Nareswara Syahputra, adalah pengacara hebat dan dermawan. Ia kerap kali membantu masyarakat yang minim ekonomi untuk menyewa jasa seorang pengacara.
Di usianya yang kini sudah menginjak 29thn, ia sudah memiliki seorang istri dan anak. Yakni seorang wanita muslimah bernama Zahra Khoirun Nisa, yang tak lain adalah adik kelasnya pada saat SMA dulu, di sebuah pesantren tempat ia sekolah, dan juga seorang anak perempuan yang cantik, yang umurnya masih dua bulan.
Ia pun sangat mencintai dan menghormati Zahra istrinya. Namun suatu ketika kesetiaannya pada sang istri harus diuji, lantaran ia harus menikahi gadis asing yang sama sekali ia tak kenal.
Apa yang menyebabkan Nares untuk menikahi gadis itu? Dan apakah cinta terhadap istrinya masih besar? Atau sudah terbagi dengan gadis yang ia nikahi? Penasaran? Yuk, lihat karya kedua ku 😅
NB : Karya ini hanya fiksi, jika ada kesamaan dalam nama, tempat, alur, itu tidak disengaja🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anowmuri3__, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 22
Ia memberontak, dan saat melihat siapa orang yang telah menarik tangannya, seketika ia terkejut, setelah mengetahui orang yang telah menarik tangannya yang tak lain adalah pamannya, yang selama ini selalu ia hindari.
Karena takut ia akan ditangkap kembali dan di jual kembali ke seorang mucikari.
Zoya pun memberontak, namun sayang tenaganya tidak sekuat tenaga sang paman.
"Paman lepaskan aku!"
"Cih, jangan harap. Gara-gara kamu, aku harus membayar semua hutang-hutang ku, jadi ikut aku!" bentak sang paman.
"Tidak mau, lepas!"
"Bukankah itu hutang paman? Lalu kenapa aku yang harus jadi jaminan, kenapa tidak anak paman saja Soraya?" tanya Zoya, setelah berhasil melepaskan tangannya dari cekraman sang paman.
"Kurang ajar kamu!" bentak sang paman.
Plakk.
Satu tamparan berhasil dilayangkan oleh paman Zoya ke pipi mulus Zoya.
"Apa ada yang salah dari ucapan ku? Memang benarkan apa yang aku katakan, aku tidak ada hubungannya dengan paman, lalu untuk apa aku yang harus menanggung semua hutang-hutang yang paman buat!" teriak Zoya.
"Kau ... " Baru saja sang paman, ingin kembali melayangkan tamparan pada sang keponakan angkat, namun tiba-tiba tangannya di cekal oleh seseorang.
Zoya dan sang paman pun sama-sama menoleh ke arah orang yang sudah berani menghentikan aksi sang paman yang hendak menampar Zoya.
Zoya pun terkejut melihat siapa orang yang sudah berani menghentikan aksi sang paman terhadap dirinya, beda halnya dengan sang paman yang mengerutkan keningnya, karena bingung terhadap seorang pemuda yang berani menghentikan aksinya.
"Lepaskan, berani sekali kau menghentikan ku!" bentak sang paman, yang sudah berhasil melepaskan tangannya dari pria itu.
"Karena kau sudah berani menampar gadis ini," ucapnya.
"Memangnya siapa kamu? Jangan ikut campur! Ini adalah urusanku dan juga keponakanku!" Desisnya.
"Hanya keponakan angkat, bukan keponakan kandung. Lagi pula aku berhak ikut campur, lantaran dia adalah istriku," ujar Nares dengan tenang, namun dengan nada dinginnya.
Ya, pria itu adalah Nares, yang berniat untuk menjemput sang istri, namun ditengah perjalanan ia melihat istri kecilnya itu sedang ditarik oleh seorang pria paruh baya, yang ia yakini adalah pamannya.
Nares pun memakirkan mobilnya di pinggir jalan dekat dengan mereka berdua, ia pun turun, lalu buru-buru ia pergi ke arah dua orang itu, setelah melihat istri kecilnya ditampar.
Tak ada seorang pun, karena memang kebetulan tempat itu sepi.
"Apa istri!" pekik sang paman.
"Ya," ucap Nares singkat.
"Cih, kau pikir aku percaya hah? Tidak! Jadi sebaiknya kau menyingkir lah, dan jangan ikut campur."
"Aku tidak peduli kau percaya atau tidak. Tapi yang jelas Zoya adalah istriku dan aku adalah suaminya," ujar Nares penuh penekanan, dan menarik Zoya agar ia berada di belakang tubuhnya.
"Heh, mana buktinya."
Dan Nares pun menunjukkan jari manis dirinya dan Zoya yang terpasang sebuah cincin.
Meski cincin yang dipakai Nares adalah cincin nikahnya bersama Zahra.
"Kau lihat," ucapnya, seraya menunjukkan jari manis mereka berdua.
Dan hal itupun berhasil membuat sang paman geram, bagaimana bisa Zoya si anak tidak tau diri itu bisa menikah dengan pria yang menurutnya berasal dari keluarga kaya.
