Ariana seorang artis papan atas dan multitalenta, terpaksa harus mengakhiri karirnya karena skandal. Ia menghabiskan waktunya di rumah dengan membaca novel, salah satu novel kesukaannya berjudul "Love for Stella" dimana pemeran utamanya adalah Stella yang akan menikah dengan putra mahkota dan berakhir bahagia. Tapi tidak untuk Roselia si pemeran figuran yang mencuri perhatian Ariana, Roselia mendapatkan kebencian dari semua orang karena dia adalah putri seorang penjahat, dia memiliki akhir kematian mengenaskan ditangan putra mahkota.
"Oh tuhan, tolong Roselia! Jika aku jadi Roselia, aku akan menjadi kuat dan bertahan hidup! Aku tidak akan baik pada orang-orang yang menindasku!"
Malam itu Ariana mendapatkan kunjungan dari kekasihnya, mereka berdebat dan tak sengaja dia terjatuh dari balkon dan saat terbangun menjadi sosok Roselia, di dalam novel itu dan di perebutkan oleh empat orang pria tampan didalam novel itu.
Apakah yang akan terjadi selanjutnya?
Proses perbaikan PUEBI
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irma Kirana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23. Calon Putri mahkota
...🍀🍀🍀...
Peluh keringat membasahi wajah Roselia ketika dia berhadapan dengan pria yang sangat ingin dia hindari. Pria yang membuat Roselia yang asli tiada dalam hukuman pancung.
Masih terngiang dalam kepalanya, adegan novel dimana Mikhael selalu berusaha menjauhi Roselia saat gadis itu berusaha mendekatinya karena Mikhael jatuh cinta pada Stella. Tapi kini semuanya telah berbeda, alur novel yang dia baca dengan apa yang ia alami sungguh jauh berbeda.
"Hormat saya yang mulia!" Roselia menundukkan setengah badannya, dia bersikap manis dan berpura-pura tidak terjadi apa-apa diantara mereka sebelumnya.
Roselia as Ariana hanya bisa berakting baik disaat-saat seperti ini. Ya, salahnya yang bodoh terkena jebakan Stella dan dia ceroboh sampai membuat masalah yang berurusan dengan Mikhael.
Melihat gelagat Roselia yang santai, kini mulai terukir senyuman dingin nan mematikan pada wajah Mikhael. Dan Roselia sudah mengenal senyuman mematikan itu didalam novel, senyum penuh dendam.
"Kalian, kembalilah ke pos masing-masing!" ujar Mikhael pada pengawal pengawal disana.
"Baik yang mulia." Mereka menjawab dan pergi dengan patuh tanpa ada ba bi bu. Memang tugas mereka untuk mematuhi perintah calon raja negeri ini.
Setelah mereka pergi, Roselia berpamitan pergi pada Mikhael tapi pria itu tidak membiarkan Roselia pergi begitu saja. "Wow...kau sangat pintar berakting, bagaimana kalau kau mengasah kemampuan beraktingmu itu? Apa kau tertarik?"
"Maaf yang mulia putra mahkota, saya tidak paham dengan apa yang anda maksud?" tanya Roselia dengan aksen yang berbeda ketika berbicara pada Mikhael.
Pria itu malah terkekeh mendengar cara bicara Roselia dan aktingnya yang pura-pura sopan itu. "Hah! Kau sangat cocok nona monyet iblis, ah maksudku nona Roselia Mariana Edenbell."
Sial! Dia tau namaku? Kenapa aku merasakan firasat buruk?
"Apa maksud anda yang mulia?" Roselia bertanya-tanya sambil tersenyum yang dipaksakan.
Tanpa menjawab pertanyaan dari Roselia, pria itu menarik tangannya dan membawanya masuk ke dalam lingkungan istana. "Yang mulia apa yang akan anda lakukan? Mengapa anda--"
Mikhael terus berjalan dengan membawa Roselia dan menggenggam tangannya, tanpa peduli dengan apa yang dikatakan gadis itu.
Ah sudahlah! Aku ikuti dulu saja keinginannya.
Sementara itu Asteorope terlihat kesal dan cemas melihat Roselia dibawa oleh Mikhael dengan paksa. "Yang mulia anda mau kemana?"
"A-aku harus melihat Roselia, aku harus--" matanya terlihat mencemaskan keadaan Roselia.
"Yang mulia anda tidak melakukannya!" Peter menepuk pundak Asteorope dan melarangnya masuk ke dalam istana lagi.
