BOCIL HARAP MENEPI DULU.
*
"
Valencia Remi, seorang gadis muda usia 19 tahun dari desa. Dia memiliki rambut hitam panjang dan mata coklat yang indah. Senyumnya manis dan lembut, membuat semua orang jatuh cinta pada-nya. Cia Pergi ke kota jakarta untuk mengejar impian kuliah di universitas.
*
Cia berteman dengan seorang yang sudah lama tingal di jakarta dan memperkenalkan Kehidupan malam kota yang glamor.
*
Cia mulai terjebak dalam pergaulan bebas dan mengenal Aksa yang menawarkan Kehidupan mewah.
*******
"Jadi Cewek Gue, makan seluruh kehidupan Lo....Gue yang tanggung." Kata Aksa.
*
"Kamu tau kan ? Aku sudah punya pacar." Jawab Cia.
*
*
Penasaran dengan pilihan Cia ? Yuk ikuti kisahnya..!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuna Nellys, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22. hukuman
0o0__0o0
mobil sport yang dikendarai oleh Aksa berhenti tepat di gerbang kos-kosan. Cia langsung membuka seat belt nya namun Gadis itu terlihat nampak kesulitan.
Aksa hanya memperhatikan gadis-nya itu sambil terkekeh geli, Ia sengaja tidak membantu karena menurutnya ekspresi kesal wajah Cia sangat meng-gemaskan. Dan Sayang jika harus di lewatkan.
hingga akhirnya Cia mendesah frustasi, Ia memposisikan duduknya seperti semula. Ia merasa kesal sendiri karena seat belt nya enggan terlepas, Ia juga merasa geram karena Aksa tidak mau membantu-nya.
Cia ber-sendekap dada membuang muka ke samping hingga akhirnya gadis itu terdiam kaku, saat Aksa tiba-tiba memajukan tubuhnya dengan jarak yang begitu dekat. Jika dia menoleh bibir keduanya bisa saja saling bersentuhan.
"Aksa, kamu mau apa ? jangan macam-macam kamu ya." Ujar-nya gugup.
Aksa Diam tidak menjawab, dia semakin memajukan tubuhnya. Hingga akhirnya Cia memejamkan rapat kedua matanya dengan jantung yang berdetak semakin cepat.
Aksa tersenyum miring melihat tingkah gadisnya, hingga akhirnya tangan-nya berhasil membuka seat belt dengan mudah-nya.
Aksa memandang wajah dia yang memerah masih dengan mata terpejam rapat. "Berharap di cium, Hem ?" Goda-nya dengan berbisik.
Cia langsung membuka ke-dua matanya dia merasa gugup sekaligus juga merasa malu. "Tidak, sana minggir. Aku mau keluar." Sangkal-nya cepat.
Aksa menyelipkan rambut Cia ke belakang telinga-nya, dengan tatapan mata tidak lepas dari gadis-nya yang terlihat sangat meng-gemaskan. Dan itu sukses membuat jantung Cia nyaris lompat dari tempatnya.
"Beneran tidak mau di cium, Hem ?" Aksa masih gencar menggoda Cia.
Wajah Cia semakin memerah bak tomat membusuk, bahkan aroma parfum Aksa tercium sangat jelas. Aroma yang semakin membuat-nya berdebar-debar sekaligus nyaman.
"Tidak, Terimah kasih." Cia langsung mendorong Aksa hingga kembali ke tempat duduk-nya.
Aksa langsung memegang jantung-nya dramatis, "Little Bunny, Lo nyakitin hati gue." Ujar-nya. Pasang muka tersakiti.
Cia melirik sekilas, "Dih dasar nyebelin." Sinis-nya.
Cia langsung keluar dari mobil Aksa dengan buru-buru Karena merasa Jantung-nya tidak aman, jika terus berdekatan dengan Aksa.
BRAK...!
Tanpa sadar Cia mem-banting keras pintu mobil Aksa, lalu langsung lari ngibrit masuk ke dalam kos-kosan nya.
Aksa terkekeh renyah di dalam mobil sambil melihat Cia sampai tak terlihat. Dia tidak peduli Meskipun pintu mobilnya di banting oleh gadis nya.
"Sial, Little Bunny gue semakin meng-gemaskan." Aksa greget sendiri. Sambil menggigit bibirnya. Senyum-nya tidak luntur menghiasi wajah-nya.
Sampai akhirnya senyum itu hilang, di gantikan dengan wajah datar dan tatapan menajam. "Waktu-nya kasih pembalasan buat para sampah-sampah itu." Guman'nya dingin.
