NovelToon NovelToon
Istri Kecil Pak Dokter

Istri Kecil Pak Dokter

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Beda Usia / Dijodohkan Orang Tua / Dokter / Pernikahan rahasia
Popularitas:95.5k
Nilai: 5
Nama Author: Safira

Jodoh itu unik.

Yang selalu diimpikan, tak berujung pernikahan. Yang awalnya tak pernah dipikirkan, justru bersanding di pelaminan.

Lintang Jelita Sutedjo dan Alan Prawira menikah atas dasar perjodohan kedua orang tuanya. Selisih usia 10 tahun tak menghalangi niat dua keluarga untuk menyatukan anak-anak mereka.

Lintang berasal dari keluarga ningrat yang kaya dan terpandang. Sedangkan Alan berprofesi sebagai dokter spesialis anak, berasal dari keluarga biasa bukan ningrat atau konglomerat.

Pernikahan mereka dilakukan sekitar empat bulan sebelum Lintang lulus SMA. Pernikahan itu dilakukan secara tertutup dan hanya keluarga yang tau.

Alan adalah cinta pertama Lintang secara diam-diam. Namun tidak dengan Alan yang mencintai wanita lain.

"Kak Alan, mohon bimbing aku."

"Aku bukan kakakmu, apalagi guru bimbelmu yang harus membimbingmu!" ketus Alan.

"Kak Alan, aku cinta kakak."

"Cintaku bukan kamu!"

"Siapa ??"

Mampukah Lintang membuat Alan mencintainya? Simak kisahnya.💋

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22 - Pindah ke Bandung

Sekolah Lintang hanya menunggu acara kelulusan atau wisuda SMA. Sudah satu bulan ini Lintang tinggal di Jakarta menemani suaminya. Besok mereka akan pindah ke Bandung.

"Kamu yakin enggak mau nunggu di Jogja saja sampai lulus sekolah?" tanya Alan.

"Iya, Kak. Adek yakin kok,"

Sepasang suami istri itu sedang duduk bersandar di papan ranjang kamar tidur mereka di apartemen. Tanpa terasa mereka sedang melakukan pillow talk.

Barang-barang keduanya telah dibawa ke sebuah rumah kontrakan sederhana di daerah Antapani, Bandung. Hanya tersisa dua buah koper yakni sisa pakaian dan barang pribadi milik Alan serta Lintang yang belum diangkut.

"Apa kamu gak kangen sama teman-teman di sekolahmu?" tanya Alan. "Kan sebentar lagi kalian akan berpisah. Mungkin ada yang kuliah di luar kota dan sebagainya," imbuhnya.

"Adek enggak punya teman di sekolah. Jadi, adek enggak ada teman yang dikangenin." Lintang menjawab apa adanya.

"Mungkin kamu pengin puas-puasin dulu tinggal sama keluargamu di Jogja," tawar Alan.

Ia bukan berniat menjauh atau jaga jarak dengan Lintang. Hanya saja Alan pernah menjadi anak SMA yang berlanjut kuliah serta tinggal jauh dari keluarga.

Alan ingin memberi kesempatan Lintang untuk menghabiskan waktu kebersamaan dengan teman sekolah atau keluarganya.

"Adek kan sekarang udah jadi istri kakak. Kata mami, seorang istri yang baik harus ikut ke mana suaminya pergi."

"Kalau suami masuk jurang, apa kamu ikut juga?" pancing Alan.

"Kalau kakak masuk jurang, ya aku ikut masuk ke sana buat nolong kakak. Kan kakak suamiku,"

"Kalau kamu masuk jurang hanya buat nolong aku, tapi ujungnya ikutan mati. Gimana coba?"

"Ya, enggak apa-apa. Artinya kita sehidup-semati kan. Seperti film Romeo and Juliet. Romantis. Hehe..." cicitnya seraya tersipu malu.

"Kamu pernah nonton film itu?" tanya Alan dengan mimik wajah terkejut.

