NovelToon NovelToon
Mengulang Waktu Untuk Merubah Takdir

Mengulang Waktu Untuk Merubah Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Raja Tentara/Dewa Perang / Kelahiran kembali menjadi kuat / Romansa Fantasi / Time Travel / Reinkarnasi / Mengubah Takdir
Popularitas:747
Nilai: 5
Nama Author: Wira Yudha Cs

Di kehidupan sebelumnya, Max dan ibunya dihukum pancung karena terjebak sekema jahat yang telah direncanakan oleh Putra Mahkota. Setelah kelahiran kembalinya di masa lalu, Max berencana untuk membalaskan dendam kepada Putra Mahkota sekaligus menjungkirbalikkan Kekaisaran Zenos yang telah membunuhnya.
Dihadapkan dengan probelema serta konflik baru dari kehidupan sebelumnya, mampukah Max mengubah masa depan kelam yang menunggunya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wira Yudha Cs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 3 ROZENBALL

Setelah memastikan bahwa hari ini adalah hari ke tiga belas di bulan keempat pada tahun 728, semua ingatan yang pernah terlupakan kembali memenuhi isi kepalanya. Max tidak tahu mengapa daya ingatnya bisa meningkat sejauh ini. Satu-satunya hal yang dapat dia simpulkan adalah kemungkinan besar hal tersebut berkaitan erat dengan kelahiran kembalinya.

Bahkan semua hal kecil Max dapat mengingatnya dengan jelas. Setelah menghela napas singkat, pemuda itu tidak menyia-nyiakan bakat barunya ini. Dia segera kembali ke kamar.

Di kehidupan sebelumnya, Max juga sering berburu binatang liar untuk makanan sehari-hari. Di perburuan kerap kali ia bertemu harimau dan serigala. Di antara kedua hewan buas itu, Max tahu kulit harimau dapat dimanfaatkan dalam berbagai hal.

Salah satunya adalah sebagai media tulis pengganti kertas.

Sejak usia lima tahun, Max telah diajarkan membaca dan menulis oleh seorang kakek tua yang dulunya tinggal di belakang rumah ini. Kakek tersebut adalah seorang sarjana. Namun, kehidupannya hancur setelah orang iri membakar rumah dan keluarganya. Kakek itupun membangun gubuk

bambu di belakang rumah Max. Seiring berjalannya waktu, kakek itu sudah menganggap Max sebagai cucunya. Akan tetapi, beliau meninggal tepat saat Max menginjak usia delapan tahun. Tidak hanya membaca dan menulis, Max juga belajar dasar-dasar seni bela diri dari sosok tua itu. Kenangan tentang kakek memenuhi isi kepala Max untuk beberapa saat.

Pemuda itu lekas mengambil kotak kayu yang dia simpan di bawah rajang bambu tempat tidurnya. Max membuka kota itu dengan hati-hati. Di dalamnya terdapat kulit harimau kering berbentuk persegi menyerupai kertas. Putih dan sangat bersih, bahkan tanpa kerutan. Max mengambil satu lembar dan

meletakkannya di ranjang bambu tempat tidur. Setelah dia mengambil kuas tulis dan batu tinta arang dari atas lemari, pemuda itu langsung duduk bersila di samping ranjang bambu.

Tak membuang banyak waktu, Max mulai menuliskan semua peristiwa besar yang dia ingat dan pernah alami selama 28 tahun dia hidup pada kehidupan sebelumnya. Tak satu pun ia

lewatkan. Segera bagian depan dan belakang kulit harimau kering itu penuh dengan tulisan yang sangat indah. Tak lupa Max membubuhkan waktu dan tempat kejadian pada tiap

peristiwa besar yang dia tulis.

"Jika waktu kembali berjalan sebagaimana mestinya, itu artinya masa depan akan tetap kembali pada semula. Bisakah aku mengubahnya? Tidak, aku pasti bisa mengubahnya."

Pemuda itu bergumam ketika dia selesai menulis semuanya. Seringaian jahat kembali terlihat dari wajah tampan itu.

Max mengalihkan pandang pada jendela yang terbuka. Memperlihatkan langit biru dengan sedikit awan kelabu yang menggantung.