Aksa langsung melajukan mobil-nya meninggalkan pekarangan kos-kosan. Dengan mimik wajah berkali-kali lipat lebih dingin dan datar.
0o0__0o0
Di dalam kamar kos-kosan, Cia merebah-kan tubuh'nya di atas ranjang. Dia meminta di antar pulang setelah hampir sehari di tahan di apartemen Aksa.
Cia menatap platform kamar'nya dengan ingatan yang melayang saat Aksa menolong dirinya dari segerombolan orang-orang yang melecehkan-nya.
Cia merasa sangat berhutang Budi pada Aksa, meskipun sikap-nya menyebalkan, suka memaksa, liar dan seenaknya sendiri. Tapi dia merasa nyaman dan aman dengan itu semua.
Cia meng-gelengkan kepala-nya sambil memukul kepala-nya sendiri. "Kamu mikirin apa sih, Cia ? Ingat kamu udah punya pacar." Guman'nya.
Cia berguling-guling di atas ranjang sambil menutup kepalanya pakai bantal, guna menghilang bayangan wajah Aksa dari otak-nya.
0o0__0o0
Markas jam 17.00 Sore...!
Aksa berjalan memasuki markas tempat mengeksekusi tahanan, tidak ada yang tau bahwa Aksa memiliki markas khusus yang dia dirikan sendiri. Termasuk sahabat-nya dan yang mengetahui hanya sang Papa.
Markas ini juga di jadikan tempat para anak buah keluarga-nya untuk latihan dan sebagai tempat tinggal.
Para anak buahnya langsung membungkuk hormat saat melihat kedatangan anak bos'nya. "Selamat datang tuan muda." Ucap-nya.
Aksa duduk di sofa dengan wajah datar, laki-laki itu menyalahkan korek api untuk menyulut rokok-nya yang terselip di bibir-nya.
"Bagaimana ?" Tanya-nya to the poin.
Aksa menghisap rokok-nya dengan tenang, tubuh-nya bersandar di sofa dengan satu kaki bertumpu di atas paha kirinya. Mirip bos muda ala-ala gengster.
Anak buahnya langsung menjelaskan, "Mereka preman bayaran yang di suruh untuk memperkosa Nona. Namun mereka tidak tau jelas siapa yang menyuruh-nya."
"Kami sudah menyelidiki, mereka di bayar cas. Tidak lewat transfer rekening. Jadi kita tidak bisa melacak dalang-nya."
"Kami juga sudah melacak nomor telepon-nya dan terakhir aktif ada di daerah jakarta. Itu artinya orang yang menyuruh mereka ada di sekitar sini, mungkin salah satu orang yang dekat dengan anda atau Nona."
Aksa diam dengan mulut yang terus menghisap rokok, wajah tetap datar tidak bereaksi dan sulit untuk di tebak. Mulut-nya terus-menerus meng-hembuskan asap rokok.
Orang di sekitarnya ? kata-kata itu membuat otak Aksa bekerja dengan cepat. Dan hanya ada 1 nama yang terlintas di otaknya, namun dia masih perlu bukti sebelum menuduh-nya.
"Terus ulik sampai dalang-nya ketemu." Titah-nya datar.
"Siap laksanakan tuan muda." Saut-nya.
"Bagaimana dengan orang-orang yang gue minta ?" Tanya-nya. Dengan mata terpejam.
"10 Orang laki-laki yang memiliki penyimpangan seksual sudah ada di dalam. Mereka semua sudah siap melaksana-kan tugas-nya."
Aksa membuka mata-nya, lalu menegakkan tubuh-nya. Tangan-nya menekan ujung rokok yang tinggal sejentik jari ke asbak. Tenang, santai, tidak buru-buru.
"Eksekusi mereka sekarang, buat mereka semua trauma. patahkan kedua tangan'nya sampai cacat, lalu buang di jalan dan jangan biarkan sampai mati." Perintah datar.
"Baik tuan muda."
Aksa langsung berdiri sambil merapikan jaketnya, Pandangan mata-nya menajam, menatap satu persatu anak buah sang Papa.
"Segera update jika dalang-nya ketemu dan terus cari bahkan jika dia ber-sembunyi di lubang semut sekalipun." Ucap-nya tegas.
"Siap laksanakan tuan muda." Saut-nya serempak. Aksa langsung pergi meninggalkan markas.
Semua anak buahnya langsung membungkuk hormat sampai Aksa tidak terlihat lagi.
