NovelToon NovelToon
Kasih Terlarang Sang Hostess

Kasih Terlarang Sang Hostess

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Single Mom / Crazy Rich/Konglomerat / Nikah Kontrak / Balas Dendam / Playboy
Popularitas:868
Nilai: 5
Nama Author: Wulan_Author

Alma Seravina, seorang ibu tunggal yang bekerja sebagai Hostess di sebuah klub malam, harus menghadapi pandangan merendahkan dari masyarakat sekitarnya. Pekerjaannya yang unik, yang memerlukan dia untuk bekerja di malam hari, sering kali disalahpahami sebagai pekerjaan yang tidak pantas. Namun, Alma tetap mempertahankan pekerjaannya untuk membesarkan anak satu-satunya. Meskipun pandangan masyarakat membebani dirinya, Alma tidak pernah menyerah sedikitpun apalagi setelah mengetahui kondisi anaknya yang sedang sakit parah.

Di tengah kebingungan, tiba-tiba saja seorang pemuda yang usianya jauh di bawah Alma memasuki kehidupannya untuk balas dendam atas kematian tunangannya yang berkaitan dengannya. Namun, bukannya berhasil membalaskan dendam, Gevan justru malah terjebak nikah dengan Alma.

"Ayo menikah dan tandatangani kontrak ini!"

Alma tersenyum remeh, "Apa kamu bercanda? Aku tidak pantas jadi istri kamu, aku lebih pantas jadi kakak atau Tante kamu!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wulan_Author, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Unknown

(Unknown)

["Halo, siapa ini?"]

["Alma Seravina, selamat datang di dunia baru. Sebentar lagi hidup kamu akan berubah, lebih berwarna dan lebih menantang."] 

Alma mengerutkan keningnya. 

["Maksud Anda apa, dan siapa ini?"]

Tuut tuut tuut

Tak ada jawaban dari pertanyaannya, telepon nya terputus begitu saja.

Alma tak menganggap serius panggilan yang barusan masuk, karena mungkin itu hanya orang iseng.

"Mam, Apa Mama masih sedih?"

Lamunan Alma buyar ketika Rose memanggilnya.

"Tidak sayang, Mama tidak sedih. Hari ini Mama hanya sedikit lelah, tapi berkat kamu, Mama sudah tidak lelah lagi."

Sebisa mungkin Alma harus terlihat tegar di hadapan Rose.

"Kalau begitu Rose cepat pergi ke kamar mandi lalu segera mandi, bukannya Rose harus pergi ke sekolah?" ucap Alma lagi sambil mengelus rambut panjang Rose dengan lembut.

Rose tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. Rose memang anak pintar, dia akan langsung menurut tanpa protes sama sekali.

Sementara Rose pergi ke kamar mandi, Alma memutuskan untuk mengistirahatkan tubuhnya yang sudah terasa remuk. Alma segera mengambil tas kecilnya lalu berlalu menuju kamarnya.

"Apa aku sudah tua? Kenapa rasanya tubuhku mau rontok!" gerutu Alma sambil memijat-mijat lengannya sendiri sambil membaringkan tubuhnya di atas ranjang empuk miliknya.

Baru saja beberapa detik Alma memejamkan mata, tiba-tiba saja suara gaduh di luar rumah berhasil membangunkan Alma yang hampir terlelap tidur. Karena penasaran, akhirnya Alma pergi keluar rumah untuk memeriksa suara siapa yang sangat berisik di depan rumahnya itu.

Saat Alma keluar rumah, betapa Alma sangat terkejut saat melihat ibunya sedang beradu mulut dengan beberapa Ibu-ibu. Dugaan Alma benar, ternyata asal suara yang sangat berisik itu adalah suara ibunya yang sedang berseteru dengan tetangga komplek yang sedang membeli sayuran di depan rumah.

"Astaga Ibu, ada apa lagi ini!"

Alma segera berlari menghampiri ibu Julia.

Plak!

"Kamu memang pantas mendapatkan tamparan itu karena mulut kamu sangat lancang, Retno!"

Ibu Julia menunjuk wajah Bu Retno dengan nafas terengah-engah.

"Kurang ajar kamu Bu Julia! Kamu sama anak kamu memang sama saja, sama-sama murahan dan tidak berpendidikan!" sentak Bu Retno lantang.

Ibu Julia kembali maju satu langkah, "Jaga ucapan kamu Retno, kamu pikir aku akan takut sama kamu? Tidak akan!" Ibu Julia hendak meraih rambut ibu Retno namun beruntung Aisya segera menghentikannya.

"Stop! Ada apa ini?" teriak Alma.

Semua orang menoleh ke arah suara, tatapan ibu-ibu itu tajam menghujam melihat Alma.

Seorang ibu tersenyum remeh menatap Alma, "Itu dia, wanita malam aib di komplek kita ini," ucapnya kasar.

Ibu Julia berjalan menghampiri Alma lalu berhenti tepat di belakang anaknya itu.

"Ada apa ini, Bu?" tanya Alma.

Ibu Julia melotot ke arah ibu-ibu itu, memberikan kode kepada Alma.

Bu Retno tersenyum remeh, "Heh Bu Julia, Kalo kamu berani sini lawan saya lagi, bukannya malah ngumpet di balik ketiak anak kamu yang murahan itu!" tunjuk Bu Retno pada Alma dan ibu Julia.

Alma tersenyum getir saat mendengar hinaan dari tetangganya itu. Bagaimana bisa dia berkata bahwa Alma adalah wanita murahan? Apa pemikiran orang-orang selalu kotor dan sempit seperti itu?

