahnya Dan mengajaknya makan siang bersama. Awalnya alana menolak namun karena devan yang terus Memohon membuat Diana terpaksa menyetujuinya.

Dan disinilah sekarang mereka berada. di salah satu cafe yang letaknya tak terlalu jauh Dari perusahaan tempat mereka mengadakan meeting.

devan memesan nasi goreng seafood Sedangkan alana memesan chicken crispy rice.

" Bagaimana kabarmu hari ini?" tanya devan saat mereka baru saja selesai makan.

" seperti yang kau lihat aku baik". jawab alana sekenanya. ia masih acuh pada devan meskipun hatinya tidak selamanya kelihatannya.

untuk sesaat mereka terdiam. Alana yang sibuk dengan tawanya Sedangkan devan sibuk merangkai kata untuk ia ucapkan.

" Al tidak bisakah kita Berhubungan seperti dulu? ah maksudku berteman". devan yang sedari tadi diam akhirnya berbicara.

" bukankah kita memang teman sejak satu proyek". ketus alana tanpa mengalihkan tatapannya dari ponsel.

" bukan begitu. aku mau kita berteman bukan karena proyek . tapi kita berteman seperti teman pada umumnya".

kali ini Alana mengalahkan tatapannya pada devan sembari menutup ponselnya.

" kenapa kau begitu menginginkan pertemanan di antara kita. bukannya kita memang tidak Bermusuhan kan sejak awal". sarkas Alana.

devan menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "i_iya sih. tapi tidk bisakah kita berteman? aku akan bersikap sewajarnya teman dengan mu tanpa lebih". Devan kekeh. tapi berbeda dengan mulutnya yang mengatakan akan bersikap sewajarnya teman hatinya justru berniat yang lain.

" baiklah jika itu yang kau minta. kita berteman sekarang". acuh alana saat devan tetap Kekeh dengan keinginannya.

devan tersenyum senang bahkan sampai memperlihatkan gigi putihnya yang begitu mirip dengan Sean. Dan alana menyadari hal itu.

sesaat alana terkagum pada senyuman devan namun itu tak bertahan lama. Alana cepat sadar Dan pamit untuk pulang karena urusannya sudah selesai.

" sudah selesaikan? aku akan pulang*. plot Alana to the point.

alana berdiri dan hendak pergi namun tangannya di cenah oleh devan membuat alana menoleh padanya.

" apa lagi?" tanya alana malas.

" biar aku antar kau pulang". ujar devan lalu berdiri dari kursinya.

" tidak usah aku bisa pulang sendiri". jawab alana sekenanya.

" ayolah Al sebagai tanda pertemanan kita". bujuk Devan.

" terima kasih tapi itu tidak perlu. lain Kali saja yah karena aku membawa mobil sendiri". tolak alana sembari mengacungkan kunci mobilnya setelah itu dia pergi meninggalkan devan sendirian.

devan yang mendapat penolakan Alana sedikit kecewa. padahal niatnya tadi ingin mengantarkan alana sambil menikmati momen momen berdua mereka.

namun rencananya gagal Karena alana menolaknya. dengan kecewa ia keluar dari cafe itu setelah membayar makanan yang di pesannya.

...

alana masuk ke dalam mobilnya Dan melajukannya dengan kecepatan yang lumayan cepat.

hati alana benar benar sakit melihat kondisi hubungan mereka sekarang. jujur alana masih Mencintai devan Walau tak sebesar dulu. melihat devan yang ingin berteman dengannya membuat alana kembali sakit.

air matanya jatuh perlahan Dari pelupuk matanya. jika saja kesalahan devan tak sefatal itu Alana akan menerima permintaan devan untuk kembali memperbaiki hubungan mereka.

namun sayangnya devan melakukan kesalahan yang sangat fatal bagi alana Dan itu terus membekas di hatinya sampai sekarang. bahkan belum bisa terhapus sedikitpun.

...****************...