Yuki, gadis belia yang terjebak dalam masalah hutang piutang keluarga, yang membuat dirinya di paksa harus menikah dengan saudagar kaya di Kampung halamannya. Saudagar yang sudah berumur, dan sudah mempunyai banyak istri.
Tak mau masa depannya berakhir menjadi istri seseorang yang tak dicintainya, terlebih dia punya impian untuk melanjutkan pendidikan, Yuki memutuskan untuk kabur dari rumah. Di sini masalah baru muncul!
Alih-alih ingin bekerja supaya bisa membatu orang tuanya melunasi hutang, tapi dia malah dihadapkan masalah baru, yaitu harus berhadapan dengan seorang BOS BESAR di tempat dia bekerja. Bos yang cuek, dingin, dan benar-benar menyebalkan, menurut Yuki.
Apa yang akan terjadi selanjutnya? Apakah Yuki akan berhasil lolos dari Sang Saudagar? Atau malah terjebak di dalam lingkaran pesona Bos Besar?
Silahkan dibaca ya temen-temen, semoga kalian suka ^_^
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Evelyn12, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#21 KESAL
"Sayang, terimakasih." Diandra mengecup lembut pipi Tuan Elzel yang masih terbaring lemas.
"Em!"
"Seperti biasa permainanmu keren banget." Puji Diandra, sambil terus memeluk tubuh kekar Kekasihnya.
"Aku mau mandi, karena nanti mau berangkat ke kantor."
"Apa gak besok aja berangkat kerjanya? Aku masih kangen!"
"Gak bisa, ada meeting soalnya." Tuan Elzel berlalu, meninggalkan Diandra yang masih terbaring di kasur, menuju kamar mandi.
"Ih!" Diandra terlihat kesal.
_________
Tuan Elzel sudah selesai memakai pakaian kerja, dan bersiap turun kebawah.
"Apa kau akan tetap di sini?" Tanya tuan Elzel pada Diandra.
Diandra hanya cemberut.
"Aku tunggu di bawah."
Tuan Elzel berlalu. Diandra masih saja terlihat kesal, kemudian memunguti bajunya yang berserakan di lantai.
Setelah membersihkan diri dan berpakaian, dia menyusul Tuan Elzel ke bawah, yang sedang sarapan. Diandra duduk di kursi di samping Tuan Elzel.
"Silahkan, Nona." Ucap Yuki yang dari tadi berada di sana menyiapkan sarapan.
"Makasih!" Balas Diandra ketus.
"Muda sekali pembokat yang satu ini." Diandra terus-terusan memperhatikan Yuki dengan sinis.
"Maaf, Nona. Apa ada yang salah?" Tanya Yuki yang merasa tidak enak.
"Ini, kupas kan buah ini untuk ku!" Perintah Diandra pada Yuki, sambil menyodorkan sebuah Apel.
"Baik, Nona."
Yuki mengupas buah apel itu dengan sebilah pisau buah yang sudah disediakan di samping tempat buah itu. Tangan Yuki yang mengupas buah seperti sudah terbiasa. Iyalah, biasanya di Desa kalau lagi musimnya buah, ya mereka terbiasa mengupas sendiri. Memangnya siapa yang mau mengupas kan?
"Awh! Aduh!" Tiba-tiba Yuki merintih kesakitan, sambil memegangi jari telunjuknya yang tergores terkena pisau buah yang tajam.
Diandra tersenyum sinis,
Tuan Elzel berdiri dari duduknya, menghampiri Yuki membuat Diandra tak habis pikir.
"Kemarikan tangan mu!"
"Aku tidak apa-apa, Tuan." Yuki menyembunyikan tangannya ke belakang.
"Sayang, apaan sih. Biarkan saja pembokat itu!", "Hei! kamu, mana buahnya?"
"Maaf Tuan, aku permisi." Yuki menghampiri Diandra, dan memberikan buah yang telah selesai dikupasnya. "Ini Nona."
"Makanya, harus latihan lagi mengupas buah! Jadi pembokat ya harus bisa semuanya!"
"Iya, Nona."
"Sana pergi! Mengganggu suasana makan aja!"
"Baik, Nona. Saya permisi."
Tuan Elzel hanya menggelengkan kepalanya, melihat sikap Diandra.
"Kau jangan seperti itu pada Asistenku."
"Kamu membela Asisten Rumah Tangga? Seorang Elzel Putra Pratama lebih belain Asisten Rumah Tangga daripada pacarnya sendiri?"
"Aku tidak membela, tapi sikap kamu itu!"
"Udah akh! Males aku berdebat, cuma gara-gara Asisten doang!" Diandra kesal.
Tuan Elzel berlalu meninggalkan Diandra yang sedang asik memakan buahnya.
"Sayang! Tungguin!" Diandra mengejar Tuan Elzel yang terus berjalan tidak memperdulikannya.
"Kan kamu bawa mobil sendiri! Sana pulang, aku mau kerja!" Tuan Elzel masuk ke dalam mobilnya, yang sudah bersiap Pak Karman supir pribadinya, kemudian mobil melaju, meninggalkan rumah itu.
"Sayaaaaang, ih!!!" Diandra semakin kesal.
Pak Dirga yang menyaksikan hanya tertawa cekikikan.
"Hei! Apa lo!?" Diandra marah.
"Eh? Ti-Tidak, Non."
"Ambilkan mobilku, aku mau pulang!" Perintah Diandra pada Pak Dirga.
"Siap, Non!"
Setelah mobil disiapkan Pak Dirga, Diandra pulang dengan perasaan kesal.
__________
"Kok bisa luka sih Yuki? Mana lumayan besar tergores nya." Mery mengobati luka dijari telunjuk Yuki.
"Gak sengaja tadi, Mbak."
"Nona Diandra itu memang seperti itu orangnya, dia tidak akan bersikap ramah pada kita-kita ini yang hanya seorang Pembantu."
"Enggak apa-apa, Mbak. Lagian dia kan pacarnya Tuan Elzel, jadi kita harus menghormati dia seperti kita menghormati Tuan Elzel."
"Udah pintar sekarang." Mery mengelus-elus kepala Yuki. "Sudah selesai diobati, gak lama lagi pasti sembuh". Sambungnya
"Makasih ya, Mbak."
"Em!"
"Aku mau lanjutin pekerjaanku Mbak, mau beresin kamar Tuan Elzel."
"Oke, sana."
Yuki bergegas menuju kamar majikannya itu.
"Kamar yang sangat berantakan, apa yang mereka kerjakan tadi?" Tanya Yuki polos, setelah masuk ke dalam kamar Tuan Elzel, yang terlihat berantakan, sisa pertempuran mereka tadi.
ternyata Khanza sahabatmu itu
nyatanya menusukmu dari belakang Yuki🙁
baik diluar tapii ruwet didalam hatinya 🙁
walau tidak dipungkiri semua butuh uang""hehe apa si bahasanya ini😁😁✌️""