NovelToon NovelToon
Calon Suamiku Ternyata Kakakku Sendiri

Calon Suamiku Ternyata Kakakku Sendiri

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh
Popularitas:41.3k
Nilai: 5
Nama Author: Cha Yoka

Ikutin kisahnya yang berakhir dengan perpisahan dan air mata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cha Yoka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23

Ilyas menatap senang kearah Dae. Dae seperti kelinci yang kelaparan.

"Pelan-pelan Dae makannya," ucap Ilyas memperingatinya.

"Iya Yas, aku laper banget," balas Dae dengan mulut penuhnya.

"Minum dulu nanti kamu keselek loh," Ilyas menyodorkan gelas yang berisi air putih.

"Makasih Yas, syukur kamu kasih aku air putih, nih hampir keselek," balas Dae bersyukur.

Ilyas hanya senyum-senyum melihat tingkah Dae.

Mereka tak menyadari jika ada seseorang yang sedang memperhatikan kedekatan mereka berdua.

Orang yang memperhatikan mereka adalah suruhan dari Presdir Edy yang merasa penasaran dengan hubungan Dae dan Presdir Ilyas. Dia mengirimkan bukti video dan foto-foto kemesraan mereka berdua ke Asisstent Edy.

Edy yang menerima kiriman itu, segera menghampiri Presdirnya dengan rasa ketakutan dan mulut yang kaku.

"Tuan, saya sudah memerintahkan orang untuk memantau pergerakan mereka," Asisstent Li menghentikan ucapannya.

"Lalu?" tanya Edy tanpa menoleh.

"I...ini Tuan bukti-buktinya," Asisstent Li menyerahkan beberapa bukti kepada Edy dengan tangan yang gemetaran.

Edy menerimanya dan melihat dengan sorotan tajam kearah foto-foto itu. Selain foto, Edy juga terperangah menatap video yang menampilkan adegan mesra Dae dan Ilyas yang berdansa.

Asisstent Li yang menyadari suasana hati Presdirnya memburuk, merasa tubuhnya beku tak dapat bergerak. Kakinya sedikit gemetaran dan dia tak berani menatap kearah Presdirnya.

Edy merasa kesal karena kalah langkah dari Presdir Ilyas untuk memenangkan Dae. Dia marah dan membentak Asistennya.

"Keluar...!!" bentak Ilyas seketika.

Asistent Li terkejut mendengarnya dan dengan langkah seribu dia langsung kabur meninggalkan gunung es yang sedang melepuh tersiram lahar panas. Suasana ruangan mencekam, mencekik setiap orang yang berada di dekatnya. Asistent Li pergi buru-buru meninggalkan ruangan Presdirnya.

Sesampainya di luar ruangan, dia mengusap dadanya merasa lega karena terhindar dari amarah Presdirnya untuk sesaat.

Sedangkan Sekretaris Lu melihat Li dengan curiga.

"Apa yang anda lakukan disitu Tuan Li?" tanya Sekretaris Lu.

"Ah, saya ingin memantau sekitar luar saja. Kebetulan Presdir sedang tak ingin diganggu," jawab Asistent Li yang menyembunyikan kegugupannya.

Sekretaris Lu mengangguk mengerti arti ucapan Tuan Li.

Di sebuah cafe, Ilyas dan Dae masih menikmati kebersamaan mereka. Dae lupa akan kerjaannya sesaat. Dia terbuai dengan keromantisan yang diberikan Ilyas.

"Yanx, kapan aku dikenalkan sama Papa kamu? Aku ingin segera mengenal keluargamu!" pinta Ilyas.

"Kamu serius ingin mengenal Papaku Yas?" tanya Dae tak percaya.

"Tentu, apa kamu tak menginginkannya?" tanya Ilyas balik.

"Hehehe, tapi aku belum yakin kapan Papa pulang," jawab Dae sedih.

"Kenapa wajahmu kelihatan sedih?" tanya Ilyas curiga.

