Sebagai imbalan pinjaman, majikan Rembulan ingin dia menikahi cucunya yang dingin, Kenzo Smith, dengan cara yang ekstrim yaitu menidurinya.
Meski kehormatannya sebagai perempuan dipertaruhkan, Rembulan tidak punya pilihan lain selain setuju demi melindungi ibunya yang sakit dari para penagih utang.
Namun, Kenzo memandangnya seakan-akan dia benar seorang pelacur dan tanpa ampun mempermalukannya.
"Ketika kamu telah melahirkan seorang anak untukku! Kamu tidak lagi diperlukan, pada saat itu aku akan membuangmu, menceraikanmu! karena itu adalah satu-satunya fungsimu di sini!"
Hati Rembulan sangat sakit bagai tertusuk pisau. Tapi dia tidak bisa melakukan apapun dan hanya bisa mengandalkan kesempatan ini.
Rembulan mengamati pria asing yang tertidur di sebelahnya, dan mengambil sebuah keputusan…
Apakah pernikahan ini akan berakhir setelah terlahirnya seorang anak? Atau Kenzo akhirnya harus menelan kata-katanya sendiri?
.
.
Ikuti Instagram aku ya : @anak_kost_joy
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anak Kost, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 22 : Jangan pernah lupa posisimu.
Episode 22 : Jangan pernah lupa posisimu.
***
"Aku akan menikmati hidupku sebagai Nyonya sampai tugasku usai, seperti ucapan mu barusan," Rembulan berbicara tegar.
Matanya yang dalam dan merah menahan air mata, rambutnya yang sudah acak-acakan karena dalam perjalanan seharian menuju kediaman Kenzo.
"Ya ... kau boleh menjadi Nyonya di hadapan orang lain selama kau menyandang gelar sebagai istriku, tetapi di hadapan ku, kau hanya laacur penghangat ranjang dan hanya untuk melahirkan anak untukku!"
Balas Kenzo menyeringai tajam, merendahkan Rembulan serendah mungkin.
Membuat Rembulan tidak lebih berharga dari wanita malam di diskotik.
Rembulan tersenyum pilu, dia tahu siapa dirinya.
Wanita malang yang tidak memiliki apapun, terbebas dari hutang saja sudah sangat melegakan baginya.
Hinaan kecil seperti ini tak akan meruntuhkan Rembulan.
Rembulan mulai membuka kancing belakang bajunya, dengan tanpa ucapan kata lagi, dia membukanya perlahan.
Walau rasanya Rembulan ingin meledak karena marah dan sedih, tetapi dalam hal ini, dia memang sudah berjanji untuk melahirkan anak Kenzo, dia akan menepati janji itu.
Dan sesuai keinginan lelaki ini maka dia akan bercerai dengannya.
Saat itu hari sudah malam, sinar rembulan menyinari tepat kearah Rembulan berdiri.
Gaun putih yang dikenakan Rembulan secara perlahan sudah dilepaskan dan sudah berada di lantai sekarang.
Rembulan menahan rasa malu dan rasa marahnya dengan mencengkeram tangannya.
Dia menatap kearah Rembulan di luar kaca, sedikit menenangkan dirinya dan mencoba membayangkan jika tak ada Kenzo di sini.
"Heh!"
"Lucu sekali, kau sangat bersemangat membuka bajumu saat aku mengatakannya, apakah kau sudah menunggu ini sejak awal?"
"Murahan!"
" Tetapi aku akui, tubuhmu memang bagus, sangat pantas menjadi penghangat ranjang untukku!"
"Kemarilah ..."
Kenzo memiringkan wajahnya, menyeringai tajam dan menepuk pahanya agar Rembulan segera duduk disana.
Rembulan hanya diam membisu, nafasnya berat tetapi dia tahu jika dia terlalu banyak membantah maka posisinya akan sulit di kemudian hari.
Juga menurut Rembulan, dia sudah melakukan nya dengan lelaki ini, melakukan nya lagi sepertinya tidak akan masalah.
Rembulan hanya ingin segera hamil dan pergi secepatnya, hanya itu saja.
Rembulan melangkah mendekat, dengan pakaian dalam yang masih melekat, dia duduk di paha suaminya sesuai permintaan Kenzo.
Lalu Kenzo menarik pinggang Rembulan sampai Rembulan menahan nafasnya karena malu sekali.
Kenzo menatap lekat Rembulan dan menarik dagunya agar wajah mereka dekat.
"Ingat ya, posisimu hanyalah sebatas penghangat ranjang, memiliki anak lalu bercerai! jangan pernah berani mengadu kepada Kakekku seperti hari ini,"
"Atau aku akan membuat mu menyesal telah bertemu dan berani menjebak ku, mengerti?"
Kenzo membisik lagi, Kenzo sangat mengerikan, dia ingin Rembulan selalu mengingat itu di dalam batinnya, agar Rembulan tahu batas lain kali.
Rembulan dengan jantungnya yang seolah diremas, dia menatap nanar kearah Kenzo, matanya dalam sekali sama seperti mata yang dilihat Kenzo pertama kali di hadapan Kakeknya.
"Deg!"
Entah kenapa Kenzo merasakan hal yang sama seperti saat itu.
Hatinya sakit dan mulutnya menjaga pahit seolah menyesal.
'Tidak Kenzo, kau harus memberitahu kepada wanita ini jika posisinya memang hanya sebatas itu, agar dia tahu diri lain kali, kau melakukan hal benar!'
Ketus Kenzo dalam batinnya setelah melihat mata menyedihkan wanita ini.
"Jika aku katakan aku tidak mengadu kepada Kakek Reynold maka Tuan pasti tidak akan percaya ..."
"Jadi, mulai hari ini aku akan menjaga sikap, dan ucapan Tuan barusan akan aku tanamkan dalam hatiku,"
"Aku akan pergi setelah melahirkan anak untuk mu,"
Balas Rembulan tetap tidak meneteskan air mata sedikit pun.
Dia berpura-pura tegas walau tubuhnya sudah dingin dan wajahnya sangat pucat.
.
.
.
.
kl orng gak suka itu gak harus nafsuh juga liat rembulan aneh