NovelToon NovelToon
Cinta Setelah Luka

Cinta Setelah Luka

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / CEO / Nikah Kontrak / Pengganti / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Obsesi
Popularitas:10.1k
Nilai: 5
Nama Author: Shann29

Aliya harus menelan pil pahit saat tunangannya ingin membatalkan pernikahan lalu menikahi Lisa yang tak lain adalah adik kandung Aliya sendiri. Demi mengobati rasa sedih dan kecewa, Aliya memutuskan merantau ke Kota, namun siapa sangka dirinya malah terjerat dengan pernikahan kontrak dengan suami majikannya sendiri. “Lahirkan anak untuk suamiku, setelahnya kamu bebas.”

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shann29, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22-Pertemuan dengan Ibu Mertua

Pagi itu, suasana rumah Angkasa terasa hangat dan tenang. Matahari menembus jendela ruang makan, menyinari meja kayu panjang yang tertata rapi. Angkasa dan Aliya turun dari kamar, saling bergandengan tangan, langkah mereka selaras, senyuman mereka manis dan tulus. Bi Mar yang melihatnya tersenyum lega, hatinya merasa ringan karena ketegangan yang selama ini membayangi rumah tersebut perlahan menghilang. Kini, tidak ada lagi kekakuan atau ketegangan yang biasanya terlihat setiap pagi; semuanya berubah menjadi harmoni sederhana yang menghangatkan hati siapa saja yang melihat.

Saat sarapan, kebiasaan baru pun muncul. Angkasa dengan sigap menarik kursi untuk Aliya duduki, seolah ingin menegaskan bahwa Aliya memiliki tempat di sisinya, bukan hanya sebagai istri kontrak, tapi juga sebagai pendampingnya. Aliya menatapnya dengan rasa hangat di dada, tetapi hatinya tetap waspada, membentengi diri dari perasaan yang terlalu cepat terikat.

“Bibi,” panggil Angkasa, suaranya masih tegas namun lembut.

“Iya, Tuan muda,” jawab Bi Mar, membungkuk sopan.

“Hari ini saya tugaskan Bibi untuk menemani Aliya berbelanja membeli kebutuhan pribadinya. Pergilah bersama supir,” kata Angkasa tanpa ingin di bantah.

“Baik, Tuan muda,” jawab Bi Mar sambil tersenyum, hatinya lega melihat Angkasa tetap peduli pada Aliya meskipun hubungan mereka masih dibalut kontrak.

Setelah sarapan selesai, Angkasa pergi ke kantor. Rapat yang seharusnya digelar pagi itu diundur menjadi siang karena adanya beberapa agenda mendadak. Vino, asisten pribadi Angkasa, menunggu dengan cemas di perusahaan. Begitu Angkasa keluar dari lift, Vino segera menghampirinya.

“Pagi, Tuan,” sapa Vino sambil menyalami Angkasa.

“Rapat jadi diundur jam berapa?” tanya Angkasa sambil berjalan menuju ruang kerjanya, matanya menatap layar tablet yang menampilkan jadwal hari itu.

“Jam satu, Tuan,” jawab Vino cepat.

“Good,” ucap Angkasa singkat. Namun sebelum Angkasa sempat memasuki ruangannya, Vino menatap serius. “Tuan, saya mau memberitahu suatu hal.”

“Beritahu saja,” ujar Angkasa, menaruh tasnya di kursi.

“Tuan Samudra dan Nyonya Zivana sudah kembali dari Belanda.”

“Apa? Daddy dan Mommy sudah kembali?” Angkasa terkejut, tidak menyangka kabar itu datang begitu cepat.

Vino mengangguk. “Ya, Tuan. Mereka ada di rumah utama milik Tuan Samudra. Bukan hanya itu, Tuan Ocean dan Nyonya Nadlyn pun ikut pulang dan tinggal di rumah utama.”

“Apaa?” Angkasa hampir menjatuhkan cangkir kopi yang ada di tangannya. “Granny dan Grandpa ikut pulang juga?”

Pintu ruangan Angkasa terbuka tiba-tiba. Seorang pria paruh baya masuk tanpa mengetuk—Daddy Samudra sendiri.

“Hai, Son,” sapa Daddy Samudra dengan senyum hangat.

“Daddy,” Angkasa segera memeluk ayahnya, perasaan lega bercampur cemas karena kabar yang tak ia duga sebelumnya. “Daddy pulang tanpa memberitahuku?”

