Putri Changle—seorang gadis modern—terjebak di tubuh putri kuno yang memiliki masa lalu kelam. Setelah menikah dengan kekasih masa kecilnya, dia dikhianati dan disiksa hingga mati. Namun, dengan bantuan sistem poin dan ruang ajaib, Putri Changle mendapatkan kesempatan kedua untuk balas dendam.
Dengan menggunakan Sistem, Putri Changle memulai perjalanan balas dendam yang penuh tantangan dengan mengumpulkan poin, meningkatkan level, dan membuka kemampuan baru untuk mengalahkan musuh-musuhnya.
Namun, semakin dia mendekati tujuannya, semakin banyak rahasia yang terungkap tentang masa lalunya dan sistem yang digunakannya. Apakah Putri Changle dapat mencapai balas dendamnya, ataukah dia akan terjebak dalam permainan yang lebih besar?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itsme AnH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Membalaskan Dendam
Di dalam kamar yang didekorasi dengan nuansa tradisional hangat, Lulu merasa amarahnya menggelora. Dia baru saja datang ke dunia ini—dunia drama yang menempatkan dirinya dalam tubuh Song Zhiwan—seorang karakter yang terjebak dalam konflik cinta dan pengkhianatan.
Melihat Guan Shiqing berdiri di depannya, Lulu merasa kesabarannya sudah sampai di ambang batas dan niat membunuh menyala di matanya.
Rasanya, dia sangat ingin mencabik-cabik tubuh Guan Shiqing, membuang potongan tubuhnya ke hutan untuk dimakan serigala liar.
Dengan begitu, misinya akan tercapai—membalaskan dendam untuk Song Zhiwan.
Namun, Lulu segera tersadar dan mengingatkan dirinya untuk tidak bertindak gegabah.
Lulu menarik nafas panjang dan menghelanya perlahan, mencoba yang terbaik untuk mengendalikan emosinya agar tidak meledak. "Bukan apa-apa," katanya dingin.
"Biar saya bantu membersihkan kamar Anda," ujar Guan Shiqing dengan nada lembut, seolah-olah kebaikannya bisa menembus hati Lulu yang sedang murka.
Jika yang berdiri di hadapannya saat ini adalah Song Zhiwan asli, dia mungkin sudah terpedaya oleh kelembutan dan kebaikan Guan Shiqing.
Namun, Lulu—perempuan modern yang kini menguasai tubuh Song Zhiwan—tahu betapa munafiknya Guan Shiqing.
"Tak perlu." Lulu menolak dengan ekspresi datar, mengilangkan kehangatan di wajahnya. "Di luar sedang sibuk. Kamu keluar dan bantulah mereka." Suaranya dingin seakan dia sedang mengunci suasana hatinya.
Dia ingin mengusir Guan Shiqing secepat mungkin, khawatir emosinya yang bergejolak di dalam dada semakin sulit dikendalikan jika pelayan bermuka dua itu masih berdiri di hadapannya.
Meski heran dengan perubahan suasana hati Song Zhiwan yang begitu tiba-tiba, Guan Shiqing mengangguk dengan tenang. "Baik," katanya singkat, lalu melangkah keluar.
Namun, langkahnya terhenti di dinding kamar. Dengan suara pelan dan penuh kebencian, dia menggerutu, "Song Zhiwan, jelas-jelas kita sama-sama putri ayah, kenapa kau yang menjadi putri terhormat, sedangkan aku hanyalah seorang pelayan?"
Guan Shiqing menggenggam erat jepit rambut di tangannya, merasakan tekanan yang hampir melukai kulitnya.
Kenangan masa kecilnya kembali menyeruak; saat itu, dia baru saja tiba di Kediaman Pangeran Qin. Dengan mata benderang, Guan Shiqing kecil mengintip melalui celah pintu. Di dalam, Pangeran dan Nyonya sedang berbincang serius.
"Nyonya, saya minta maaf untuk Guan Shiqing dan ibunya. Bisakah mengizinkan Guan Shiqing tinggal di rumah kita? Biarkan dia menjadi pelayan putri kita?" permohonan Pangeran Qin menggema di telinga Guan Shiqing kecil.
