Kehilangan cinta di masa lalu membuat Jupiter kehilangan hasratnya kepada wanita, akan tetapi tuntunan keluarga untuk ia segera menikah membuatnya mencari calon istri dadakan. Hingga pilihannya jatuh kepada seorang gadis remaja yang tak sengaja ia temui. Bagaimana kehidupan Jupiter selanjutnya, ikuti terus ceritanya di Gairah Tuan Muda Impoten.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunga Alika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Alex yang baru sampai ke rumah sakit pun, melihat Venus tengah melihat ke arah kamar Jupiter dengan pandangan yang sulit untuk dijelaskan. Karena penasaran, Alex pun melihat ke arah kamar dan ia pun sebagai jomblo merasa terkejut dan terguncang saat melihat adegan saling patuk mematuk antara planet dan keju. Pantas saja planet menyebalkan ini merasa shock pikirnya.
"Astaga, seharusnya kau tidak boleh melihat adegan itu. Aku takut nanti kau malah mempraktekkannya." tegur Alex, hingga Venus pun dibuat terkejut oleh ucapan asistent dari kakaknya ini.
"Memangnya kenapa kalau nanti aku mempraktekkannya, apa kau juga mau?" ucap Venus sekenanya, hatinya masih merasa panas saat melihat Moza berciuman dengan Jupiter.
"Oh tentu saja aku mau, akan tetapi aku tidak mau melakukannya dengan sembarang perempuan. Aku takut sariawan," jawab Alex.
"Bilang saja kalau kau memang tidak punya keberanian pada perempuan, dasar pecundang." ejek Venus.
"Woooww ... woooww, tunggu sebentar. Kenapa kau sangat sensitif? Apa kau sedang datang bulan?" balas Alex tidak mau kalah.
"Kurang ajar kau!" Venus menarik kerah kemeja yang digunakan oleh Alex. Baru saja Alex akan melawan, Jupiter keluar dari ruangan itu dan menegur Venus. Tadi ia sempat mendengar suara berisik jadi ia dengan cepat melihat keluar ruangan untuk melihat apa yang terjadi.
"Jangan macam-macam pada asistenku! Kau tidak punya hak apapun padanya!" Venus pun langsung melepaskan Alex dan kemudian meninggalkan Jupiter dan juga Alex di sana, dan pergi dengan perasaan yang sangat kesal.
"Aneh sekali orang itu," gumam Alex.
"Ayo masuklah," ucap Jupiter dan kemudian Alex pun menganggukan kepalanya.
*
*
*
"Hei bocah keju, bagaimana keadaanmu?" tanya Alex.
"Keadaanku tidak baik, kau datang menjenguk orang sakit tapi tidak membawa apa-apa?" Moza mengerucutkan bibirnya kesal.
"Oh maaf, itu karena aku kemari untuk menemui Tuan Jupiter bukan untuk menjengukmu." ucapnya sambil tergelak menyebalkan.
"Pantas saja kau masih jomblo, itu karena kau pelit."
"Apa! Isshh dasar bocah, aku kunyah kau!"
"Dan aku akan menelanmu jika kau mengunyah istriku!
"Oh ya ampun,"
*
*
*
Keesokan harinya, Jupiter pamit pada Moza untuk pergi ke kantor. Nyatanya ia akan pergi untuk menemui Cindy dan membuat perhitungan dengan perempuan itu. Jupiter sudah tidak tahan ingin sekali memberi pelajaran padanya. Dan di sinilah ia di rumah Bramana.
Cindy kini sedang duduk tertunduk dengan tubuh gemetaran saat berhadapan dengan Jupiter. Bramana maupun Salma pun tidak ikut campur dengan apa yang akan dilakukan oleh Jupiter padanya. Karena memang sudah seharusnya Cindy di hukum atas perbuatan yang sudah ia lakukan, yaitu melukai Moza.
"Jadi ... Apa kau sadar dengan semua kesalahanmu? Jawab!" sentak Jupiter dengan sangat marah. Andai saja dia bukanlah perempuan sudah pasti Jupiter sudah berbuat kasar padanya sedari ia melihatnya.
"Maaf ..." hanya kata itu saja yang mampu keluar dari bibir Cindy.
"Apa hanya dengan kata maaf semuanya bisa selesai? Apa hanya dengan kata maaf saja istriku bisa langsung sembuh dan tidak merasakan sakit lagi? Tentu saja tidak! Semuanya butuh proses, asal kau tahu Cindy aku ingin sekali menghukummu dan membuatmu menderita saat ini juga!"
"Jupiter..."
"Alex!"