"Jaga ucapan kamu, dasar ibu ibu kere! Bilang aja kamu sirik kan sama anak aku yang hidup mapan punya kerjaan, sedangkan anak kamu bisanya cuman rebahan sambil main handphone!" tukas ibu Julia dengan amarah masih memburu.

"Halah ngapain saya ngiri sama situ! Anak situ kan jual diri! Mendingan anak saya kemana mana, dia baik pendiam nggak macem-macem anaknya, yang penting anak saya nggak jual diri kaya anak situ!" jawab Bu Retno yang tak mau kalah dari ibu Julia.

"Jaga kata-kata kamu, brengsek.."

ucapan ibu julia tertahan karena Alma memegang erat pundaknya sambil mengepal tangan Bu Julia dengan tangannya. Lalu Alma maju satu langkah di depan ibu Julia.

"Sudah Bu, ibu tidak usah meladeni mereka lagi!" ucap Alma.

"Tuh kan kamu bisa lihat sendiri! Bahkan anak kamu saja mengakui perbuatannya!" tuding Bu Retno sambil tersenyum renyah.

Mendengar ucapan ibu Retno membuat seluruh tubuh Alma memanas. Dari tadi dia sudah menahan emosinya, namun ibu ibu rempong itu terus saja mengolok-olok Alma tanpa melihat anaknya sendiri.

Alma menyunggingkan sebelah bibirnya, "Dari mana ibu tahu saya wanita penjual diri? Apa ibu pernah melihat saya menggandeng laki-laki yang bukan mahram saya? Atau apa ibu pernah melihat saya berbicara dengan laki-laki asing secara bergantian?" Alma menajamkan matanya saat bertanya pada ibu Retno.

"Ngapain kamu melotot sama saya? Kamu fikir saya takut hah? Cih, saya tidak takut sama kamu, apa lagi kamu hanya perempuan penghibur!" ucap Bu Retno dengan wajah sombong.

Ibu Julia mendengus kesal. "Jawab dulu pertanyaan anak ku, bukannya menjawab tapi kamu terus saja mengomel seperti petasan!"

Ibu Retno memutar kedua bola matanya dengan malas sambil melipatkan kedua tangannya kedalam dada.

"Yah jelas aku tahu kelakuan anak kamu itu dari Meisya, anak ku pernah lihat si Alma lagi ngobrol sama cowo bertato di club' malam di tengah kota itu!"

Alma kembali tersenyum mendengar ucapan ibu Retno. "Anak ibu benar, saya memang berbicara dengan pria di depan counter saat dia memesan minuman. Karena saya memang bekerja di club' itu sebagai Hostess, atau penyaji minuman. Yang patut dipertanyakan di sini adalah anak ibu. Untuk apa dia malam malam berkeliaran di club' bahkan setiap malam, dengan laki-laki yang berbeda-beda setiap malamnya?" tukas Alma dengan rahang mengeras.

Plak!

Satu tamparan keras mendarat di pipi putih Alma.

"Kurang ajar kamu pelacur! Berani kamu menuduh anakku seperti itu! Memangnya kamu siapa hah? Kamu yang menjadi pelacur, orang lain yang kamu tuduh!" sentak Bu Retno.

Wajah Alma kini memerah akibat tamparan Bu Retno yang tak bisa Alma hindari tadi.

"Kurang ajar kamu Retno! Berani kamu tampar anak saya!"

Ibu Julia kembali maju dan hendak menampar ibu Retno, namun langkahnya dihalangi oleh Alma.

Alma berdiri tepat dihadapan Bu Retno, "Ibu yang harusnya jaga ucapan ibu! Saya tegaskan satu kali lagi pada kalian semua! Saya bukanlah wanita murahan atau pelacur seperti yang kalian tuduhkan pada saya. Saya memang bekerja di club' malam tetapi sebagai Hostess, tidak lebih. Untuk ucapan saya tadi, saya tidak menuduh anak ibu, saya berbicara apa adanya karena memang anak ibu setiap malam selalu datang ke club saya dengan beberapa pria asing! Sebaiknya, dari pada ibu sibuk mengurusi hidup saya, ibu jaga saja anak gadis ibu dengan baik. Saya takut anak ibu malah salah jalan karena ibunya yang selalu menuduh orang lain sembarangan!"

Karena emosi yang tak bisa Alma tahan lagi, akhirnya Alma memecahkan unek-unek yang selama ini sangat ingin dia sampaikan pada seluruh warga. Tanpa memperdulikan orang di sekitarnya lagi, Alma sukses membuat mulut ibu Retno terbungkam tak bersuara.

"Kamu .. berani kamu .."

"Apa? Apa yang mau kamu lakukan sama anak saya, huh?"

"Dia pantas dihajar, anak kamu sudah menyebarkan gosip murahan tentang anakku!"

Ibu Julia menghadang Bu Retno yang hendak menjambak rambut Alma.

"Berani kamu menjambak Alma seujung kuku saja, habis kamu!"

Ibu Retno mendengus kesal, "Cih, kalian sengaja kan mengalihkan isu supaya anak murahan kamu terlihat suci padahal dia hanya wanita simpanan laki-laki nakal!" ketus Bu Retno sambil melipat kedua tangannya.

"Kenapa ibu begitu yakin jika saya bukan wanita baik-baik?"

1
Xvoid_99
lanjutt🔥
Wolfmoon: Terima kasih untuk supportnya Kak, selalu dukung aku yaa.. jangan lupa beri saran jika ada yang kurang 🤗❤️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!