“Hmm, Mommymu selalu merengek minta pulang. Katanya merindukanmu, jadi pulanglah dan makan malam di rumah. Ajak Tania, Granny dan Grandpa pasti senang melihatmu dan juga menantu nya,” jawab Daddy Samudra santai.

Angkasa menghela napas panjang. Ia tahu, mau tidak mau ia harus datang malam ini untuk makan malam di rumah kedua orangtuanya. Ia tidak punya pilihan, karena kedatangan keluarga besar bisa menjadi urusan yang rumit jika tidak dihadiri.

Sementara itu, siang hari, Aliya pergi bersama Bi Mar. Mereka menuju pusat perbelanjaan terbesar di Jakarta. Gedung mall yang menjulang tinggi dengan etalase megah membuat Aliya terpesona. Matanya berbinar, bukan karena ingin berbelanja, tapi karena dapat melihat dunia yang sebelumnya hanya ia lihat dari jauh.

“Nyonya mau belanja apa?” tanya Bi Mar sambil menatap Aliya, ingin memastikan bahwa perjalanannya menyenangkan dan tidak membebani.

“A-aku… tidak tahu, Bi. Aku bisa pergi sebentar keluar saja sudah bahagia. Tidak berpikir untuk berbelanja,” jawab Aliya polos, matanya menatap ke atas kaca etalase yang memantulkan cahaya matahari.

Bi Mar tersenyum lembut. “Ayo Nyonya, kita ke toko sana. Lihat-lihat saja dulu, nanti jika ada yang kamu suka, kita pertimbangkan.”

Mereka memasuki toko pakaian mewah, namun setelah beberapa menit, Aliya menarik tangan Bi Mar untuk keluar.

“Loh, kenapa keluar, Nyonya?” tanya Bi Mar, bingung.

Aliya menggeleng-gelengkan kepala. “Harga satu baju itu mahal sekali, Bi. Aku takut dimarahi Mas Angkasa.”

Bi Mar tertawa kecil. “Ya ampun, Nyonya, mana mungkin Tuan muda Angkasa marah. Tuan justru akan senang jika Nyonya berbelanja untuk diri sendiri.”

“Tapi itu mahal sekali, Bi. Bagaimana jika Mas Angkasa bangkrut hanya karena aku belanja?” Aliya menatap Bi Mar dengan mata polos, menggelikan sekaligus mengundang kekaguman Bi Mar.

“Nyonya, Tuan Angkasa tidak akan bangkrut hanya karena membelanjakan istrinya. Bahkan isi toko ini pun bisa dibeli oleh Tuan muda tanpa berkeringat,” jelas Bi Mar sambil menahan tawa.

Aliya hanya bisa menatap dengan mulut sedikit terbuka. “Ah, masa sih Bi?”

Percakapan itu terhenti ketika seorang wanita menepuk pundak Bi Mar. Bi Mar menoleh, dan betapa terkejutnya ia melihat Mommy Zivana, ibu Angkasa, berdiri di depannya.

“Bibi,” sapa Mommy Zivana hangat.

“Nyonya Ziv,” Bi Mar sedikit gugup, mencoba menutupi keterkejutan.

“Bibi sedang apa di sini?” tanya Mommy Zivana, pandangannya segera tertuju pada Aliya yang dari tadi terus menunduk takut.

“Dia siapa, Bi?” tanya Mommy Zivana penasaran.

“A-anu, Nyonya… ini keponakan saya, Nyonya,” jawab Bi Mar dengan gugup, masih berusaha menutupi kenyataan yang bisa menimbulkan masalah bagi Angkasa.

“Ohh, keponakan Bibi yang dari desa itu ya? Sudah besar ya Bi,” kata Mommy Zivana dengan ramah, tersenyum pada Aliya. Aliya hanya mengangguk gugup, merasa canggung namun juga terpesona oleh sikap hangat wanita itu.

Tiba-tiba, Tania muncul dari arah lain. “Mommy,” sapa Tania, dan tanpa sadar menunjukkan keakrabannya dengan Mommy Zivana. Mata Tania menatap Aliya sinis, seakan menegaskan siapa menantu yang sah dan diakui di keluarga besar itu. Aliya merasa tersisih, hatinya panas dan tercekik rasa minder.

“Hai Sayang, apa kabarmu?” Mommy Zivana menyapa Tania dengan lembut, mencium kedua pipi menantunya itu.

