Verrint adalah seorang gadis SMA yang bertemu kembali dengan cinta pertamanya melalui reuni bernama Izan. Tetapi Verrint tidak bisa bersama karena pria yang dia sukai telah mempunyai pacar. Verrint tiba-tiba menjadi teman baik dari pacar Izan. Agar menghindari kecurigaan, Verrint pura-pura pacaran dengan sahabatanya Dewo.
Akhirnya paca Izan tau jika Verrint dan Izan saling mencintai. Pacar Izan kecelakaan lalu meninggal. Izan menghilang, Dewo dan Verrint akhirnya resmi pacaran. Tiba-tiba Izan kembali dan mengutarakan isi hatinya pada Verrint.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nisa Fadlilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 3
Sabtu pagi, kamar Verrint.
“Akh…. Aku telat…” teriak Verrint saat melihat jam di kamarnya yang menunjukkan pukul 06.30. Verrint pun langsung loncat dari tempat tidurnya dan berlari menuju kamar mandi kemudian menggapai tuas pintu kamar mandinya yang berada tidak jauh dari tempat tidurnya.
Tak lama Verrint pun keluar dari kamar mandinya, dia terlihat sangat terburu-buru. 10 menit kemudian Verrint keluar dari kamarnya kemudian berjalan menuju rak sepatunya. Setelah itu Verrint langsung menyambar sebuah roti dari atas meja makan dan setelah itu Verrint langsung lari menuju pintu depan dan akhirnya dia berangkat ke sekolahnya.
Hati Verrint semakin berdebar kencang, soalnya angkot yang dinaiki oleh Verrint ngetem melulu. Sampe-sampe Verrint kesel setengah mati. Belum selesai penderitaan Verrint, ternyata sang kepsek udah nongkrong di depan gerbang SMA Valensi. Wah… udah pasti Verrint akan dihujani oleh hukuman yang nggak banget. Tapi apa mau dikata, Verrint udah pasrah dengan takdir yang diberi Tuhan hari ini.
Ah… ternyata hari ini Verrint masih beruntung, sang kepsek hari ini sedang baik pada Verrint. Dia hanya mamberi Verrint peringatan saja, karena ini adalah hari pertama Verrint terlambat datang ke sekolahnya. Jadi Verrint bisa tenang masuk kedalam kelasnya.
Pintu kelas Verrint pun kemudian terbuka, dan Verrint kemudian menongolkan kepalanya. Verrint pun berjalan perlahan memasuki kelasnya dan kemudian duduk di bangkunya tepat disebelah Venitha. Sesaat Verrint merasa dirinya sudah aman, dia fikir guru yang mengajar di kelas itu tidak melihatnya, tapi ternyata…
“Verrint, kenapa kamu terlambat hari ini?” tanya guru itu dengan nada yang santai dan dengan posisi yang masih menghadap ke papan tulis juga menggerakkan tangannya diatas papan itu.
Verrint yang baru saja menempelkan pantatnya pada bangkunya sontak berdiri kembali. “Hah… oh… iya… bu… maaf!” ucap Verrint dangan gagap dan kemudian duduk kembali.
Sejak tadi mulut sang guru komat-kamit di depan kelas tapi para siswa malah asyik dengan kegiatan mereka masing-masing. Memang sih, kalau jam mata pelajaran ini semua siswa di dalam kelas merasa bebas. Karena guru yang satu ini sangat memberi kebebasan pada para siswanya untuk melakukan apapun. Asalkan tidak mengganggu pelajaran dan siswa yang lain.
Tidak hanya oleh siswa lain, tapi waktu ini dimanfaatkan oleh Verrint. Biasanya apabila peluang ini datang Verrint dan Venitha selalu melakukan hal yang mereka sukai, seperti mendengarkan radio atau MP3 dari ponsel mereka. Tapi kali ini Verrint tidak melakukan hal itu. Dia malah terlihat asyik dengan alam khayalannya. Dia terus saja tersenyum sendiri seperti orang strees. Sepertinya dia sedang membayangkan reuni yang akan terjadi sore nanti. Apa akan terasa mengasikkan atau malah sebaliknya.
Waktu pun terus bergulir, dan jam pun hampir menuju ke waktu istirahat. Sampai akhirnya bel tanda istirahat pun berbunyi dan kegembiraan Verrint pun semakin menjadi-jadi. Kemudian Verrint pun langsung keluar kelasnya dan langsung berjalan menuju kantin sekolahnya. Venitha pun mengikuti Verrint dari belakang.
