NovelToon NovelToon
Gelora Cinta Usia Senja

Gelora Cinta Usia Senja

Status: tamat
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Keluarga / Romansa / Tamat
Popularitas:134.3k
Nilai: 5
Nama Author: skavivi selfish

Mereka terpaksa menikah meski sudah berjanji tidak akan menikah lagi setelah menjanda dan menduda untuk menghormati pasangan terdahulu yang sudah tiada.

Tetapi video amatir yang tersebar di grup RT mengharuskan mereka berada dalam selimut yang sama meski sudah puluhan tahun hidup di kuali yang sama.

Ialah, Rinjani dan Nanang, pernah menjadi cinta pertama dan hidup saling membutuhkan sebagai saudara ipar. Lantas, bahagia kah mereka setelah menyatu kembali di usia kepala lima?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon skavivi selfish, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Aku Coba

Lembaran-lembaran baru di atas masa lalu tidak ada yang mengganggu, tapi kalaupun ada kritikan-kritikan akan menjadi canda di tengah maraknya suasana rumah yang mulai hangat oleh keberhasilan Rinjani menerima Nanang sebagai suami di masa tuanya.

“Jadi Budhe sama Bapak mau cosplay foto-foto di photo box waktu muda?” ucap Jalu Aji seraya mengalungkan tali kamera di leher.

“Kalau aku jadi Bapak, malu. Foto-foto pas muda ini, sok mesra, sok imut, ibuku pasti rewel kalau tau Bapak nyimpan foto mantannya. Tapi untung ibu nggak tau, aman.” kelakar bocah SMP itu.

“Siapa bilang ibumu tidak tahu?” Nanang berceloteh sambil memakai kaos hitam, bertuliskan band metal kesukaan Rinjani, Death Vomit yang kini personilnya sudah berbeda, dan sudah tua-tua juga.

“Ibumu dulu sering tanya, Mas kamu masih menyimpan foto-foto Mbak Jani nggak? Aku curiga kamu pasti masih nyimpan kan? Bapak jawab iya, tapi cari saja sendiri buktinya, kalau ketemu berarti aku salah, kalau tidak tuduhan ibumu tidak benar.”

“Ibuku nggak bisa nemu?” tukas Jalu Aji.

Nanang meringis. “Foto-foto itu Bapak simpan kamus bahasa Jerman, buku lawas waktu Bapak kuliah di Jerman, ibumu tidak kepikiran ke sana, tuduhan ibumu selesai. Semua aman.”

Rinjani menyelesaikan tugasnya mengepang rambut kembar cilik. Anjana dan Anjani sudah lengket dengannya, sudah saban malam tinggal di kamarnya, sudah mirip anak cucu.

“Yang lama-lama tidak perlu di bahas, lagian kamu itu harusnya kasian sama Ibumu, Lu. Kamu kok malah kepo! Heran Budhe.

Jalu Aji menatap Rinjani dan Bapaknya. “Soalnya aku dulu sering nguping Bapak dan Pakde Kay ngobrol, Pakde minta Bapak jaga Budhe biar tidak sama orang lain biar aset keluarga aman. Memang aset keluarga itu apaan, Pak?”

Nanang menerima tatapan heran putranya, dia tersenyum. Anak lelaki satu-satunya yang dia miliki itu akan menjadi pewaris utama bisnisnya. Sejak sekarang harus mulai disentuhkan urusan itu.

“Aset itu kepemilikan, baik harta benda dan tak benda. Kapan-kapan Bapak jelaskan detailnya.”

Rinjani memasangkan kancing rompi Nanang sambil menatapnya lekat-lekat.

Nanang menarik kedua sudut bibirnya sampai bibirnya lurus. “Jalu Aji itu adiknya anak bungsumu, jadi tidak perlu dipikirkan dalam-dalam. Anaknya santai kok.”

Rinjani menoleh waktu blitz kamera menerjang raganya. Jalu Aji pun terkekeh-kekeh, bukan main senangnya.

“Budhe ngantuk, Pak.” Nanang melihat foto paling tidak estetik selama dia menghadapi paras cantik Rinjani dari ranum sampai matang banget. Sosok Rinjani tetap ramping, putih, dan menarik untuk digoda.

“Matanya sudah sensitif dengan cahaya, tidak perlu pakai blitz, kamu mau bikin budhemu merem melek?”

“Kenapa aku tetap panggil budhe? Kenapa enggak mama, mami atau bunda? Budhe kan istrimu toh, Pak? Sama kayak ibu Sakila.”

Nanang meringis. Ada perasaan canggung untuk mengakui Rinjani istrinya. Dia kemudian menyarankan Jalu Aji untuk diam daripada membuat istrinya awut-awutan dan batal melaksanakan foto cosplay saat muda.

Jalu Aji melengos pergi. “Budhe, ibu gedhe. Padahal budhe kurus, harusnya aku panggil burus...”

