NovelToon NovelToon
BERTUKAR NASIB

BERTUKAR NASIB

Status: sedang berlangsung
Genre:Matabatin / Mengubah Takdir / Si Mujur
Popularitas:39.2k
Nilai: 5
Nama Author: Reny Rizky Aryati, SE.

Kisah ini bercerita tantang dua orang gadis yang memiliki kehidupan jauh berbeda sekali satu sama lainnya.

Valeria dan Gisela yang merupakan anggota academy musik di Soleram Internasional dan sama-sama menimba ilmu sebagai seorang murid disana untuk menjadi penyanyi terkenal.

Sayangnya nasib mujur bukan berpihak pada Gisela namun pada Valeria karena karya lagunya menjadi viral dan hits hingga mancanegara dan mengantarkannya sebagai penyanyi populer.

Penasaran mengikuti kelanjutan serial dua gadis yang berseteru itu !

Mari ikuti setiap serialnya, ya... 😉

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 21 TEMPAT RAHASIA !

Lubang hitam ciptaan wanita tua yang ada di hadapan Gisela dan Amur, harimau putih dari Serbia itu masih terpampang jelas.

Gisela menoleh ke arah Amur yang berada di dekatnya.

"Wanita tua itu mampu menciptakan lubang hitam, mungkinkah dia dukun tua yang kita cari", ucapnya.

"Hanya orang yang berkemampuan khusus saja yang bisa menciptakan lubang hitam seperti ini", sahut Amur.

"Apa kau menebak kalau dia adalah dukun tua itu ?" tanya Gisela.

"Sepertinya tebakanmu benar sebab kalau wanita tua itu tidak memiliki kemampuan sehebat ini, pastinya dia tidak akan sanggup menciptakan lubang hitam sesakti ini", sahut Amur.

"Lantas, apa yang akan kita lakukan sekarang ?" tanya Gisela sembari mengawasi lubang hitam di hadapannya.

"Sebelum lubang hitam ini lenyap maka sebaiknya kita segera masuk ke dalam lubang ini", jawab Amur.

"Mari kita masuk sekarang !" kata Gisela.

"Ya...", sahut Amur.

Gisela segera melangkah masuk ke dalam lubang hitam bersamaan dengan Amur yang ikut menyusul masuk.

Perlahan-lahan lubang hitam itu mulai mengecil lalu menghilang dari pandangan mata.

Keheningan kembali tercipta di area sekitar jalanan sempit nan sepi itu.

Tinggal bayangan tiang lampu jalan yang membekas di area trotoar menjadi saksi bisu adanya peristiwa misteri di tempat itu.

"PLASHHH... !!!"

Sinar terang mendadak muncul di suatu tempat asing.

Terlihat Gisela dan Amur bergerak keluar dari lubang hitam yang telah menghilang itu.

"Kita dimana sekarang, Amur ?" tanya Gisela sembari memicingkan kedua matanya yang terpapar sinar cahaya Matahari.

"Entahlah, aku tidak tahu dimana kita sekarang, tapi tujuan kita datang karena mengikuti wanita tua itu", sahut Amur.

"Ya, tapi, dimana dia sekarang, kenapa kita tidak melihatnya ?" tanya Gisela.

"Disana !" sahut Amur seraya menunjuk ke depan.

"Ya, kau benar, dia disana, kita susul dia, jangan sampai kita kehilangan jejaknya lagi", sahut Gisela.

Gisela bergegas cepat, bermaksud mengejar wanita tua yang diduga kuat kalau dia adalah dukun tua suruhan Gisela yang dulu yang telah berganti menjadi Valeria sekarang.

Dipercepat langkah kakinya ketika Gisela mengikuti wanita tua yang berjalan jauh di depan sana.

"Mau kemana dia ?" tanya Gisela yang terus mengawasi dari kejauhan setiap langkah kaki wanita tua itu.

"Kita ikuti saja dia, jangan sampai kita kehilangan jejaknya, tetaplah waspada terhadap situasi disekeliling kita sekarang", sahut Amur memperingatkan.

