Strongest God System 2

"Eh?" Lin Chen menatap wajah Hou Yengzhan dengan pandangan aneh. Ia tidak tahu siapa yang memberikan nama itu, tapi yang pasti ia menganggap orang yang memberikan nama adalah orang yang buruk dan tidak memiliki selera dalam penamaan.

Lin Chen menggeleng pelan, ia membuka kotak kayu yang berada di tangan kirinya. Terlihat sebuah anting berwarna hitam berkilau, dan untuk hiasannya terbuat dari kertas tapi juga bukan kertas, ia tidak tahu terbuat dari apa itu. Hiasan itu sangat tipis, berwarna putih dengan lebar empat centimeter dan panjang 10 centimeter.

Di tengah-tengah kertas itu terdapat lambang Matahari dengan pedang, berwarna emas dan dihiasi tulisan-tulisan serta pola dari zaman kuno.

Lin Chen mengamati setiap sudut dari anting itu, ia tidak tahu apa yang istimewa dari anting yang sangat dijaga selama jutaan tahun. Ia mendongakkan kepalanya menatap Hou Yengzhan. "Apakah ini antingnya? Aku tidak merasakan ada yang spesial dari anting ini."

Hou Yengzhan menghela napas panjang, kemudian membuka suaranya mencoba untuk menjelaskan, "Itu—" Baru saja membuka suara, ucapannya dipotong oleh Kakek Hou.

"Aku juga tidak tahu mengapa, itu jatuh dari langit jutaan tahun sebelum aku lahir. Pendahuluku mengatakan jika barang itu adalah harta dari surga yang bisa saja menggemparkan Alam Semesta, tapi aku sendiri tidak tahu alasannya. Pendahuluku hanya mengatakan aku harus menjaga itu dengan nyawaku dan jangan sampai jatuh ke tangan orang lain," jelas Kakek Hou menggantikan Hou Yengzhan.

Lin Chen mengangguk kecil. "Jika Senior berkata seperti itu. Lalu, apakah tidak masalah jika aku memiliki harta ini?"

Kakek Hou menggeleng pelan, ia tersenyum ringan kemudian menjawab, "Tidak masalah, cucuku sudah mengatakan jika harta itu sekarang milikmu. Jadi harta itu sudah tidak ada sangkut pautnya lagi dengan kami."

Lin Chen terdiam, ia menampilkan raut wajah tampak bersalah. Tapi di dalam hatinya ia senang karena mendapatkan harta yang sangat dijaga-jaga meski tidak tahu apa kegunaannya. Ia mengambil anting yang berada di dalam kotak kayu dan mengangkatnya dengan satu tangan, ia kembali memutar anting itu mengamati setiap sisinya.

Ketika ia masih mengamati, tiba-tiba anting yang dipegangnya bergetar dengan cahaya putih yang menyilaukan mata terpancar darinya. Bukan hanya itu saja, auranya yang dikeluarkan juga cukup padat dan kuat. Sontak semua orang yang melihat itu melompat beberapa langkah ke belakang karena tidak kuat menahan auranya.

Lin Chen juga ingin pergi menjauh dan melepaskan anting di tangannya. Namun ia tidak bisa menggerakkan tangannya sama sekali, bukan hanya tangan, seluruh tubuhnya terpaku di tempatnya berdiri tanpa bisa bergerak.

Tiba-tiba getaran anting yang dipegangnya semakin kencang, hingga beberapa saat kemudian anting itu terlepas dari tangannya dan melesat tajam ke telinga kirinya, lebih tepatnya ke bagian earlobe, bagian paling bawah dari telinga yang menggantung. Perlahan, anting itu menembus telinga Lin Chen dan besi hitam itu melilit lubang di daun telinganya agar tidak dapat lagi dilepas.

"Aarrgghh!" Lin Chen berteriak kesakitan, ia tersungkur di tanah seperti orang yang sedang bersujud dengan kedua tangan disilangkan mencengkeram dada. Ia merasa di antara dada dan pusarnya sangat sakit, ia merasakan panas dan perubahan besar di Dantiannya.

Angin di dalam gua berembus kencang dengan Lin Chen sebagai pusatnya.

Semua orang yang merasakan embusan angin hanya terdiam dengan kedua tangan menyilang di depan wajah. Mereka merasa aneh, di dalam ruangan ini sangat tertutup, namun malah ada angin kencang yang bahkan membuat mereka sedikit tertiup.

"Chen ... Gege." Yan Xue mencoba melangkah masuk untuk menolong Lin Chen. Bahkan ia sampai mengubah rambut dan pakaiannya berwarna putih untuk meningkatkan kekuatannya, tapi sangat disayangkan, ia tidak bisa mendekati Lin Chen, bahkan untuk satu langkah.

"Arrgghh!" Lin Chen kembali berteriak, ia menengadahkan kepalanya menatap langit-langit ruangan dengan kedua mata bersinar seperti sepasang bola lampu.

Tidak lama kemudian, dari dalam tubuh Lin Chen keluar cahaya berwarna emas terang yang melonjak ratusan meter ke langit, menembus langit-langit ruangan seperti pisau tajam. Cahaya emas itu membuat lubang yang sangat besar, bahkan dari kedalaman tanah ini terlihat jika di atas sana ada langit biru.