"Segerah eksekusi mereka, lakukan sesuai permintaan tuan muda." Tita Bobi. Selaku ketua sekaligus orang kepercayaan Aksa.
0o0__0o0
Ruangan penyekapan..!
10 orang laki-laki berbadan gempal yang memiliki kelainan seksual sudah berdiri di depan 5 orang tahanan, wajah'nya mereka sudah sangat babak belur karena di pukuli setiap 1 jam sekali oleh anak buah Aksa.
Aksa benar-benar menyiksa mereka sampai benar-benar tidak berdaya, tanpa di beri makan dan juga minuman. Dan sekarang Meraka harus menjadi permainan 10 orang yang memiliki kelainan seksual.
"Wajah-nya sangat menjijikan, tapi tidak masalah kita hanya butuh lubang mulut-nya dan juga lubang pantat'nya." Ujar salah satu dari mereka.
Teman yang lain-lainnya mengangguk setuju, tampang tidak penting bagi mereka yang memiliki kelainan sensual. Yang terpenting adalah lubang-nya yang akan menjadi bahan kesenangan mereka.
"Kalian bebas pakai mereka, ingat jangan sampai mati dan buat mereka ber-lima merasakan trauma berat." Ujar anak buah Bobi.
"Tenang saja ini tugas kecil buat kita." Jawab-nya tersenyum lebar.
Tatapan mata 10 orang itu sudah tidak sabar untuk menjelajahi mainan-nya. Dan itu membuat ke lima laki-laki itu merasa bergidik ngeri.
"Bayaran kalian akan di transfer saat tugas kalian selesai. Selamat bersenang-senang." Ujar-nya sebelum meninggal tempat itu.
"Let's play Boy...!" Ujar-nya. Yang di sambut tawa penuh bahagia oleh rekan-rekan nya.
0o0__0o0
Jam 20.00 Malam, Cia baru saja membuka kedua mata'nya. Gadis itu baru saja terbangun dari alam mimpi-nya.
Hoooaaamm...!
Cia menguap lebar sambil merentang-kan kedua tangan-nya ke atas sambil merenggang-kan tubuh'nya ke kanan dan kiri.
Cia langsung melotot panik saat ingat tentang sahabat-nya itu yang belum di ketahui pasti kabar-nya. Gadis itu buru-buru mengambil Hp lalu mengirim pesan ke Ery.
Cia : "Ery kamu dimana ? Kamu di kamar kos apa di luar ?"
Cia meng-hembuskan nafas'nya pelan, saat sahabat-nya tidak membalas pesan-nya. Padahal status-nya centang dua, namun Ery belum membaca-nya.
Sebagai seorang sahabat Cia jelas saja khawatir, dia risau jika sahabat-nya benar-benar hamil. Lalu bagaimana dengan nasib-nya itu ?
Cia melompat turus dari atas ranjang, mem-bawah langkah kaki'nya menuju ke kamar sahabat-nya. Untuk memastikan keadaan-nya baik-baik saja atau tidak.
Tok..! Tok..! Tok..!
Cia mengetuk pintu kamar Ery sambil memangil-mangil nama'nya.
"ERY...Er. Kamu di dalam gak ?"
Cia terus mengetuk pintu kamar Ery, namun nihil tidak ada jawaban dari pemilik kamar-nya.
"Sepertinya Ery belum pulang, mungkin lagi keluar sama Bastian." Guman'nya sendiri.
Cia memutuskan untuk kembali ke kamar-nya dan mandi, lalu mengisi perut mungil'nya yang meronta-ronta minta jatah makan.
Selang beberapa jam Cia mulai bosan belajar terus menerus, gadis itu juga sudah video call barengan sang pacar.
Biasa-nya jam segini gadis itu masih bekerja di cafe. Namun sejak insiden itu Cia tidak lagi bekerja.
Ting..!
Tanda pesan masuk, Cia langsung mengecek HP-nya dan ternyata pesan dari Ery.
"Cia tolongin gue, gue lagi terjebak di sini dan butuh bantuan Lo segerah."
Ting..!
Pesan masuk dari Ery yang mengirim lokasinya.
Cia gegas lari keluar dari dalam kosan, tanpa ganti baju dan bersiap-siap. Dia merasa panik takut sahabat-nya Kenapa-napa.
Cia naik taksi menuju lokasi yang di kirim oleh Ery, "Lebih cepat ya pak. Teman saya butuh pertolongan segerah." Ujar'nya panik.
0o0__0o0