Nyonya menghela nafas, ada kesan berat di wajahnya. "Baik," jawabnya pelan, dan perasaan pahit itu menempel dalam ingatan Guan Shiqing.
Kini, Guan Shiqing mengelus perutnya yang masih rata, merasakan benih yang ditanam oleh Xie Zhan. "Tapi tidak apa-apa ... setelah aku menikah dengan Xie Zhan, aku akan mengambil semua yang seharusnya menjadi milikku dari tanganmu," katanya penuh tekad, intonasinya penuh kemarahan dan hasrat yang menyala.
Setelah itu, Guan Shiqing benar-benar melangkah pergi menjauhi kamar Song Zhiwan. Kakinya terasa berat, tetapi tekadnya untuk merebut kembali apa yang dia anggap hilang semakin menguat.
Di sisi lain, Lulu sedang duduk di depan cermin, pikirannya melayang jauh dari kenyataan. Dalam kehidupan pemilik asli, ada seekor kuda hitam yang ketakutan akan menabrak Song Zhiwan dan Guan Shiqing.
Dalam skenario itu, Xie Zhan muncul sebagai pahlawan yang menyelamatkan Guan Shiqing, lalu tersadar dan merasa bersalah pada Song Zhiwan.
Dia meminta maaf dengan mengatakan wajah Song Zhiwan tertutup debu sehingga salah mengenali dan menyelamatkan orang.
Tiba-tiba, suara seorang pelayan terdengar dari luar pintu, membangunkan Lulu dari lamunannya. "Putri, Tuan Xie telah tiba, dia meminta Anda untuk keluar."
Tatapan Lulu tajam dan dingin saat dia bergumam pada diri yang ada di dalam cermin. "Xie Zhan ... Guan Shiqing, karena aku telah menjadi Song Zhiwan dan kembali ke titik awal, maka aku akan merubah alur ceritanya. Aku tidak akan membiarkan kalian lolos!"
***
Sore itu cerah, tetapi di hati Song Zhiwan ada riak kegelisahan yang tak tertangkap oleh orang-orang di sekitarnya. Dia berdiri anggun dalam balutan hanfu merah yang mengalun lembut di sekelilingnya.
Nyonya Qin yang tampak tenang, tapi penuh harap berdiri di samping Song Zhiwan.
Beberapa pelayan menunggu dengan tegang, mata mereka sesekali menyelinap ke pintu, mencari sosok Xie Zhan yang akan datang melamar.
Langkah tegap seorang pria berbalut jubah merah tiba-tiba mengisi halaman, topi sarjana di kepalanya menambah wibawa yang melekat kuat dalam setiap geraknya.
Dia berdiri tegak di depan mereka, menatap dengan penuh keyakinan dan suara yang tegas terdengar menggelegar, “Sarjana baru, Xie Zhan, membawa sembilan puluh sembilan hadiah pertunangan, datang melamar.”
Nyonya Qin tersenyum kecil penuh makna, tapi mata Song Zhiwan tetap dingin, memicing tajam sambil melirik ke belakang Xie Zhan, di mana beberapa kotak besar berhias kain merah tertata rapi.
Namun, perhatian Lulu yang telah merasuk ke dalam tubuh Song Zhiwan tertuju pada sesuatu yang lain. Alisnya mengernyit, bibirnya menekuk dalam kebingungan yang jelas terpancar dari raut wajahnya.
Di pikiran Lulu, suara kecil berbisik, 'Sebentar lagi pukul tiga, tapi tidak ada kuda hitam di dekat sini. Apa ceritanya berubah karena aku sudah masuk ke dalam drama ini?'
Di belakangnya, beberapa pelayan mulai berbisik ria. “Tuan Muda Xie dan putri kita benar-benar pasangan serasi,” kata yang satu sambil tersenyum penuh arti.
Pelayan lainnya menimpali dengan bangga. "Ya, kudengar kemarin saat pengumuman kelulusan, beberapa keluarga bangsawan pergi mencari menantu di daftar kelulusan. Namun, Tuan Xie menolak semuanya."
Nyonya Qin tersenyum kecil mendengar celoteh mereka, sementara Lulu—yang kini berwajah Song Zhiwan—mematung dengan ekspresi dingin.