Alan tak menyangka jika Lintang yang notabene di masa lalu adalah seorang ABK, pernah menonton film drama romantis yang ternama itu. Ia pikir Lintang hanya menonton film kartun anak-anak sesuai dengan isi otaknya yang ada dalam benak Alan selama ini.

"Pernah," jawab Lintang. "Adek lihat sama Mbak Rara dan Mbak Indah di rumah," sambungnya.

"Setelah menonton film itu, misal aku minum racun. Apa kamu mau ikutan juga seperti itu?"

"Jika takdir adek dari Tuhan memang harus mati karena racun, adek ikhlas. Untuk apa adek hidup, kalau kakak meninggal."

Nyess...

Hati Alan mendadak terenyuh mendengar ucapan Lintang yang tersirat penuh cinta untuknya. Namun hati Alan di bagian yang lain, masih berusaha menyangkal hal itu.

"Ya kan kamu bisa melanjutkan hidup dengan menikahi pria lain. Di luar sana masih banyak pria yang_" ucapan Alan seketika terhenti karena Lintang tiba-tiba memeluknya.

"Adek cuma cinta kakak, bukan yang lain. Adek enggak peduli pria lain. Yang adek peduli cuma kakak. Suamiku," cicit Lintang di sela isak tangisnya.

Punggung gadis berusia delapan belas tahun itu pun bergetar sembari memeluk tubuh suaminya. Lintang menumpahkan rasa cinta serta tangisnya dalam satu pelukan erat. Seakan tak ingin terlepas dari Alan.

Pria berstatus sebagai suami Lintang itu pun bingung harus berbuat apa. Alhasil Alan hanya mampu membalas pelukan Lintang dengan perasaan gamang.

☘️☘️

Bandung.

Rumah kontrakan sederhana yang ditempati oleh Alan dan Lintang terdiri dari tiga kamar tidur, ruang tamu, dapur, ruang cuci dan jemuran di area belakang dekat gudang, tiga kamar mandi yang terdiri dari dua kamar mandi privat dan satu kamar mandi luar.

Sebelum memulai hidup rumah tangga yang sesungguhnya di Bandung, Lintang telah melakukan warning pada Bik Kokom.

"Apapun yang nanti terjadi di rumah tanggaku dengan Kak Alan, bibik jangan mengadu ke papi-mami atau siapapun terutama keluargaku di Jogja. Paham?"

"Tapi kalau Mbak Lintang sakit, terluka atau kenapa-napa, masa saya diam saja? Nanti saya dipecat sama papinya Mbak Lintang,

"Tenang saja, papi-mami enggak akan pecat bibik. Saya jamin,"

"Baiklah, Mbak. Saya janji," ucap Bik Kokom seraya menghela nafas beratnya. Ia terpaksa mengiyakan permintaan Lintang.

Hari demi hari berlalu.

Kehidupan rumah tangga Alan dan Lintang di Kota Bandung boleh dibilang berjalan cukup lancar. Lintang sedang semangat-semangatnya untuk belajar memasak sesuai selera Alan dengan tetap dibantu oleh Bik Kokom.

Setiap kali pergi ke toko buku, Lintang selalu membeli banyak buku memasak. Ia berusaha mempelajari beberapa resep baru. Tentu hal itu tak mudah. Terkadang Lintang berhasil, namun juga terkadang ia gagal. Akan tetapi, Lintang tak pernah menyerah.

Bahkan sebuah kemajuan yang lain yakni Lintang saat ini sudah bisa mengendarai sepeda motor dengan lancar. Bik Kokom sampai melongo melihat perkembangan anak majikannya yang spesial tersebut.

Selama di Jogja, Lintang sebenarnya sudah bisa berkendara namun belum berani serta kemahirannya belum mumpuni. Lintang pernah mendapat bimbingan atau les privat mengemudi.

Akan tetapi, kedua orang tuanya belum mengizinkan Lintang untuk mengemudikan sepeda motor maupun mobil sendirian di jalan raya. Walaupun Lintang sudah memiliki SIM A dan C.