Dengan tubuh bergetar kesakitan, ia mencoba berdiri dan menekan kakinya di tanah, kemudian melesat tajam menembus gunung yang berada di atasnya meninggalkan semua orang di dalam ruangan.

Saat Lin Chen sudah pergi menjauh, keadaan di dalam ruangan kembali tenang seperti tidak pernah terjadi apa-apa. Ketiga belas orang yang berada di dalam ruangan memandang sekilas, kemudian melesat ke udara mengikuti Lin Chen pergi.

***

Penginapan, Kota Yiguang

Susana di dalam penginapan tenang seperti biasa, walaupun ada sedikit keributan, keributan itu cukup wajar karena percakapan yang terjadi antara para pengunjung maupun kegiatan para pelayan.

Xue Ying, seperti hari-hari biasanya, ia akan selalu bersantai di sofa panjang. Ia merebahkan tubuhnya di atas sofa, memakai kacamata hitam meski di dalam ruangan, sembari menikmati minuman botol yang dibelinya dari toko sistem.

Ketika ia hendak mengambil botol di atas meja sebelahnya, tiba-tiba ia menghentikan gerakan tangannya dan bangkit dari tempat tidurnya. Ia berlari menuju jendela ruangan membuat kelima orang lainnya yang berada di ruangan sama terkejut.

Kelima orang itu sangat tahu dengan sikap tenang Xue Ying, dan jika Xue Ying bertingkah seperti ini, maka hanya ada satu kesimpulan, ada kejadian serius pada Lin Chen.

"Sial!" Xue Ying mengumpat kesal saat melihat cahaya emas yang melonjak ke langit.

Tanpa berlama-lama lagi ia melompat keluar dari ruangan melewati jendela. Kemudian melesat tajam dengan kecepatan penuhnya menuju cahaya emas.

Lin Huang, Bing Lan Ran, Ling Ji Lin, Ling Ji Yue dan Yan Lin menatap satu sama lain. Kemudian pergi mengikuti arah Xue Ying pergi.

Bukan hanya mereka berenam saja yang pergi. Ketika cahaya emas melonjak ke langit, hampir semua orang yang melihatnya bergegas pergi, mereka semua beranggapan bahwa itu adalah harta yang terlahir dari bumi dan langit.

Xue Ying terus meningkatkan kecepatan terbangnya, bahkan saking cepatnya membuat pepohonan yang berada di bawahnya terbelah dan tercipta sebuah parit yang cukup besar. Hanya dalam kurun waktu kurang dari satu menit, ia sudah menempuh jarak 2000 mil.

"Sial! Ini terlalu cepat!" Xue Ying kembali mengumpat kesal.

Menit ke berikutnya, Xue Ying bisa melihat seorang pemuda yang bermandikan cahaya emas. Pemuda itu melayang di antara bumi dan langit dengan merentangkan kedua tangan, meski samar-samar, di belakang pemuda itu terlihat sebuah jubah yang sangat panjang yang bahkan panjangnya sendiri tidak tahu sampai mana.

Xue Ying sedikit berdecak, kemudian terbang tinggi hingga menembus awan dan hampir sampai ke luar angkasa. Dengan kedua tangan direntangkan, ia membuat pelindung yang sangat besar yang cukup untuk menutupi seluruh Daratan Tianhu. Kemudian secara tiba-tiba ia menyentuhkan kedua telapak tangannya. "Array Ilusi! Sangkar Keabadian!"

Pelindung berwarna putih transparan yang berbentuk seperti sangar burung itu turun perlahan dan mengurung Lin Chen di dalamnya. Cahaya emas yang hampir melonjak ke luar angkasa tertahan tidak bisa menembus pelindung, jubah panjang yang menarik perhatian semua orang mulai memudar dan tak terlihat lagi.

Ini adalah array yang digunakan untuk menyamarkan apa yang terjadi di dalam array, namun fungsi utamanya adalah untuk mengurung fenomena yang terjadi di dalam array. Seperti saat ini, mengurung cahaya yang dikeluarkan dari tubuh Lin Chen agar tidak sampai keluar dari Alam Dewa. Tapi ada fungsi lainnya, yaitu menahan serangan dari orang yang berada di dalamnya tanpa bisa tertembus.

Masih berada di luar angkasa, Xue Ying melepaskan kesadarannya untuk mencari tahu tanda-tanda kehidupan dari Alam lain. Ketika ia membuka matanya, ia menghela napas lega. "Ini sangat berbahaya. Apakah kakak menemukan harta lainnya selain Kalung Diaozhui dan Gelang Zhihui."

Xue Ying mencengkeram jari-jarinya yang terkepal. Ia menatap tajam ke arah Lin Chen. "Tidak mungkin kakak menemukannya sendiri. Apakah ada orang bodoh yang memberikannya? Lalu kakak mencoba menyentuhnya? Bagaimanapun Kakak adalah orang yang selalu penasaran akan sesuatu!"

"Untung saja aku cepat menyadarinya dan membuat pelindung. Jika tidak, aura yang dikeluarkan oleh kakak, terlebih lagi cahaya emas ini, akan menarik perhatian semua ras yang berada di Alam lain di Alam Semesta yang luas ini ..."

"Pada saat itu ... Kakak pasti mati!"

...

***

*Bersambung...