Sampai saat ini Max tidak tahu apa dan bagaimana dia bisa kembali ke masa-masa ini. Namun, dia sangat bersyukur. Max berjanji di dalam hati bahwa dia akan membalas ratusan ribu kali lipat dari rasa sakit yang telah dia terima kepada para

manusia-manusia licik yang telah menjebaknya di kehidupan

sebelumnya.

***

Tepat ketika matahari terbenam, Max sudah menginjakkan kaki ke guild assassin yang terletak di pinggiran desa terpencil wilayah Kekaisaran Zenos. Aroma alkohol menyeruak memenuhi ruangan. Terdengar gelak tawa dan obrolan di setiap sudut ruang. Berbagai jenis orang berkumpul di tempat ini.

Dari yang muda hingga tua. Baik laki-laki maupun perempuan. Tentu saja mereka menutupi identitas dengan menggunakan topeng aneh yang menutupi seluruh wajah, hingga hanya

menyisakan sepasang mata. Begitupula dengan Max, pemuda

itu juga menutupi wajahnya. Namun, hanya dengan kain hitam yang menutupi separuh wajah. Dia melangkah mendekati pimpinan guild yang berdiri di balik meja panjang. Di belakang meja itu terdapat sebuah papan dengan tempelan kertas yang

berisikan quest atau permintaan dari pelanggan beserta bayaran. Ada berbagai macam jenis permintaan di sana. Mulai dari membunuh binatang suci ratusan ribu tahun, hingga

membunuh manusia. Pimpinan guild assassin adalah seorang pria berbadan besar dan tinggi. Besar bukan berarti kelebihan lemak, melainkan kekar yang dipenuhi oleh otot. Pimpinan itu menggunakan topeng kepala banteng yang sangat cocok dengan karakteristik bentuk tubuhnya. Aura gelapnya begitu

mendominasi, hingga siapa saja yang melihatnya akan merasa terintimidasi. Di kehidupan sebelumnya, Max bahkan gemetar ketika berhadapan dengan sosok itu. Namun, tidak dengan

kehidupan kali ini. Saat ini, dia berdiri di depan orang besar itu dengan santai tanpa adanya kontradiksi.

"Rozenball. Berikan aku pekerjaan itu." Max langsung mengatakan permintaannya ketika ditatap oleh pimpinan guild.

Pria kekar itu berbalik menatap papan quest di belakangnya. Setelah memindai cukup lama, dia akhirnya menarik salah satu kertas dari papan tersebut. Dia meletakan kertas itu di depan Max.

"Waktunya terbatas. Sebelum fajar menyingsing, kau harus membawa kepala mereka ke sini." Setelah mengatakan hal itu, pimpinan guild melemparkan sekantong koin emas pada pemuda di depannya. Max dengan sigap menangkap kantong emas, mengambil kertas quest, lalu dia segera berbalik meninggalkan kebisingan yang tercipta di tempat itu. Pimpinan guild memperhatikan pemuda itu hingga menghilang ditelan

oleh jarak yang semakin menjauh setelah dia melewati pintu.

Di kehidupan sebelumnya, Max tidak memilih untuk membunuh

Rombongan Rozenball karena keterampilannya belum memadai.

Waktu itu dia hanya mengambil pekerjaan kecil untuk membunuh keluarga bangsawan kelas rendah atau para penjahat di beberapa desa. Tentu saja dengan bayaran yang cukup kecil. Namun, di kehidupan kali ini, Max mengambil permintaan untuk membunuh Rombongan Rozenball karena dia percaya dengan kemampuannya selama hidup 28 tahun lamanya. Pengalaman di kehidupan sebelumnya tentu saja membuat Max banyak mendapatkan manfaat. Dia akan menggunakan hal-hal itu dengan bijak dan penuh kelicikan di masa depan kelak.

Rombongan Rozenball yang dimaksudkan adalah sekumpulan

pemuda dari keluarga bangsawan Rozenball yang sering membuat keributan di desa-desa kecil. Mereka sering menyalakan petasan di sembarang tempat hingga banyak

rumah warga yang terbakar. Tidak hanya itu, karena status bangsawan mereka termasuk kelas tinggi, mereka sering mengintimidasi orang-orang tidak bersalah. Memeras, kekerasan fisik, sampai melakukan perbuatan asusila.

