Warning terdapat beberapa part area 21+ Harap bijak.
*Sekuel dari cerita MENIKAHI IBU SUSU BABY ZAFA.
Velia Agatha Hartanto (23) Putri seorang konglomerat. Hidupnya sejak kecil bergelimang harta. Semua keinginannya selalu dituruti oleh orang tuanya. Ia begitu dimanja. Namun bukan berarti dia gadis yang sangat manja. Justru gadis itu ratunya pembuat onar.
Rian Al Fares (33) seorang duda beranak satu yang selalu tampil menawan. Diusianya yang sudah berkepala tiga tak membuat dia ingin melepas status duda yang di sandangnya. Sampai suatu hari ia bertemu dengan Velia si gadis aneh versi pengamatan Rian.
Akankah bisa tumbuh benih-benih cinta di hati keduanya. Simak terus kisahnya disini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emmarisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 21. Pingsan
******
Velia tersadar dari pingsannya, kepalanya terasa begitu berat. Tangan dan kakinya terikat, mulutnya tertutup lakban. Velia mengedarkan pandangannya. Ia mengernyitkan alisnya. Ruangan ini dia hafal betul milik siapa. Karena dulu Velia sering dibawa kesini oleh David.
"Kenapa kak David sampai nekat berbuat seperti ini." Desis Velia. Tak lama pintu kamar terbuka. David masuk sambil membawa nampan. Ia tersenyum mendapati Velia yang sudah sadar.
"Kau sudah bangun dear." David duduk di tepi ranjang. Ia meletakkan nampan yang ia bawa tadi keatas nakas.
David mengusap wajah Veli. Ia sangat merindukan gadis ini. Amat sangat merindukan. Hingga akal sehatnya menghilang. Dia begitu terobsesi pada adik angkatnya itu.
"Apa kau mau kubuka penutup mulut ini?" tanya David, Velia mengangguk antusias. Lalu dengan perlahan David melepas penutup mulut Velia dengan hati-hati.
Velia harus bisa berfikir jernih. Tatapan mata David sudah mengisyaratkan semuanya. Pria itu hanya terobsesi pada Velia. Jadi Velia harus bisa mencari celah dengan sebaik mungkin.
"Apa yang kakak inginkan? Suamiku pasti akan kebingungan mencariku." Kata Velia.
"Ssstt .. David meletakkan telunjuknya dibibir Velia. Bahkan saat kulit jarinya menyentuh bibir Velia, hasrat David langsung menyala.
David membelai wajah Velia, matanya memancarkan kekaguman yang teramat besar.
"Kau harus makan, jangan sampai kau jatuh sakit." Ujar David, mengambil nampan diatas nakas dan mulai menyuapi Velia.
Velia tak akan menolak makanan itu. Karena setelah ini dirinya butuh tenaga untuk kabur dari tempat ini. Velia tak menaruh curiga sama sekali kepada David. Ia mengira David hanya ingin memisahkan dirinya dengan Rian. Tanpa tau tujuan David sebenarnya menculiknya.
Setelah memberi makan dan minum Velia, David Keluar kamar sambil tersenyum samar. Sebentar lagi dirinya akan menikmati tubuh molek Velia. Dia hanya perlu bersabar. Karena efek obat yang David berikan akan nampak satu jam lagi.
.
.
.
Sementara Rian, Joe dan beberapa anak buahnya sudah berada di jalan dekat mansion David. Rian sedang menunggu Joe meretas CCtv rumah David. Semua hal itu bukanlah hal yang sulit bagi Joe. Hanya saja Rian ingin lebih berhati-hati. Ia tak ingin Velia terluka sedikitpun.
.
.
.
.
Sedangkan di dalam kamar Velia segera mengunakan kesempatan. Dengan perlahan dia turun dari ranjang dan berjalan kearah pintu. Beruntung David orang yang teledor meninggalkan kunci kamar tergantung di sana. Velia mengunci pintu dari dalam. Menggeser meja yang ada disebelahnya dengan tubuhnya. Untuk menghalangi David masuk ke kamar itu.
Velia benar-benar merasa kesulitan karena kakinya terikat dengan kuat. Tapi dia harus berusaha sebisa mungkin untuk bisa pergi dari sana.
Ia meraih gelas sisa minumannya tadi dan membawanya masuk ke kamar mandi. Velia memecahkan gelas itu di tepi wastafel ia mengambil pecahan kaca itu dan mulai mengiris tali yang membelit tangannya. Bahkan telapak tangan Velia juga berdarah karena terkena pecahan itu. Ia tak peduli dengan rasa perih yang ia rasakan. Ia juga mulai merasa aneh dengan tubuhnya yang terasa terbakar.
