Anatari Gayatri yang sedang magang di hotel. Ia adalah cewek yang sama sekali tak suka dengan cowok bule.
Erland yang saat itu sebenarnya sedang patah hati dan ingin menyendiri, jadi kesal dengan teriakan Anatari yang tak suka cowok bule. Ia pun bertekad hendak membuat gadis itu jatuh cinta lalu meninggalkannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Henny, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tetap Cuek
Winda masuk ke dalam area meja resepsionis. Ia memperhatikan kebersihan yang ada di sana lalu matanya tertuju pada coklat viral yang masih terbungkus dengan paper bag nya.
"Coklat siapa ini? Bukankah dilarang membawa makanan di area ini selain air mineral?" tanya Winda.
"Eh, anu Bu, ini milikku. Eh, maksudnya dikirim oleh seseorang yang tidak aku kenal." Anatari jadi salah tingkah jika ditatap tajam oleh manager hotel ini.
"Siapa yang mengirimi kamu coklat?"
"Saya nggak tahu. Eh maksud saya, lelaki itu mengatakan namannya Petra. Tapi saya tak suka dengan dia."
"Petra katamu? Apakah dia tamu di hotel ini?"
"Ya."
"Apakah orangnya tinggi, rambutnya berwarna blonde, selalu menggunakan baju casual dan punya lesung Pipit?" tanya Winda lagi. Kali ini suaranya sudah terdengar semakin tinggi.
"Iya."
"Kamu tahu dia siapa dia? Dia adalah tamu istimewa di hotel ini, asisten keluarga Thomson sang pemilik hotel, sahabat baik dari salah satu anak sang pemilik hotel sekaligus juga pembantu sutradara. Kamu mau tidak lulus dalam magang ini?"
"Tapi Bu..., aku memang tak suka dengan cowok bule."
"Yang satu ini wajib kamu suka. Dia tampan, kaya, dan digilai banyak wanita. Seperti juga bos nya."
"Tapi ....."
"Jangan banyak bantahan! Layani tuan Pedro dengan baik karena aku tak mau sampai dia tak betah ada di sini dan langsung minta pulang ke negaranya. Dan kalau kamu tidak suka coklat pemberian darinya, coklat ini saya sita karena tak boleh ada makanan di meja resepsionis." Winda langsung mengambil tas berisi coklat itu dan pergi.
Satria menatap Anatari. "Anatari, kamu beruntung banget kalau sampai tuan Petra menyukaimu. Yang aku dengar kalau dia sangat tampan."
"Aku sama sekali tak akan menyukainya walaupun dia satu-satunya lelaki di dunia ini. Aku mau ke toilet dulu ya?" Anatari segera menuju ke toilet yang letaknya tak jauh dari meja resepsionis.
Setelah buang air kecil, Anatari mencuci tangannya sambil menatap wajahnya ke cermin. Ia ingin rasanya menangis karena tekanan yang didapatkannya di tempat ini.
Anatari sebenarnya ingin menjadi dokter. Namun ia dipaksa untuk masuk ke jurusan yang sebenarnya ia tak inginkan dengan alasan akan meneruskan aset keluarga. Keluarga yang mana? Anatari bahkan merasa sendiri di dunia ini.
Setelah membersihkan wajahnya dengan tissue, ia pun keluar dari toilet. Dari arah yang berlawanan, nampak Erland yang juga keluar dari toilet pria. Keduanya saling berpandangan sesaat, sebelum akhirnya Anatari membuang muka karena ia tahu cowok di depannya adalah seorang bule.
Erland menghentikan langkahnya, menatap punggung Anatari sampai gadis itu menghilang dari pandangannya. Cowok itu tersenyum sendiri. Apakah selama ini ada gadis yang memalingkan wajah saat bertemu dengannya? Mereka bahkan tersenyum dan berusaha menarik perhatian Erland.
Lelaki itu segera menuju ke kantor hotel dan memanggil Petra.