Sesampainya di kantin Verrint langsung mencari tempat duduk yang berada di pojok kantin dan memesan semangkok bakso. Setelah bakso itu sampai di mejanya tanpa pikir panjang Verrint pun langsung menyantapnya. Tak lama kemudian datang seorang cewek bernama Tantri menghampiri mereka. Tantri adalah teman satu kelas mereka dan satu kelas pula dengan Verrint waktu dia di bangku kelas satu dulu.
“Hai-hai…” sapa Tantri.
“Hai…” jawab Verrint dengan mulut yang dipenuhi oleh bakso.
“Hai, Tan. Duduk deh!” sahut Venitha ramah.
“Eh, Rint. Nanti sore jadikan kita reuni di rumah lo?” tanya Tantri.
“Oh, jadi-jadi. Kamu datengkan?” ucap Verrint.
“Pasti dong. Gue kan udah janjian ama Izan mo dateng, masa sih gue harus ingkar janji sama dia.” Jawab Tantri.
“Oh, Izan ikut juga yah?” tanya Venitha.
“Iyalah. Aku kan udah paksa dia buat dateng.” Jawab Tantri lagi.
“Oh…” ucap Verrint dan Venitha.
Kemudian mereka pun terdiam selama beberapa saat.
“Eh, kalian udah ngerjain tugas dari pak Hartono kan?” tanya Tantri kemudian.
“Uhuk…” Verrint pun langsung tersedak setelah mendengar ucapan Tantri tadi.
“Udah dong.” Jawab Venitha.
“Tugas apaan, kok aku gak tau?” tanya Verrint bingung.
“Itu loh, tugas soal yang dari buku paket .” Jawab Venitha.
“Oh my God, kok aku bisa ampe lupa.” Ucap Verrint panic. Verrint pun kemudian beranjak dari tempat duduknya dan langsung berlari menuju kelasnya.
“Ha…ha…ha…, dasar Irrint!” ucap Venitha dan Tantri sambil mengikuti Verrint dari belakang.
“Aduuuh… kok aku bisa lupa sih kalau ada tugas dari pak Hartono. Duh… mana aku belum ngerjain apa-apa lagi. Aduh…!” omel Verrint sambil mencari-cari bukunya dari dalam tasnya. “Mana lagi tuh buku?” omelnya lagi. “Eh Ven, aku liat dong tugas kamu!” pinta Verrint. “Abis kalo aku gak nyontek, aku gak bakal sempet nyeleseinnya.” Sambungnya.
Venitha dan Tantri tertawa melihat tingkat temannya itu yang kepanikan karena belum mengerjakan tugas dari pak Hartono. Sepertinya Verrint benar-benar panik saat ini, soalnya pak Hartono termasuk guru yang emosinya tidak bisa diduga. Terkadang dia bisa baik pada semua siswa, tapi terkadang juga dia bisa galak bak harimau yang kelaparan. Biasanya Verrint tidak pernah melupakan yang namanya tugas. Apalagi tugas yang diberikan oleh guru seperti pak Hartono. Tapi kali ini Verrint benar-benar lupa dengan tugas ini, mungkin karena Verrint selama satu minggu ini memikirkan masalah reuninya.
Tak lama kemudian bel tanda masuk pun terdengar di telinga Verrint dan kepanikan Verrint pun semakin menjadi-jadi. Tapi setelah bel itu berbunyi sang guru yang ditunggu-tunggu pun tidak kunjung tiba. Tak lama kemudian pintu kelas Verrint pun terbuka dan seorang guru kemudian memasuki kelas itu. Tapi ternyata orang yang memasuki kelas Verrint bukan pak Hartono melainkan guru BP SMA Valensi.
“Maaf anak-anak, hari ini pak Hartono tidak bisa mengajar. Karena dia mendadak ada urusan keluarga yang tidak bisa ditinggalkan.” Ucap guru BP itu.
Sorak kegembiraan pun keluar dari mulut para siswa, dan kelas pun mulai terdengar sedikit berisik karena suara yang dibuat oleh para siswa.
“Tapi pak Hartono menitipkan tugas untuk kalian.” Ucap guru BP itu sambil menyimpan tugas yang diberikan oleh pak Hartono di atas meja. “Tugas ini dikumpulkan pada saat bel pelajaran ini usai, dan juga tugas kalian sebelumnya.” Sambung guru itu. Kemudian guru itu pun keluar dari kelas Verrint.
“Ah… untung aja pak Hartononya gak ada.” Ucap Verrint lega. “Tapi berarti aku sia-sia dong ngerjain tugas ini.” Sambungnya.
“Yah nggak lah, kan entar dikumpulin juga.” Ucap Venitha.