Tali di tangan Velia sudah terlepas dia segera melepas ikatan dikakinya. Setelah melepas semua itu Velia berjalan keluar dia mendorong sofa untuk menahan pintu itu. Velia mengedarkan matanya mencari sesuatu untuk bisa dia gunakan kabur dari kamar itu. Kepala Velia semakin berdenyut dan rasanya ia sangat ingin disentuh saat ini. Velia mencari sesuatu di dalam lemari namun tak ada apa-apa disana. Velia semakin cemas merasakan tubuhnya yang terasa aneh. Dia mengambil pecahan kaca dan melukai tangannya agar dia teralihkan dengan rasa sakit di tangannya. Velia melepas tali gorden dan mengikatnya dengan kuat setidaknya ia bisa mencapai tembok luar dengan itu, meski nantinya ia akan terluka.
.
.
.
.
Saat Velia Sedang sibuk mengikat tali gorden, pintu berusaha dibuka dari luar dengan paksa.
David berteriak, "Veli my dear, buka pintunya sayang." Teriak David. Mansion milik David memang sepi karena David sudah memulangkan pelayannya. Hanya ada 2 penjaga yang sudah dibekuk oleh Rian dan anak buahnya.
Rian masuk kedalam mansion David. Dia berjalan ke atas sesuai arahan Joe. Rian melihat David menggedor pintu. Sepertinya istrinya mengunci kamar itu. Senyum tipis terbit di bibir Rian. Semoga saja istrinya baik² saja.
Rian menendang David dari samping hingga tubuh David terhempas dari depan pintu.
"Beraninya kau menculik istriku." Suara Rian menggelegar. Velia dapat mendengar itu dari dalam. Tapi tubuhnya saat ini terasa lemas dan tak bertenaga. Rasanya dia menginginkan sentuhan Rian saat ini.
David tersenyum miring, "Dia milikku, hanya milikku. Dan kau tak berhak menyentuhnya." Teriak David. Rian hanya tersenyum mendengar ucapan pria itu.
"Kau bener-benar sudah gila." Desis Rian. Ia berjalan mendekat ke arah David dan menghadiahi pria itu dengan bogeman telak di dagunya. David tak bisa lagi mengelak. Ia bangkit berdiri dan menyerang Rian dengan gerakan brutal. Namun Rian dapat membaca semua gerakan David. Dan satu tendangan kini mendarat sempurna di wajah David. Ia langsung jatuh pingsan.
Sedangkan di dalam kamar Velia berusaha mendekat kearah pintu. Tubuhnya benar-benar sudah tak bertenaga. Kepalanya terasa berat, dan hawa panas ditubuhnya semakin terasa menyiksa dirinya.
"Veli .. Veli apa kau mendengarku?" tanya Rian dari luar. Pintu itu begitu sulit di dobrak, istrinya pasti sudah menahannya dengan sesuatu.
Veli tak mampu bersuara. Tubuhnya semakin lemah. Ditambah dua luka yang selalu mengeluarkan darah. Dia jatuh pingsan sebelum mencapai pintu.
Rian begitu cemas tak mendengar sahutan dari Velia.
Joe dan 2 anak buahnya sedang berusaha menggapai jendela dikamar tempat Velia dikurung. Beruntung gadis itu tadi sudah membuka jendela karena akan kabur.
Joe masuk dengan mudah disusul dua orang lainnya. Mata Joe membulat. Melihat Velia pingsan dan tangannya mengeluarkan darah. Anak buah Joe menyingkirkan sofa dan meja yang menghalangi pintu. Joe benar-benar kagum dengan istri tuannya yang masih bisa memikirkan cara untuk melindungi dirinya.
Rian masuk dengan tergesa. Ia terkejut mendapati Velia pingsan diatas lantai.
Ia segera memangku kepala Velia.
"Ada apa ini Joe? Rian melihat luka sayatan di telapak tangan Velia dan lengan tangannya.
"Saya tidak tahu tuan. Nona Veli sudah tergeletak saat saya masuk ke ruangan ini." Rian benar-benar merutuki kebodohannya. Ia segera mengangkat tubuh Velia dan membawanya keluar dari mansion David. Sedangkan David di tinggal begitu saja oleh Rian masih dalam keadaan pingsan.
Rian sangat mengkhawatirkan keadaan Veli. Ia tak ingin ada hal buruk yang terjadi pada Veli. Rian mengepalkan tangannya, saat melihat luka di telapak tangan dan lengan Veli.
⛅⛅⛅⛅⛅⛅⛅⛅⛅
Sory ya guys kemarin ga up. Othor lagi sibuk revisi Bab. Karena kena semprit sama NT pas mau ngajuin kontrak katanya kata-katanya mengandung unsur Parnografi dan ga boleh kisah cinta sedarah. Al hasil di beberapa bab awal terutama bab 13 othor rubah sebagian isinya.