Orang tua Lintang takut putri bungsunya itu terjadi sesuatu di jalan ketika berkendara sendirian.

"Yang bener, Bik? Lintang sudah bisa pakai motor?" tanya Alan yang masih tak percaya.

"Betul, Pak Dokter. Yang belanja ini semua ke supermarket saja Mbak Lintang pakai motor sendirian, bukan saya. Sueeerr Pak Dokter!" ujar Bik Kokom seraya menunjukkan setumpuk belanjaan Lintang tadi siang ke supermarket.

"Syukurlah kalau dia bisa belajar mandiri," batin Alan.

☘️☘️

Hari ini Lintang berbelanja ke supermarket karena ada beberapa bahan yang terlupa dibeli olehnya. Lokasinya tak jauh dari kawasan tempat tinggalnya.

Tiba-tiba ada seorang wanita muda yang menyapa Lintang ketika sedang mengantri di kasir.

"Kamu yang tinggal di rumah nomor 23 bercat putih di gang sebelah?"

"Eh, iya Mbak."

"Kenalin, namaku Mila. Aku yang tinggal persis di depan rumahmu," sapa wanita bernama Mila pada Lintang seraya mengulurkan telapak tangannya untuk berkenalan.

"Nama saya-Lintang. Maaf Mbak Mila, saya jarang bergaul dan masih baru di sini. Jadi belum kenal sama para tetangga. Saya cuma kenal Pak RT dan Bu RT. Hehe..." ujar Lintang seraya membalas uluran tangan dari Mila.

"Iya enggak apa-apa. Namanya juga kalian warga baru di sini,"

"Mbak Mila asli orang sini atau pendatang kayak saya?"

"Aku sejak bayi udah tinggal di kampung ini. Rumah yang aku tempati itu warisan mendiang kedua orang tuaku,"

"Ah, maaf. Saya enggak tau kalau orang tua Mbak Mila sudah meninggal. Maaf sekali lagi,"

"Enggak apa-apa. Oh ya, setelah ini kamu sibuk enggak?"

"Kenapa Mbak?"

Bersambung...

🍁🍁🍁

1
kiya
ya sudahlah klo bgtu kelakuan mu lin, terserahmu lah, terima aja nanti klo si alan sesuka hati memperlakukanmu
As Lamiah
emang outour solehot ku ini pinter banget mengulk hati para reders yg baca kisah di setiap karunya mu tour yg selalu nagih nunggu up mu tour
As Lamiah
yaaaa gitudeh kalo bucin akut mah gak bisa marah beneran yg ada takut kehilangan 🤭
FP
terbaik
Eni Istiarsi
namanya juga bocik 😄
kaylla salsabella
alan ada di kamar mandi lin🤭
Teh Euis Tea
hadeuhhh dasar bocil bknnya bikin si alan yg merasa bersalah, makin menjadi tyh si slan di hawatirin makin merasa di atas awan, besok2 pasti di ulang lg
gemes sm si lintang jdnya
Nurminah
kita yg emosi yg buat cerita bikin pelakunya klepek ama spagetti
Nurminah
hadeh
dyah EkaPratiwi
lintang ngambeknya kurang lama
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
ish Lintang ngapain sih nangis nangis...biarin aja siAlan pergi
Nena Anwar
ya nggak lah Lintang SiAlan mana berani marah sama Gendhis, mau bilang nggak suka ponselnya dipegang aja dia takut dengan alasan Gendhis lagi hamil muda masa iya tibang bilang aku gk suka ponselku dipegang kamu Gendhis trus Gendhis keguguran gitu karena kepikiran SiAlan ngomong begitu
Tuti Tyastuti
nah jawab lan
Zuhril Witanto
enggak
Zuhril Witanto
mau ngajak makan malam
Zuhril Witanto
bagus lah gak di kasih
Zuhril Witanto
bagus
Zuhril Witanto
kok Alan jadi pengganti galih
Sri I
keren pokoknya
cecla9
syukurin loe Alam gaib
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!