Karena wanita bar-bar itu, yang mulia selalu berada dalam bahaya sampai dia rela pergi ke sarang musuhnya sendiri. Aku sangat tidak suka wanita itu. Dia membuat yang mulia berubah.
"Tapi Roselia... bagaimana kalau terjadi sesuatu kepadanya?"
"Yang mulia, kita sudah bersusah payah keluar dari istana ini. Kalau kita masuk sekali kali ke dalam sana, maka artinya kita cari mati! Yang mulia anda harus ingat, kita harus segera kembali ke Albarca dan menumpas kekejaman saudara anda."
Peter sebenarnya tidak pernah mengatakan hal ini pada Asteorope, akan tetapi sikap Asteorope yang mulia goyah karena kehadiran Roselia, membuatnya harus bicara tentang tujuan hidup Asteorope sebenarnya. Bahwa dia ditakdirkan menjadi raja Albarca dan Peter tidak mau usahanya membimbing Asteorope menjadi sia-sia.
"Peter...aku tidak bisa meninggalkan Roselia." Asteorope enggan pergi dari sana.
"Kita bisa kembali lagi kemari jika sudah waktunya yang mulia, sekarang kita harus pergi dulu ke Albarca." Peter berusaha membujuk Asteorope untuk ikut dengannya.
Aku tidak akan membiarkan yang mulia kembali bertemu gadis itu lagi setelah kita sampai disana. Maafkan saya yang mulia saya hanya ingin anda tidak berbelok dari tujuan hidup yang mulia. Putri penjahat itu tidak pantas untuk yang mulia.
Akhirnya Asteorope menghela nafas dalam-dalam, lalu menghembuskannya dengan kasar. "Haahh...baiklah kita akan kembali sekarang, karena gelangku juga ada padanya. Maka kami akan terhubung."
"Yang mulia gelang itu...lebih baik anda mengambilnya kembali." Peter tau gelang itu adalah gelang peninggalan mantan ratu alias mendiang ibu Asteorope yang sangat berharga untuk Asteorope.
"Tidak Peter! Gelang itu sudah jadi miliknya, aku sudah berikan padanya." Kata Asteorope sambil menggelengkan kepalanya.
"Sepertinya hati yang mulia juga sudah anda berikan padanya," gumam Peter pelan dengan suara yang nyaris tidak terdengar.
"Kau bilang apa?" Asteorope menoleh pada orang kepercayaannya itu.
"Ti-tidak apa-apa yang mulia, mari kita pergi yang mulia." jawab Peter sambil menundukkan kepalanya.
Asteorope hanya mengangguk, lalu mereka berdua pun pergi meninggalkan istana itu bahkan negeri itu. Dalam hati Asteorope, di berharap bisa kembali dengan cepat ke Gamarcus setelah menyelesaikan masalahnya selesai. Tapi sepertinya hal itu membutuhkan waktu yang lama.
🍁🍁🍁
Aula istana, tempat semua orang berkumpul di pesta. Terutama para bangsawan dan pejabat negara yang memiliki posisi penting di Gamarcus.
Mikhael membawa Roselia ke tengah-tengah aula dan membuat semua orang memperhatikannya. "Apa yang mau dia lakukan?"
"Para hadirin semua! Mohon perhatiannya!" Teriak Mikhael hingga atensi semua orang mengarah padanya dan Roselia, termasuk Raja dan Ratu. Mereka mulai berbisik-bisik mengapa calon Raja negeri itu bersama dengan putri penjahat.
Kenapa dia tidak mau melepaskanku?
Kalau tidak didepan banyak orang Roselia mungkin sudah menendang pria itu, tapi dia tidak mau game over karena melukai putra mahkota didepan semua orang.
"Aku Mikhael Ellenio Gamarcus ingin mengumumkan pada kalian semua, tentang calon Putri mahkota negeri ini. Gadis disampingku ini...dialah orangnya." Mikhael merangkul tubuh Roselia agar merapat padanya.
APA?
Semua orang tercengang dengan pengumuman yang dilakukan oleh si putra mahkota kerajaan itu pada mereka. Raja langsung beranjak dari tempat duduknya dan terlihat murka.
"APA? Bagaimana bisa ini terjadi ibu? Si wanita pembawa sial itu akan menjadi putri mahkota?!" Daniar berteriak tak percaya.
Amber juga terdiam membeku melihat pemandangan itu. Sementara Stella terlihat marah karena semua rencananya gagal, mendekati putra mahkota ataupun membuat Roselia malu.
Sialan! Posisiku direbut!
...****...