“Baik, Mom. Aku sangat merindukan Mommy,” balas Tania, senyumnya manis namun penuh strategi.

“Hmm, kalau begitu nanti malam ajak Angkasa untuk makan malam di rumah utama. Granny juga menunggu kalian,” ucap Mommy Zivana tanpa sadar menambah tekanan bagi Aliya.

“Oh tentu saja, Mom. Aku akan datang bersama Kasa,” jawab Tania, menatap Aliya dengan senyum yang menantang, seolah ingin menegaskan bahwa Aliya hanyalah bayangan Tania.

Bi Mar yang mengerti situasi itu segera menarik Aliya pergi dengan sopan, memberikan alasan halus agar mereka tidak ikut dalam undangan makan siang Mommy Zivana. Aliya merasa sedikit lega, namun hatinya tetap tidak nyaman. Ia sadar betapa Tania sempurna untuk menjadi menantu keluarga Albirru, sementara dirinya hanyalah seorang yang tidak dikenal dan di mata keluarga besar hanyalah seorang pelayan.

Di perjalanan pulang, Aliya duduk termenung di samping Bi Mar. Bi Mar menggenggam tangannya, memberinya kekuatan dan keberanian. Aliya membalas genggaman itu dengan senyum tipis, mencoba menenangkan diri. Ia ingin terlihat baik-baik saja, meskipun hatinya bergejolak.

Setiba di rumah, Aliya langsung menuju kamar. Ada perasaan aneh yang mengganjal di dadanya. Ia menatap dirinya di cermin, membayangkan Tania yang sempurna, mulus, dan diterima di keluarga besar. Aliya merasa kecil, tak berdaya, dan hatinya terguncang. Ia berpikir untuk mengakhiri semuanya—pernikahan kontrak ini, kehadirannya di rumah Angkasa—meski hatinya telah dipenuhi perasaan yang tak bisa ia abaikan. Ia sadar, hatinya telah ditempati oleh Angkasa, dan kepergiannya bisa meninggalkan luka yang tidak hanya untuk dirinya sendiri, tapi juga untuk Angkasa.

1
sunshine wings
Aku menangis terharu dengan berakhirnya perpisahan selama 4 bulan Angkasa dan Aliya.. Pertemuan kembali dengan rasa kegembiraan menyatu dua hati menjadi satu.. ❤️❤️❤️❤️❤️
tiara
Bahagianya angkasa dan Aliya,A nya apa ya apakah Nama galaksi
Kim nara
aku juga senyum 2 kasa liat kebahagiaan kalian
sunshine wings
❤️❤️❤️❤️❤️
sunshine wings
😭😭😭😭😭❤️❤️❤️❤️❤️
Mawar
semoga ja niat hatimu terkabulkan angkasa untuk melindungi keluargamu,ne keluarga aliya dikampung apa kabarnya ya..😕
Miss. Shann (IG: miss.shann29): Next kak beresin kluarga aliya dl baru tania
total 1 replies
sunshine wings
🥰🥰🥰🥰🥰
sunshine wings
😢😢😢😢😢
sunshine wings
❤️❤️❤️❤️❤️😍😍😍😍😍
sunshine wings
❤️❤️❤️❤️❤️
Felycia R. Fernandez
tapi kamu juga perlu waspada Angkasa,masih ada Tania si mantan mu yang bisa saja ingin menghancurkan hidup kalian...
jangan lengah,ntar kejadian lagi Aliya hilang
Felycia R. Fernandez
siapa Nii...
gak jauh jauh dari semesta kan kk Thor 😆...
Miss. Shann (IG: miss.shann29): Apa hayoo
total 4 replies
Mawar
terbayar sudah ya deddy angkasa..😊😁😁
Felycia R. Fernandez
Daddy angkasa langsung gass poll...
udah 4 bulan ya dad 🤣🤣🤣
lungkioshop 2
🤭🤭
Diah Hanjayani
Update lagi thor 🤍
Miss. Shann (IG: miss.shann29): Sore ya😁
total 1 replies
Yuni Aini
gak dikasih nafas dulu tu aliya langsung digempur 🤣🤣
tiara
Akhirnya Kasa bertemu Alya yang dirindukanya, duuh bahagianya mereka
Kim nara
uh sweet 😍
Mawar
kejutan untuk angkasa,😙kira2 gimana ya reaksi angkasa ketika lihat aliya😕
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!