Ekspresi Rinjani mulai tidak menyenangkan, dia cemberut saat duduk untuk memangku Anjani yang memakai kaca mata bulat untuk bergaya sedang Anjana sibuk dengan kedua kaki Bapaknya untuk main berobosan.

‘Anak bungsu baru sibuk, Jalu Aji pun jadi penggantinya. Komplit sekali rasanya.’

Nanang meringis. “Ya gimana ya, burus juga bagus. Ibu kurus.”

“Daripada kamu, Bapak... Bapak...” Rinjani bingung mencari perumpamaan apa yang pas untuk Nanang. Lelaki 55+ itu terlihat tidak memiliki perubahan yang signifikan dari muda ke tua.

“Kamu juga kurus, ompong, suka ngiler, kalau tidur mangap.”

Nanang mengangkat tubuh Anjana dan menaruhnya di pangkuan Rinjani. Paha kecilnya itu sanggup menampung keduanya meski tidak dalam waktu yang lama. Takut kesemutan dan kebas.

“Mereka menganggap kamu adalah ibunya. Jadi aku minta tolong kamu sabar mengurus Jalu Aji.”

Rinjani berdehem, tahu saja dia isi hatinya. “Kapan sesi fotonya? Aku ada kunjungan pasar nanti siang dengan dinas sosial.”

Nanang mengambil ponselnya dari kantong celana. “Aku kemarin sudah menghubungi anak-anakmu agar bisa datang hari ini. Mungkin mereka sebagian sudah ada di rumah utama. Rumah itu sudah di sepakati bersama untuk dijadikan tempat tinggal bungsumu. Pandu dan Dewi Laya Bajramaya.”

Rinjani semakin muram, anak-anaknya akan datang dan melihatnya mengabadikan momen penting itu?

“Aku deg-degan.” Rinjani mengaku. “Aku malu.”

“Kenapa kamu malu?”

“Aku sudah tua Nanang... dan idemu untuk cosplay foto di photo box itu memalukan. Apa kamu tidak ingat gayamu dan gayaku dulu gimana?” sembur Rinjani sampai kedua anak sambungnya menoleh, heran sama nenek-nenek yang merangkap sebagai ibu itu.

Nanang tertawa. Menangkap kedua tangan bocah itu bergantian sebelum lari entah ke mana. “Dulu aku anggap lucu, kalau sekarang ya malu-maluin. Apa kita batalkan saja?”

“Lebih baik begitu.” Rinjani mengibaskan tangannya. “Urus anak-anakmu yang besar, aku harus makan sebentar.”

“Makan atau sembunyi?” tukas Nanang. “Perutmu betul-betul sakit atau kamu benar-benar grogi?” Nanang tampaknya mulai khawatir.

“Semuanya.” Rinjani meringis. “Kamu harus mengulur waktu sementara aku harus mengumpulkan keberanian bertemu mereka karena berbicara tentang ini, tidak seperti berbicara dengan Jalu Aji. Mereka semua lebih pintar mengguruiku sekarang.”

Nanang menyentuh kening Rinjani dengan jari telunjuk. “Aku coba.”

1
estycatwoman
nice 👍💯😍
estycatwoman
Aamiin👐
Ida Miswanti
Jeng Vi Semua karyamu menetap di hati dan selalu ku nanti notif darimu lagi🤗💪
Ida Miswanti
Alhamdulillah karep ku ketekan🤗
Ida Miswanti
definisi cinta dari kulit kencang sampai kulit kendor😂
Ida Miswanti
kasian Mbakyu Jani tak pernah memahami Mas Nanang 😏
Ida Miswanti
emang apa yang Bunda mau???🤭
💕Rose🌷Tine_N@💋
berbulan bulan nungguin ternyata gk ada sambunganny lagi...piye to mbae...end atau digantung lg nih?😢
Ida Miswanti
tenang hatimu Dalilah tak hanya Ahli tp udh Spesialis
Ida Miswanti
coba minta 1 ke mantu mu🤭
Ida Miswanti
gini,,ni,kalo punya mantu turun dari khayangan bikin geumees🤗
Ida Miswanti
ternyata oh ternyata baru ku tau julukan lengkap Mas Nanang selain Om Oyen 😂
Ida Miswanti
kejujuran hati Mas Jalu..
Ida Miswanti
edan tenan Kowe adik'e Mas Kaysan😂
Ida Miswanti
makin cocok Run,,,jadi Patung Kolor ijo 🤣🤣🤣
Ida Miswanti
pasangan senja yg tiada tandingannya
Ida Miswanti
yang lagi bikin Romantis 😅
Ida Miswanti
KDRT dooong Mbak Riri😆
Ida Miswanti
🤔 wangsit sejenis makanan kah???kalo di daerah pangsit namanya
Ida Miswanti
Mas Susur atau Si bungsu yg menyambut kedatangan Sang Bunda...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!