"Aku sedih karena Papa belom pulang dari tugas dinasnya," jawab Dae jujur.

"Oh...Kalau gitu, aku akan menemuinya saat beliau sudah kembali, gimana?" tanya Ilyas yang membuat semangat Dae.

"Baiklah, aku akan mengatur waktunya yang pas buat kamu bertemu Papa," jawab Dae setuju.

"Oh ya ampuuun, aku harus kembali bekerja Yas!" Dae terkejut saat melihat jam di dinding.

"Aku akan minta izin sama dia, kalau kamu terlambat kembali ke kantor," balas Ilyas cuek.

"Ayolah Yas...jangan seperti itu. Dia atasanku dan aku harus profesional dalam bekerja dan tidak mencampur adukkan dengan urusan pribadi. Aku harap kamu mau mengerti," tegas Dae yang tak bisa kompromi.

"Hah...," Ilyas membuang nafas beratnya.

"Baiklah yanx, aku akan mengantarkanmu kembali ke sana. Tapi kamu jangan dekat-dekat sama dia," jealous Ilyas.

"Kamu sangat lucu, gak perlu cemburu sama dia. Hatiku hanya untukmu," Dae mencubit gemas pipi Ilyas.

Ilyas tak marah diperlakukan Dae seperti itu. Dia malah seperti kucing anggora yang jinak sangat penurut. Sungguh menggemaskan si arogan menjadi kucing jinak.

"Dae...hentikan, ini sakit. Kamu senang sekali menyakiti pipiku," gerutu Ilyas sambil mengusap pipinya.

"Kekasihku ini ternyata lucu juga ya. Aku pikir selama ini kamu orang yang sangat arogan, ternyata setelah kita menjadi kekasih, kamu romantis dan menggemaskan," puji Dae sambil menatap Ilyas.

"Kamu memujiku? Itu suatu penghargaan buatku karena ada seorang perempuan yang memujiku dengan berani dihadapan ku," ucap Ilyas membalas tatapan Dae.

"Tentu, karena kamu kekasihku sekarang," balas Dae.

"Ayo aku antar kamu kembali ke kantor," ajak Ilyas.

"Baiklah, ayo."

Mereka pun pergi meninggalkan cafe yang menjadi tempat makan siang romantis mereka.

Sedangkan di kantor, Edy masih setia berada dalam ruangannya. Pikirannya masih terpaku dengan video yang diputarnya berulang kali. Sungguh pemandangan yang menyakitkan untuk dilihat. Tapi itulah kenyataan yang harus dilihatnya.

"Aku akan berjuang mendapatkan mu Dae. Walaupun kau sudah menjadi kekasihnya. Aku tidak akan menyerah sebelum kalian menikah," gumam Edy.

Edy bangkit dari kursi nyamannya dan melangkah keluar dari ruangannya. Dia ingin menunggu Dae di dalam ruangannya.

Asistent Li melihat Presdirnya keluar dari ruangannya.

"Tuan, apa yang bisa saya lakukan?" tanyanya dengan ketakutan.

"Tetaplah mengerjakan tugasmu, kalau aku butuh, kau akan kuperintah," balas Edy dengan sikap dinginnya.

Asistent Li diam terpaku mendengar perintah tuannya, dan Sekretaris Lu berdiri dari kursinya saat melihat Presdirnya keluar dari ruangannya dan tak berani menatapnya.

Edy terus melangkah dan masuk ke dalam lift menuju ruangan Dae. Dia sudah bertekad akan mengungkapkan perasaannya terhadap Dae saat ini juga. Dia tidak mau menanggung rasa cintanya di dalam hatinya sendiri.

Edy pun bergegas masuk ke dalam ruangan Dae dan menunggunya di dalam.

Sedangkan Dae, saat ini sedang memasuki lift menuju ruangannya. Dia diantar Ilyas sampai di depan kantornya. Lalu Ilyas pergi meninggalkannya. Dan Dae masuk ke dalam kantornya.