"Bagaimana perkembangannya?" tanya Erland begitu Petra masuk.
"Aku memberikan dia bunga, bunganya dibuang. Aku memberikan. Dia coklat kesukaannya, coklatnya ia berikan kepada meneger hotel. Sekarang nomorku malah diblokir."
"Beli nomor baru. Terus beri dia perhatian."
Petra menggelengkan kepalanya. "Yang satu ini memang agak keras kepala. Bukan hanya aku saja yang tak disukainya. Tapi juga semua bule. Apalagi jika itu laki-laki."
"Kalau begitu, gunakan kekuasaan ibu Winda."
"Maksudnya?"
"Kamu bilang ke ibu Winda untuk meminta Anatari menemanimu makan siang."
"Aku nggak mau ada pemaksaan."
"Aku suka ada pemaksaan." kata Erland sambil tersenyum penuh misteri.
************
"Anatari, sekarang adalah jam istirahat makan siang mu, kan?" tanya Winda.
"Iya, Bu. Ini baru mau ke bagian pantry."
"Ikut aku!"
Anatari pun mengikuti langkah Winda. "Kita mau kemana, Bu?"
"Kamu temani teman aku untuk makan siang."
"Tapi bu, itu kan bukan tugas saya?"
"Menyenangkan tamu hotel, adalah kewajiban seluruh karyawan hotel. Yang penting kamu tidak diminta untuk menjual dirimu, atau dengan sengaja merayu tamu hotel." Winda membuka pintu menuju ke restoran. Namun langkahnya tak berhenti sampai di dalam restoran. Ia justru keluar dari ruangan ber-AC itu dan menuju ke tempat makan outdoor yang letaknya menghadap ke pantai.
"Kamu temani tuan Petra untuk makan siang." kata Winda membuat kaki Anatari merasa lemas.
Petra yang sudah menunggu di meja makan langsung berdiri saat melihat kedatangan Anatari.
"Selamat menikmati makan siangnya, tuan. Nanti beri tahu kepada petugas restoran kalau ada yang kurang." Winda pamit sambil menatap Anatari dan menyuruh gadis itu untuk duduk di depan Petra.
"Aku senang kamu ada di sini." kata Petra.
"Dasar pemaksa!" gerutu Anatari. Tentu saja Petra tak mengerti karena memang dia tak tahu bahasa Indonesia.
"Ada apa cantik?"
Anatari sama sekali tak tersenyum. Ia menatap Petra dengan tajam.
"Apakah aku melakukan sesuatu yang salah? Maaf kalau aku menggunakan jalur meneger hotel. Soalnya aku ingin sekali bicara denganmu."
"Aku kan sudah bilang kalau aku tak menyukai cowok dari luar negeri. Aku lebih suka cowok Indonesia. Jangan mengejar aku lagi. Karena di mataku kamu itu tak tampan, tak menarik, dan kamu membuat aku muak."
"Muak?" Petra terkejut.
Anatari berusaha menahan emosinya. Ia paling tak suka jika dipaksa. Karena hidupnya memang selama sudah merupakan suatu keterpaksaan.
"Tuan Petra yang terhormat, tolong jangan ganggu aku lagi. Jangan persulit masa magangku di sini karena aku hanya ingin lulus dan membangun impian ku." Anatari meneguk anggur yang ada di sana sampai habis. Ia kemudian mengambil sedikit ikan, sayur dan meletakannya di atas piringnya. Ia kemudian mengunyah makanan itu secara cepat lalu menuangkan lagi anggur ke dalam gelasnya.
"Aku sudah menemani kamu makan siang. Terima kasih dan jangan ganggu aku lagi." Anatari kembali meneguk anggur itu sampai habis lalu segera meninggalkan Petra sendiri.
Erland mendekati meja tempat Petra duduk.
"Gila. Aku tak pernah merasa direndahkan seperti ini. Aku menyerah. Aku mau kembali ke Inggris karena jika aku ketemu dengan gadis itu, maka aku akan menembaknya." Petra berdiri. Ia mengambil botol anggur itu dan membawanya pergi.