"Ya, aku paham", kata Gisela sembari menganggukkan kepalanya.

"Hati-hati, Gisela !" kata Amur yang terus mengingatkan pada Gisela.

"Ya...", jawab Gisela sembari berjalan terus.

Tampak wanita tua itu menghentikan langkah kakinya tepat di area kosong yang luas kemudian wanita tersebut mengeluarkan sebuah tongkat tipis panjang dari dalam kain lengan pakaian kunonya.

Wanita tua mengarahkan tongkat di tangannya kearah depan lalu memutarnya cepat.

Sekejap saja muncul bintang-bintang terang bertaburan dari arah tongkat panjang itu kemudian terbang mengelilingi tengah-tengah area kosong yang luas.

Guncangan kecil terjadi di seluruh area kosong tersebut.

Muncul bangunan megah tepat di tengah-tengah area kosong yang luas dengan jembatan terhubung panjang ke tengah-tengah area.

Gisela tersentak kaget ketika dia melihat munculnya bangunan megah di tengah-tengah area kosong luas itu.

"Bangunan apakah itu ?" tanyanya seraya berpaling ke arah Amur yang terbang didekatnya.

"Aku tidak tahu, bangunan apakah itu, jika dilihat dari bentuk bangunannya bisa ditebak kalau itu adalah asrama", sahut Amur.

"Dia tinggal di asrama dukun ?!" kata Gisela.

"Mungkin saja, kalau diamati dengan seksama memang bangunan itu mirip bangunan asrama", kata Amur.

"Lihat, dia berjalan melewati jembatan panjang itu !" kata Gisela sembari menunjuk ke arah jembatan yang terhubung ke bangunan megah seperti asrama.

"Tunggu sebentar...", kata Amur.

"Kenapa kita tidak mengikutinya, kita akan tahu tempat apakah bangunan itu kalau kita disini saja maka kita tidak tahu apa-apa ?" tanya Gisela.

"Kita tidak bisa kesana sebab bangunan asrama itu sangat misterius, bisa-bisa kita terperangkap selamanya disana tanpa tahu jalan kembali", tegas Amur mengingatkan.

"Kau takut masuk kesana ?" tanya Gisela.

"Tidak...", sahut Amur.

"Lalu ?" tanya Gisela sembari menaikkan kedua bahunya.

"Kita harus lebih berhati-hati saja, jangan sampai terperangkap oleh sesuatu yang asing dan kita tidak tahu apa yang tersembunyi di dalamnya", sahut Amur.

"Lantas sekarang, kita harus bertindak seperti apa ?" tanya Gisela.

"Kita akan kembali kesini untuk mengawasi tempat ini setelah itu baru kita ambil tindakan berikutnya", sahut Amur.

"Tapi... Apakah kau tahu cara untuk kembali kesini lagi ?" tanya Gisela.

"Ya, aku tahu cara kembali kemari. Dan sekarang, lebih baik kita pergi dari tempat asing ini", sahut Amur.

Gisela mengangguk setuju seraya bangkit dari tempat persembunyian mereka di balik semak-semak.

Gadis bertubuh gemuk itu lalu berjalan mengikuti gerakan Amur yang terbang terlebih dahulu darinya.

Tiba-tiba tubuh Amur membesar seperti dulu sehingga Gisela tersentak kaget ketika dia melihat perubahan tubuh harimau putih itu.

"Naiklah ke atas punggungku, kita akan pergi secepatnya dari sini, Gisela !" perintah Amur seraya menolehkan kepalanya ke samping.

"Na-naik ???" tanya Gisela gemetaran.

"Kau tidak perlu takut padaku, naik sajalah ke atas punggungku, aku akan membawamu terbang dari sini", sahut Amur.

"Ta-tapi...", ucap Gisela ragu-ragu.

"Jangan ragu-ragu, cepatlah naik sebelum kita ketahuan oleh dukun tua itu !" kata Amur.

