Sistem Pembalasan Putri Masa Depan

Sistem Pembalasan Putri Masa Depan

Terjebak di Ruangan Asing

Lulu menghela napas panjang, matanya tidak lepas dari layar TV. "Ck, karakter utama wanitanya terlalu lemah!" keluhnya sambil mencubit keripik dari kemasan, suara renyah keripik seakan menemani segala keluh kesah yang mengemuka.

Dia merasa terjebak dalam emosi yang bergejolak, seolah hidupnya sendiri tercermin dalam drama yang dia tonton.

Di dalam imajinasinya, Lulu berharap bisa berbicara langsung dengan Song Zhiwan—karakter yang sedang mengalami penderitaan mendalam—memberinya nasihat bijak tentang cinta dan keputusan. “Makanya, cinta itu pakai otak, jangan hanya melibatkan perasaan," dia melanjutkan dengan nada menggerutu. "Lihatlah, otak cintamu menghancurkanmu dan seluruh keluargamu.”

Meskipun suasana di sekelilingnya santai dengan buah-buahan segar yang memancarkan warna-warni cerah dan cokelat menggoda di atas meja, hati Lulu tidak dapat tenang.

Dia terperangkap dalam cerita yang membangkitkan emosi, antara kebencian dan simpatik kepada Song Zhiwan yang terbaring lesu di salju, berlumuran darah.

Napas Song Zhiwan tersengal, dadanya turun naik tak beraturan. Matanya memancarkan keteguhan sekaligus keputusasaan, menatap tajam ke arah Guan Shiqing yang berdiri angkuh layaknya ratu di atas singgasana.

Guan Shiqing mengenakan hanfu mewah yang berkilau, menampilkan sosok megah penuh kebencian. "Song Zhiwan, beraninya kau diam-diam menemui Xie Zhan!" Suara Guan Shiqing menggema, menambah ketegangan yang melingkupi adegan tersebut.

"Aku ... aku tidak melakukan itu." Suara Song Zhiwan bergetar, penuh rasa takut. Air mata tak tertahan mengalir di pipinya, membasahi kulit yang mulai memerah karena kedinginan dan siksaan. Jelas terlihat bagaimana rasa sakit dan ketidakberdayaan menjalari wajahnya.

Ketegangan di layar seolah menembus batas realitas, menginginkan sepenuhnya perhatian Lulu. Meski tahu semua hanyalah sandiwara, hatinya terguncang oleh ketidakadilan yang terhampar.

Drama berlanjut, tetapi Lulu merasa lebih dari hanya seorang penonton. Dia bisa merasakan denyut cerita itu, merasakan setiap detak jantung yang dipertaruhkan dalam ketegangan.

Dia membayangkan diri menjadi sahabat sejati bagi Song Zhiwan, menyemangatinya untuk mengambil keputusan yang bijak.

"Penjaga, datang dan bakar wajah wanita ini agar dia tidak berani menemui suamiku lagi!" teriak Guan Shiqing, suaranya penuh kebencian seolah-olah ada api yang menyala di balik kata-katanya.

Dua pelayan yang berdiri di sampingnya segera maju, menegang langkah mereka seperti predator dalam kegelapan, siap melaksanakan perintah yang penuh kebencian.

Dengan cepat, mereka memegang tangan Song Zhiwan dan menarik rambutnya, membuat kepalanya mendongak. Jantung Song Zhiwan berdegup sangat cepat, rasa sakit dan ketakutan menyelubungi dirinya. "Ampuni aku, Nyonya," katanya dengan lara, mengurai air mata yang mengalir tak henti. Dia merasa terperangkap dalam siklus kebencian yang tak kunjung usai.

Satu dari pelayan mengangkat sepotong besi panas yang dipenuhi ukiran kata "pelayan".

Dalam sekejap, bayangan menakutkan terlukis di wajah Song Zhiwan, air mata dan darah bercampur menciptakan visual yang mencekam di atas salju putih.

Rasa sakit yang mendalam mengepung Song Zhiwan, mendekatkannya ke ambang kesadaran. Jeritan penuh kesakitan keluar dari tenggorokannya, seolah semua beban dunia menimpanya.

Dalam momen mengerikan itu, Song Zhiwan pingsan karena tak mampu menahan penderitaan yang menyengat, terbenam dalam kebanggaan dan kekuasaan yang dimiliki oleh Guan Shiqing.

“Shiqing, di hatiku cuma ada kamu. Kenapa harus marah pada wanita ini?” Suara Xie Zhan memecah keheningan, dia melangkah masuk dengan setelan pejabatnya yang rapi.

Xie Zhan mengerutkan kening, berusaha menenangkan amarah yang membara di mata Guan Shiqing.

Dengan nada tegas yang berwibawa, dia memerintahkan, “Penjaga, seret wanita ini ke gerbang kota dan telanjangi dia agar tidak membuat istriku marah setiap harinya.”

“Jangan, Suamiku!” Guan Shiqing menggeleng dan memeluk Xie Zhan. Sorot matanya berbinar, tetapi menyimpan seberkas kebencian. “Dia sudah membuat kita terlambat bersama lebih dari sepuluh tahun. Aku tidak mau melepaskannya dengan mudah.”

Lulu menatap layar dengan mata membara, napasnya memburu seperti siap meledak. “Konyol sekali!” suaranya pecah dan bergetar penuh amarah, jemarinya menukik ke arah layar seakan ingin mencakar ketidakadilan yang terpampang jelas.

“Bagaimana mungkin seorang pelayan bisa jadi istri Xie Zhan? Sedangkan Song Zhiwan, putri bangsawan, malah harus berlutut dan memanggil mereka Tuan? Hah! Tidak masuk akal!” Tangan Lulu gemetar hebat, tanpa sadar kaleng minuman di mejanya terjatuh. Cairan dingin menggenang dan mulai merembes masuk ke sela kabel yang berantakan di lantai.

“Arghhh!!!” jeritnya pecah saat tangannya tak sengaja menyentuh kabel basah itu. Aliran listrik menjalar cepat, tubuhnya bergetar hebat sebelum dia terjatuh ke lantai dingin.

Matanya terbuka lebar, penuh ketakutan dan keterkejutan seperti terperangkap di mimpi buruk yang tak bisa dia lawan.

"Apa itu?" gumamnya ketika melihat layar televisi di depannya tiba-tiba menyala menyilaukan.

Seketika tubuh Lulu tersedot, terjerembap ke dalam cahaya yang menusuk mata.

Gelap menyelimuti sekejap, dan ketika cahaya kembali muncul, Lulu mendapati dirinya terjebak di sebuah ruangan asing ....

Terpopuler

Comments

Mineaa

Mineaa

hadir kk.....☝️

2025-08-10

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!