Erland semakin penasaran. Mengapa gadis itu sangat anti dengan orang bule?
*************
Anatari tiba di rumahnya. Sepertinya ada pesta di taman belakang. Anatari dapat melihat ada sekitar 10 mobil yang terparkir di sana.
"Kakak.....!" seorang anak laki-laki berusia sekitar 13 tahun mendekati Anatari.
"Luke?" ia memeluk adiknya itu. "Kapan datang?" Luke memang bersekolah di luar negeri.
"Tadi subuh tiba di Bali. Saat bangun, aku cari kakak, kata mbo sudah pergi kerja. Memangnya kakak kerja apa?"
"Kakak sedang magang di salah satu hotel. Ada keramaian apa si belakang?"
"Kakak lupa ya? Daddy ulang tahun hari ini."
"Oh..." Anatari pura-pura tersenyum. Ia kemudian mencium puncak kepala adiknya. "Kakak mau mandi dulu ya? Capek."
Luke mengangguk. Ia kemudian melangkah kembali menuju ke taman belakang.
"Ana.....!"
Anatari yang baru saja akan menaiki tangga segera menghentikan langkahnya saat mendengar suara mamanya.
"Ana, cepatlah mandi dan berpakaian rapi. Kita akan makan malam bersama." kata Linda. Mamanya Anatari.
"Aku capek. Ingin mandi dan tidur."
"Ana, kamu lupa kalau ini ulang tahun papamu?"
"Dia bukan papaku!"
"Anatari!" Linda nampak marah.
"Dia bukan papaku. Jangan paksa aku menjadi anaknya." Anatari kemudian meninggalkan mamanya sendiri. Ia berlari menaiki tangga lalu membuka pintu kamarnya dan membantingnya. Tangisnya pecah. Ia mengambil sebuah figura di atas nakas. Tangannya mengusap foto lelaki yang ada di foto itu. Lelaki yang memeluk dua gadis kecil di pangkuannya.
"Papa, aku sangat merindukanmu." kata Anatari sambil mendekap figura itu ke dadanya.
************
Joel menatap sepupunya itu. "Haruskah aku datang ke Bali hanya untuk seorang gadis yang membenci cowok bule?"
Erland tersenyum. "Jarak Jakarta Bali itu nggak jauh kan?"
"Kamu cepat move on ya? Baru juga patah hati ditinggal menikah oleh Amezza, eh sekarang sudah mau mengusik kehidupan seorang gadis." Joel menarik kursi dan duduk di depan Erland.
"Catat ya? Aku belum move on dari Amezza walaupun aku sudah ikhlas melepaskannya untuk Evradt. Aku juga tidak tertarik pada gadis ini. Dia bukan tipe ku. Aku hanya ingin main-main saja dengannya. Siapa tahu dapat inspirasi untuk film terbaruku."
"Awas ya kalau aunty Faith tahu. Kamu akan di cincangnya."
"Mom nggak akan tahu karena mom sedang keliling dunia bersama Daddy selama 1 bulan. Kak Caleb juga tak mungkin akan datang ke sini karena sebentar lagi Kak Grace akan melahirkan."
"Jadi apa yang kau inginkan?"
"Cari tahu semua informasi tentang gadis itu. Termasuk juga kelemahannya."
"Ok."
************.
Apa yang akan Erland lakukan saat Petra sudah menyerah?
Anatari blum pengalaman jd meski di arahkan dl sama si sutradara nya yaitu Erland 😀🤣😍🫢🤭
Erland ngeselin sekali buat Anatari..
apakah mereka akan malam pertama yg sdh sll tertunda itu hehehehehe..
lanjut thor 🙏
lanjut thor 🙏
Anatari bnyk akal tp Erland kyknya tdk kurang akal utk mengerjai nata 😄😁🫢🤭