Tentu saja perbuatan tersebut tidak dapat dilaporkan begitu saja kepada pihak berwajib di bawah naungan istana kekaisaran Zenos. Sebab, pihak yang diintimidasi merupakan rakyat jelata biasa. Mereka tidak mempunyai kekuatan untuk membalas kaum bangsawan itu. Namun, beberapa hari yang lalu, warga di salah satu desa yang baru-baru itu mengalami kerusakan parah akibat kerusuhan pemuda Rozenball, melakukan rencana besar. Warga desa tersebut mengumpul

uang hasil panen untuk mnembuat permintaan membunuh pemuda-pemuda bajingan itu. Max yang mengambil permintaan tersebut jelas menerima untung besar. Sebab, koin

emas yang diterimanya lebih dari 2000 keping. Itu cukup untuk membayar pendaftaran penduduk ketika dia dan sang ibu bermigrasi ke wilayah utara. Dalam sekejap mata, Max sudah

tiba di hutan terdalam. Suara jangkrik dan hewan lainnya memenuhi kesunyian malam. Angin berhembus perlahan. Max duduk di dahan pohon besar. Mata elangnya yang tajam

menyapu pandang ke sebuah rumah kayu bertingkat dua yang tampak terang. Rumah itu tidak jauh dari posisi Max saat ini. Itu merupakan markas pemuda-pemuda keluarga Rozenball

yang sering membuat kerusuhan. Markas mereka sengaja dibangun di hutan paling terdalam. Di sana mereka sering melakukan hal-hal tak terpuji lainnya seperti pesta seks dan

pemakaian obat-obatan terlarang.

Setelah kelahiran kembali, indra pendengaran dan penglihatan Max semakin tajam. Dari jarak ini Max sudah dapat mendengar suara gelak tawa dan suara cabul hentakkan tubuh manusia yang saling berbenturan. Erangan serta isak tangis wanita pun

terdengar semakin jelas dan menjijikkan.

"Para bajingan itu. Di kehidupan sebelumnya, seharunya aku yang membunuh mereka." Max bergumam kecil sembari menurunkan kain hitam yang menutupinya separuh wajahnya.

Di kehidupan sebelumnya, pemuda-pemuda Rozenball itu selamat dari kematian. Pembunuh bayaran yang mengambil quest untuk membunuh mereka malah terbunuh dengan cara mengenaskan. Para pembunuh itu dimakan oleh binatang suci kontrak milik salah satu pemuda Rozenball. Setelah kejadian itu, tidak ada lagi yang berani mengambil permintaan membunuh para pemuda itu.

"Jika aku tidak bisa membunuh mereka, maka sejarah kelam itu pasti akan terulang. Mereka akan menjadi pengikut sekaligus dukungan terkuat bagi Julius. Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi." Setelah menggumamkan hal itu, Max menarik ke atas kain hitam penutup wajahnya. Tak membuang banyak waktu, Max segera melemparkan kantong kain hitam tepat di teras rumah itu. Dalam sekejap mata, asap ungu pekat menyeruak dari kantong kain. Asap itu semakin tebal hingga beberapa saat kemudian terdengar jeritan dari dalam rumah.

Jeritan itu dengar sangat kacau. Suara barang pecah juga ikut terdengar. Tak lama setelah jeritan itu berlangsung, berganti dengan suara batuk yang teramat mengerikan. Tak tahu sudah berapa lama waktu berlalu, suara di dalam rumah perlahan menghilang hingga sunyi menyapa. Asap ungu pekat juga ikut memudar, tersapu oleh hembusan angin malam. Max segera melompat dari batang pohon ke depan rumah itu. Saat Max

menendang pintu dan masuk, pemandangan di dalam sana benar-benar mengerikan sekaligus menjijikkan. Aroma sperma dan alkohol bercampur menjadi satu. Mayat-mayat pemuda Rozenball dan wanita pelacur tergelak di lantai tanpa sehelai benang di badan. Baju dan celana berceceran di lantai.

Mata tajam Max memindai jumlah pemuda dan wanita yang berada di dalam ruang itu. Jika dia tidak salah hitung, terdapat lima belas pemuda dan lima wanita. Tampaknya mereka bergiliran menikmati wanita-wanita itu.

“Menjijikan. Hama seperti kalian pantas mendapatkan akhir seperti ini."

***

1
Dewiendahsetiowati
hadir thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!