THE GREAT TEACHER COMES

Semua murid yang mengikuti perebutan kolam sutra telah kembali, dan mereka sudah berkumpul di halaman tengah perguruan Xian Zhou.

Di depan mereka berdiri para tetua yang akan menilai siapa saja yang berhak mendapatkan kesempatan berkultivasi di dalam kolam sutra. Di sana Shu Liang Ma juga berdiri sambil menatap para muridnya.

Tidak sedikit dari mereka yang terluka, tetapi mereka telah di obati oleh para tetua, sehingga tidak mengakibatkan hal yang fatal pada tubuh dan kultivasi mereka.

"Baiklah, kalian semua keluarkan inti dari binatang spiritual yang sudah kalian dapatkan. Setiap kelompok jadikan satu!" ucap salah satu tetua.

Para murid lalu membuka kantong penyimpanan mereka dan memindahkan inti binatang spiritual yang mereka dapatkan dalam sebuah wadah.

Setelah beberapa saat, para tetua dan Shu Liang Ma melihat hasil dari para muridnya di dalam hutan.

Para tetua menghitung hasil dari setiap kelompok, dan mereka cukup puas dengan hasil yang di dapat oleh para murid. Terutama kelompok yang di pimpin oleh Qin. Kelompok itu mendapatkan lebih dari 30 inti level 3 dan ada 5 inti level 5.

Menurut para tetua itu adalah pencapaian yang sangat bagus, meski dalam pikiran Shu Liang Ma itu hal yang biasa. Karena dulu dia dapat mendapatkan itu semua hanya sendirian.

"Baiklah, untuk kelompok Qin dan Tang. Kalianlah yang berhak masuk ke dalam kolam sutra kali ini!" ucap seorang tetua setelah melihat hasilnya.

Qin, Tang beserta anggota kelompoknya terlihat sangat senang, karena mendapatkan kesempatan yang sulit di dapatkan itu.

Shu Liang Ma yang sejak tadi diam, berjalan lebih maju ke depan.

" Untuk kalian yang mendapatkan kesempatan berkultivasi di dalam kolam sutra, dengarkan baik-baik!" ucap Shu Liang Ma dengan keras.

Semua murid yang tadinya ribut secara serempak diam dan menatap master gurunya yang berbicara.

"Di dalam kolam sutra, terdapat sebuah gua yang terletak di inti kolam. Kalian di larang mendekati gua itu, apalagi masuk ke dalamnya. Apa kalian semua mengerti?" Shu Liang Ma menatap para muridnya.

Para murid dan juga tetua merasa heran, karena sebelumnya master gurunya tidak mengatakan hal itu. Namun mereka menjawab jika mereka mengerti, yang artinya mereka tidak akan mendekati apalagi masuk ke dalam gua yang master guru mereka katakan.

Setelah memberitahu perihal kolam sutra, Shu Liang Ma pergi meninggalkan para tetua yang akan mengurusi murid-muridnya.

...----------------...

Di tempat lain, seseorang yang merasakan aura Xiang Li terbang dengan cepat mendekati kota dimana aura itu berasal.

"Aura itu berasal dari sini, tetapi bukankah ini adalah kota dimana perguruan Xian Zhou berada?" ucap orang itu yang saat ini berada di atas pohon.

Setelah beberapa saat mengamati kota itu dari sana, orang itu kembali terbang menuju gerbang pintu masuk kota dimana perguruan Xian Zhou berada.

Orang itu berbaris seperti orang lain yang akan masuk ke dalam kota, dia juga ikut memberikan 2 keping perak sebelum memasuki wilayah kota itu.

"Sudah sangat lama aku tidak kesini, ternyata kota ini semakin ramai," orang itu melihat suasana di kota yang cukup riuh karena orang-orang disana.

Orang itu terus berjalan sambil melihat sekeliling mencari sebuah rumah makan atau penginapan untuk beristirahat.

Setelah menemukan sebuah penginapan dimana terdapat rumah makan di bawahnya, orang itu duduk di salah satu kursi yang kosong.

"Apa kau dengar, beberapa waktu yang lalu master guru dari perguruan Xian Zhou berlutut di depan seorang wanita yang usianya jauh lebih muda darinya?" ucap salah seorang yang duduk di belakang orang itu.

"Iya, aku juga ada disana waktu itu, master Shu juga memanggil wanita itu dengan sebutan guru!" ucap yang lainnya.

"Apakah benar wanita muda itu adalah guru dari master Shu? Dia terlihat masih sangat muda,"

"Aku juga tidak mengetahuinya, tetapi dari sikapnya yang sangat menghormati wanita itu, sepertinya dia memang guru dari master Shu,"

Orang itu tampak serius mendengarkan pembicaraan dua laki-laki yang berada di belakangnya. Dia juga sempat terkejut ketika mereka berkata jika master Shu, pemilik perguruan Xian Zhou berlutut di depan seorang wanita dan memanggilnya guru.

"Mungkinkah benar itu guru?"

Seorang pelayan membuat lamunan orang itu tersadar, di lihatnya beberapa makanan yang sudah dia pesan terhidang di atas meja.

"Silakan tuan, jika anda membutuhkan yang lainnya. Anda bisa memanggil saya," ucap pelayan itu setelah meletakan semua makanan.

"Aku ingin memesan sebuah kamar untuk satu hari,"

"Baik, tuan. Saya akan menyiapkannya untuk anda,"

Orang itu mengangguk. Setelah pelayan itu pergi, orang itu pun mulai memakan makanan yang berada di depannya. Tetapi pikirannya masih tertuju pada wanita yang di panggil guru oleh master Shu yang tadi di bicarakan oleh dua orang di belakangnya.