Amur mengibaskan ekornya berulang-ulangkali seraya menggelengkan kepalanya.

Tampak Gisela berjalan menghampiri tubuh Amur yang berukuran besar itu.

Gisela menatap bimbang ke arah punggung harimau putih Serbia itu sedangkan salah satu tangannya terlihat gemetaran saat dia hendak menyentuh tubuh Amur.

"Jangan takut, Gisela !" kata Amur.

"Ya...", sahut Gisela.

Gisela pelan-pelan naik ke atas tubuh Amur dengan gerakan sangat hati-hati.

Direngkuhnya leher Amur ketika Gisela naik ke atas punggung harimau putih itu, tercium aroma wangi bunga Plum dari bulu-bulu Amur kala Gisela berpegangan erat pada lehernya.

Amur sesekali mengibaskan kepalanya pelan, butir-butir air berjatuhan menerpa wajah Gisela sehingga dia kegelian.

"Berpegangan yang kuat, Gisela !" kata Amur.

"Ya....", sahut Gisela seraya tertawa renyah.

"Kita pergi sekarang, Gisela !" kata Amur.

"Ya, Amur... !" sahut Gisela sembari berpegangan erat.

Sekali lagi ekor Amur bergerak cepat lalu tubuh harimau putih Serbia itu mulai naik ke udara dan terbang.

Gerakan tubuh Amur sangat cepat ketika dia terbang tinggi.

Amur melesat bagaikan bayangan saat meninggalkan area asing dimana wanita tua misterius itu tinggal.

Tampak tubuh Amur terbang cepat diantara awan putih berarak di atas langit sana.

Gisela yang berada di atas punggung Amur hanya bisa tertawa senang sembari berpegangan kuat-kuat pada leher harimau putih itu.

Senyumnya merekah cantik kala mereka terbang tinggi di atas awang-awang diantara kumpulan barisan awan yang bergerak beriringan.

"Wow, kita terbang tinggi, Amur !!!" pekik Gisela terdengar riang.

"Tentu saja, Gisela. Apakah kau senang ?" tanya Amur.

"Luar biasa..., ini adalah pengalaman seru pertama kalinya buatku, Amur...", sahut Gisela memekik keras.

"Yah...", sahut Amur seraya tertawa.

Amur menggerakkan tubuhnya kuat-kuat diantara barisan awan sembari meliukkan badannya yang berukuran besar itu.

Tawa ceria di antara barisan mega di langit biru cerah menggema keras lalu meninggalkan jejak gaung dibelakang mereka.

Gisela terlihat sangat senang ketika Amur membawanya terbang tinggi diantara deretan awan yang berarak cantik itu.

Langit biru di angkasa seolah-olah memberinya tanda bahwa mereka sedang bahagia saat ini.

Amur terus bergerak cepat, menukik lembut menghindari barisan burung camar yang berterbangan di atas langit menuju lautan.

Mereka terbang ringan diatas langit dengan menempuh perjalanan yang cukup lama setelah meninggalkan area asrama, tempat tinggal wanita tua itu berada.

Amur lalu berkata pada Gisela dengan nada beratnya.

"Kita hampir sampai, Gisela", kata Amur.

"Apakah kita akan pulang ke rumah ?" tanya Gisela.

"Ya, Gisela. Adanya barisan burung Camar yang pergi ke arah lautan menandakan bahwa kita akan sampai di daratan", sahut Amur.

"Tak terasa kita akan sampai ke rumah", kata Gisela sembari memalingkan mukanya ke arah bawah.

"Ya...", sahut Amur datar.

"Bahkan aku merasa kita baru saja terbang tadi", sambung Gisela.

Amur hanya tertawa renyah setelah dia mendengarkan ucapan Gisela, tubuhnya bergerak cepat melintasi hamparan area lautan biru yang berwarna cerah, dengan Gisela berada di atas punggungnya sedang berpegangan erat-erat.

1
Reny Rizky Aryati, SE.
💞💞💞
Tina Andara
hadir...
Anonymous
lanjut thor...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!