Sesampainya di lantai atas, Dae berjalan keluar dan masuk ke dalam ruangannya. Dia tidak curiga atau mengkhawatirkan sesuatu yang akan membuatnya terkejut.

Dae dengan santainya masuk ke dalam ruangannya dan menguncinya dari dalam. Dia tidak memperhatikan ruangannya dimana Edy sudah duduk dengan manis di sofa.

Saat Dae melangkah ke kursi kerjanya, dia mendengar suara deheman.

"Ekhem ekhem," Edy sengaja berdehem dan berdiri sambil menghampiri Dae.

Dae terkejut dan diam di tempatnya berdiri. Dia mendengar suara yang tak asing di pendengarannya. Dae tak berani membalikkan tubuhnya. Dia kaku, diam seperti patung, wajahnya pucat seperti hantu.

Edy mendekatinya dan berdiri tepat dibelakang Dae.

"Jam berapa ini Bu Dae...!" ucap Edy tepat di telinganya Dae.

"Pep... Presdir," ucap Dae dengan suara tercekat.

"Apa kamu tidak melihat jam saat bersamanya?" tanya Ilyas lagi dengan suara tekanan.

"Ma..maaf Presdir," hanya itu yang keluar dari mulut sexy Dae.

"Minta maaf untuk apa?" tanya Edy sambil memutari tubuh Dae.

"Ka..karena saya ba...balik kantor terlambat," jawab Dae gugup.

Edy berhenti tepat dihadapan Dae. Dia menatap Dae dengan tatapan lembut tapi menusuk.

Dae tak berani memandang kearah Presdirnya. Dia takut karena rasa bersalahnya.

Lalu Edy mengangkat dagu Dae sehingga mereka saling bertatapan. Dae melihat mata Edy yang sangat teduh dan menenangkan, tidak ada tatapan amarah, hanya ada kelembutan yang terpancar dari sorot matanya.

"Dae, apa benar kamu memiliki hubungan dengannya?" tanya Edy dengan wajah lembutnya.

"A...apa....!" Dae terbengong mendengar pertanyaan Presdirnya.

"Kamu tidak dengar apa yang saya tanyakan? Apa saya perlu mengulanginya lagi?" tanya Edy dengan sedikit berbisik di telinga Dae.

1
Insyirah Harito
wah..... hadir lg nh, smangt thor tgs nya
Nizam Aufar
kok gak lanjut kak
Insyirah Harito
loh gimn tuh dae ditinggal keduanya. hmmm makanya jngn coba-coba mendua
Hantu: Hahaha, sabar-sabar
total 1 replies
Insyirah Harito
Nah lo, hampir kepergok
Yoga Andri
ceritanya bgs bags ya, suka bngt. Tp alurnya belum begitu jelas thor
Nizam Aufar
kok lama amat ini
Nizam Aufar
lanjut kak....
Nizam Aufar
lanjut kak
Insyirah Harito
Edy pasti tau masa lalu ilyas
Hantu: sepertinya begitu ya
total 1 replies
Nizam Aufar
lanjut kak
Yoga Andri
cinta segitiga ya
🌹🌹💐
up yng banyak donk
🌹🌹💐
lanjut donk
Hantu: Pantau terus ya kisah Dae...
total 1 replies
Insyirah Harito
Gw ngakak baca ceritanya di episode ini. Ani emang friend terbaik
Hantu: Semoga terhibur ya
total 1 replies
Insyirah Harito
Dua cowok satu cewek
Hantu: cinta segitiga
total 1 replies
🌹🌹💐
lanjut, aq suka ceritanya😍
🌹🌹💐
kok ga ada sambungannya ya, bikin penasaran aja 🙄
Insyirah Harito
karya-karyamu keren thor.... ku suka..
Hantu: Terima kasih.., silahkan dilanjut
total 1 replies
Insyirah Harito
Sepertinya cerita yg bgs
Hantu: makasih sudah mampir dikarya baruku..
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!