"Iya Tuan,"
"Jadikan perempuan ini sebagai cleaning servis di kantor, berikan seragam kerjanya. Aku harap kau menyukai pekerjaan barumu Cindy, dan untuk tugas pertamamu bersihkan toilet karyawan." ucap Jupiter dan kemudian pergi meninggalkan Cindy dengan wajah piasnya. Tak pernah Cindy bayangkan jika ia akan melakukan pekerjaan yang sangat membuatnya tersiksa, ia tidak mau melakukan hal itu sungguh ini adalah mimpi yang sangat buruk baginya.
*
*
*
Saat Jupiter ke kantor, Jupiter menyuruh orang untuk menunggui Moza di rumah sakit. Tadinya Jupiter ingin menghubungi Denisa ibunya Moza untuk menemaninya. Akan tetapi Jupiter tidak mau dianggap lalai dalam menjaga istrinya. Untuk itu ia pun mengurungkan niatnya untuk memberitahu Denisa tentang keadaan Moza.
Moza merasa sangat bosan di sana, dokter bilang ia baru bisa pulang sore ini. Jadi untuk itu Moza diminta untuk menunggu, karena Jupiter ingin Moza pulang bersama dengannya nanti. Ia masih khawatir untuk meninggalkan Moza sendiri di rumah. Cukup kejadian kemarin membuat Moza terluka, untuk kedepannya Jupiter akan mencari orang agar bisa menjaga dan menemani Moza selama ia tidak ada disampingnya.
Moza yang baru selesai sarapan pun dikejutkan oleh kedatangan Venus, jujur saja ia takut jika orang yang selama ini ia nobatkan sebagai rivalnya itu melukainya di sini. Di saat ia sedang tidak berdaya dan juga masih sakit. Padahal semalaman Venus tidak bisa tidur dan ingin segera menemui Moza dan melihat keadaannya.
"Hai ... " sapa Venus.
"M-mau apa kau kemari planet jomblo?" tanyakan Moza tergagap.
"Tentu saja untuk menjengukmu dan melihat keadaanmu, memangnya apa lagi?"
"Kau datang kemari tidak untuk mencekik-ku kan?"
'Justru aku ingin sekali memelukmu Moza,' gumam Venus dalam hati.
"Kau ini bicara apa, lihatlah aku membawa makanan untukmu," ucapnya sambil memperlihatkan keranjang buah dan aneka kue yang ia bawa untuk Moza. Moza pun senang karena sebenarnya ia memang sedang ingin makan buah, dan kebetulan Venus membawanya. Melihat binar bahagia di wajah Moza membuat Venus pun ikut bahagia.
"Tapi kau menyuntikkan racun pada buah itu kan?" tanya Moza dengan penuh selidik.
"Hei kau ini bicara apa? Jika kau tidak percaya aku akan memakannya di hadapanmu secara random,"
"Baiklah - baiklah aku percaya, kalau begitu ayo cepat buka aku ingin sekali makan buah apel kesukaanku." ucap Moza dengan semangat. Venus pun tak kalah semangat dan langsung menyiapkan buah apel dan membantu Moza untuk mengupasnya. Dengan telaten Venus menyiapkan buah - buahan untuk Moza dan menyiapkannya agar Moza mudah untuk memakannya. Itu adalah hal baik yang pernah Venus lakukan untuk orang lain. Bahkan selama ini ia tidak pernah perhatian pada teman kencannya. Tapi pada Moza, ia ingin membuatnya bahagia. Sesederhana itu rupanya, tapi sayangnya kisah cintanya tidak sesederhana itu. Karena Moza adalah kakak iparnya, istri dari Jupiter.
Saat sedang asik bercengkrama dengan Venus, Jupiter pun tiba di rumah sakit karena ia merasa khawatir pada Moza. Namun, ternyata kekhawatirannya seolah menguap begitu saja saat melihat betapa dekatnya Venus dengan Moza.
Ada rasa tidak terima saat melihat istri yang selalu cerewet dan juga mengganggunya, kini malah terlihat akrab dengan adiknya. Adik yang tak pernah ia anggap keluarga itu kini terlihat seperti menaruh rasa pada istrinya.
Tidak ... Jupiter tidak terima orang yang sangat Jupiter benci dekat dengan orang yang mulai menghiasi hatinya. Hingga ia pun mengepalkan tangan saat melihat Venus dengan Moza.
"Kau tidak boleh tersenyum pada orang lain Moza, kau hanya boleh tersenyum padaku!" gumamnya
****
Detik-detik gagang sapu bangun dari tidur tampannya 😌😌😌