"Aku tidak perduli, yang jelas dia harus ikut denganku." Sang paman pun mencoba untuk menari Zoya yang ada di belakang tubuh Nares.
Namun Nares tak akan membiarkan istri kecilnya itu dibawa oleh pria tua itu, walaupun pria tua itu adalah paman dari sang istri, meskipun hanya paman angkat.
"Hentikan, kau tidak bisa membawa dirinya, karena dia sudah menjadi istriku, dan kau tidak berhak atas dirinya, paham!" tekan Nares, seraya mendorong tubuh sang paman agar menjauh dari istrinya.
Lalu ia pun perlahan mendekati sang paman, dan ia pun mulai membisikan sesuatu ditelinga pria tua itu.
"Apa kau tau siapa aku?" tanya Nares dengan nada dingin dan wajah datarnya, di telinga pria tua itu.
"Tidak. Biar aku perkenalkan diriku, namaku Nareswara, pasti kau pernah mendengar namanya bukan? Kecuali kau memang tuli." Bisik Nares ditelinga pria tua itu.
Dan hal itu membuat sang paman atau pria tua tadi menelan ludahnya, siapa yang tidak tau dengan seorang pengacara yang bernama Nares itu, ia dikabarkan selalu memenangkan persidangan ketika membantu klien nya.
Dan bukan hanya itu, ia juga seorang pengacara yang bisa mengetahui akal busuk dari seorang yang melakukan kecurangan, sehingga kecurangan yang mereka lakukan dapat di ketahui oleh pihak kepolisian, dan itupun berkat bantuan darinya.
Melihat pria tua yang berada di hadapannya, Nares pun melanjutkan perkataannya.
"Jangan kamu pikir aku tidak tau semua kebusukan darimu pak tua! Awalnya aku ingin menghormati mu karena kamu paman dari istriku, walaupun hanya paman angkat. Tapi melihat perilaku mu terhadap istriku membuat aku malas untuk menghormati mu," bisik Nares di telinga pria tua itu.
"Dan ingat, aku tau apa yang kau lakukan terhadap perusahaan mendiang kakakmu. Kau melakukan penggelapan uang benar bukan?"
"Dan yah satu lagi, jangan pernah kau memancing diriku untuk mengorek kasus kecelakaan yang menimpa keluarga istriku, yang tak lain adalah kakak mu sendiri! Dan aku berharap kau bukan dalang dibalik kecelakaan yang menimpa kakakmu," bisik Nares lagi.
"Ingat jangan pernah mengganggu Zoya lagi."
Setelah mengatakan hal itu Nares pun menarik tangan Zoya untuk pergi dari sana, Nares dan Zoya pun pergi meninggalkan paman Zoya.
Sementara pria tua itu, yang tak lain adalah paman angkat Zoya, menelan salivanya dengan kasar, apa yang dikatakan Nares membuat dirinya merasa takut.
Takut akan kebenaran yang ia sembunyikan selama ini terbongkar, meski dia tidak tau apa yang dikatakan oleh Nares hanya gertakan semata, atau memang dia mengetahui apa yang sembunyikan selama ini.
Sebenarnya apa yang diucapkan oleh Nares hanyalah gertakan atau ancaman semata, untuk paman dari Zoya itu, agar tidak mengganggu Zoya, istri kecilnya lagi.
Tapi jika Nares mau ia bisa menyelidiki kasus kecelakaan yang mengenai keluarga istri kecilnya itu meninggal, meski dalam penyelidikan kepolisian menyatakan, kecelakaan tersebut murni kesalahan dari sang supir yang mengantuk, sehingga mengakibatkan mobil yang ditumpangi kedua orang tua, beserta adik dari Zoya itu terjun ke dalam jurang.
Tapi balik lagi kepada Zoya, apakah ia mau mengusut kecelakaan yang terjadi pada keluarganya atau tidak.
Kembali kepada Nares dan Zoya.
Kini keduanya sudah berada di dalam mobil, dan menuju ke apartemen.
Di dalam perjalanan tidak ada yang bersuara hanya keheningan yang menyapa. Sampai mobil yang dikendarai oleh Nares pun tiba di basement apartemen.
Keduanya pun turun dari mobil dan masuk kedalam lift menuju ke unit apartemen tempat Zoya tinggal.
Setelah sampai di unit apartemen tempat tinggal Zoya keduanya pun masuk kedalam, dan lagi-lagi tak ada yang bersuara dari keduanya.
Sampai pada saat Zoya ingin masuk kedalam kamarnya pun tak ada yang bersuara, dan Nares ia memilih duduk di ruang tv.
"Eh ada Den Nares?" tanya bi Siti, art yang membantu Zoya untuk membersihkan apartemennya, yang baru saja dari dapur.
"Iya bi," jawab Nares seraya tersenyum ramah.
"Apa non Zoya nya sudah pulang? Atau memang Aden yang ingin menunggu non Zoya?" tanya nya.
alhamdulillah gak jadi meninggal.
kereen 😍😍💪💪
kasih bintang mak juga ya,🤣🌻
wkwk udah kayak kurir mak ya