“Tentu saja, hati Tuan Muda Xie hanya untuk putri kita,” tambah pelayan itu, seolah meyakinkan semua orang.
Namun, di balik kebahagiaan mereka, perasaan iri mencuat dari dalam diri Guan Shiqing, membuat dadanya sesak tak tertahankan.
‘Seharusnya aku yang berdiri di depan A—Zhan, penuh dengan kemewahan dan kepercayaan diri menerima lamarannya!’ gumam Guan Shiqing dalam hati sambil meremas pakaiannya erat-erat.
Nyonya Qin menatap Song Zhiwan, suara lembutnya mengalir perlahan menembus lamunan sang putri. “Wanwan, Ibu tahu apa yang sedang kamu pikirkan.”
Tangan Nyonya Qin menjangkau, menggenggam jemari Song Zhiwan dengan penuh kehangatan. Matanya menatap dalam, penuh pengertian yang tak terucap. “Selama kamu setuju, Ibu akan merestui pernikahan ini,” ucapnya dengan keyakinan yang menenangkan.
Sebagai seorang ibu, Nyonya Qin tentu saja tahu bagaimana perasaan Song Zhiwan terhadap Xie Zhan.
Meski pria itu hanyalah sarjana biasa dan bukan dari kalangan seorang bangsawan, Nyonya Qin akan menyetujui pernikahan itu selama putrinya suka.
Sebuah ingatan tiba-tiba menyelinap masuk ke benak Lulu, yang kini jiwa dan raganya bercampur dalam tubuh Song Zhiwan.
“Zhiwan, setelah aku dapat gelar sarjana, aku akan melamarmu.” Suara Xie Zhan terdengar lembut, jemarinya menggenggam tangan Song Zhiwan dengan penuh perhatian. Sorot matanya membara, penuh cinta dan janji yang tulus.
Song Zhiwan tersenyum, hatinya mekar bahagia.
“Satu kehidupan, satu pasangan. Aku takkan pernah ambil selir,” ucap Xie Zhan dengan suara hangat, sebelum menarik gadis itu ke dalam pelukan yang menenangkan.
“Aku percaya padamu,” jawab Song Zhiwan mantap, yakin tanpa ragu.
Ingatan itu pun menghilang. Lulu yang merasuki tubuh ini mengedipkan mata, lalu memutar bola matanya penuh jengah.
‘Dasar Song Zhiwan! Mudah sekali dibikin klepek-klepek oleh kata-kata manis murahan begini,’ gumamnya sinis dalam hati, merasa mual sendiri mendengar janji bodoh itu.
"Wanwan." Nyonya Qin mengusap lembut bahu putrinya sambil menggoyang perlahan tangan Song Zhiwan yang masih tergenggam di tangannya. "Kenapa kamu melamun? Xie Zhan sudah datang."
Suaranya hangat, tapi ada dorongan halus saat dia mendorong tubuh Song Zhiwan agar maju ke depan. "Pergilah, temani dia bicara."
Song Zhiwan menatap wajah ibunya sebentar, lalu mengangguk pelan dengan ragu, tapi taat.
Dia melangkah maju sambil tangan kanannya dipegang erat oleh Guan Shiqing, seakan tengah memegangi seorang nenek renta yang rentan jatuh.
Di depan mereka, Xie Zhan tersenyum tenang, wajahnya penuh kedamaian yang bertolak belakang dengan kecemasan yang mulai merebak di dada Song Zhiwan
Dari kejauhan, tiba-tiba terdengar hentakan kuda berlari kencang. Seekor kuda hitam menerobos masuk dengan liar ke halaman Kediaman Pangeran Qin.
Suara derap kuku menggema memecah keheningan, membuat semua orang terhenti dan menatap ke sumber suara.
Song Zhiwan terkesiap, matanya membulat dan tubuhnya menegang. Dia tahu, sesuatu yang buruk—sesuai alur drama—akan berlangsung ....
fighting.....semesta pasti akan membantu dan merestui mu....
usaha tak kan menghianati hasil.....🔥🔥🔥🔥🔥
semoga lancar lahirannya