Arsya Guntara seorang anak dari pemilik perusahaan Sandyakala Corp, setelah lulus kuliah ia di didik oleh sang Ayah untuk menjadi penerus perusahaan Sandyakala Corp. Ia selalu diajarkan bagaimana memimpin perusahaan.
Suatu hari ia ditugaskan oleh orangtuanya untuk menghadiri acara bisnis di negara dimana dulu ia menyelesaikan kuliahnya.
Tanpa disangka ia bertemu dengan seorang gadis yang pernah berada di masa lalu nya.
Apakah pertemuan ini akan membuat mereka kembali bersama atau malah sebaliknya ? Dan sebenarnya siapakah gadis itu ?
Jawabannya hanya di Novel " Tentang Kita "
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayuni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 3
Tepat pukul 6 sore Arsya baru sampai rumahnya, terdengar adzan magrib sudah berkumandang dari mesjid dekat komplek perumahan Arsya.
Setelah menyimpan motornya di garasi Arsya lalu masuk melalui pintu samping rumahnya, terlihat mobil Papa nya sudah ada pertanda Papa Arsya sudah pulang dari perusahaan.
Ceklek
Pintu rumah terbuka.
" Assalamu'alaikum " ucap Arsya.
" Wa'alaikumusalam " balas Mama Arsya yang bernama Nika.
" Baru pulang Kak ? Sore sekali " tanya Mama.
" Iya Ma " Arsya menyalami Mama nya.
" Bersih-bersih dulu ya, shalat magrib, nanti Mama dan Papa tunggu buat makan malam " ucap Mama Nika.
" Iya Ma " Arsya berjalan baru saja ia akan menaiki anak tangga, terdengar suara bariton dari belakang tubuhnya.
" Dari mana saja kamu ? " tanya Papa Arsya yang bernama Aksa.
" Eh Pah, euu itu Pah tadi Arsya .. Euh... " ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
" Pasti main band " ucap Papa Arsya.
Arsya hanya terdiam.
" Kak, satu tahun lagi kamu akan lulus SMA, Papa sudah mempersiapkan kamu untuk kuliah ke luar negeri, tolong kamu juga mempersiapkan itu semua Kak, jangan hanya band band yang kamu urus, masa depan kamu harus kamu pikirkan, Sandyakala Corp menanti kamu, perusahaan kedepannya akan membutuhkan kamu sebagai penerus Papa ! " ucap Papa Arsya.
Mama Neta yang sedang berada di dapur, menghampiri anak dan suaminya.
" Ada apa Pah ? " tanya Mama Arsya.
" Ini anakmu, selalu band yang ia urus " jawab Papa Arsya.
" Pah.. Kak Arsya juga kan mungkin butuh hiburan, gak apa-apa kan kalo sekali-kali, selama ini Kak Arsya sudah membuktikan kan kalo ternyata Kakak juga bertanggung jawab atas sekolahnya nilai-nilai dia juga bagus kan, malahan Kakak selalu menjadi juara " ucap Mama Arsya membela anak laki-lakinya.
" Ini.. Yang seperti ini, Mama selalu saja membela, Papa bukan tidak boleh, tapi harus tahu waktu, pulang sekolah sampai petang, sekolah mana yang pulang sampai magrib seperti ini " susul Papa Arsya.
" Pah.. Nanti dilanjut ngobrol nya, udah ya.. "
" Kak kamu bersih-bersih dulu terus shalat ya " ucap Mama Arsya.
" Iya Ma.. " Arsya berlalu menaiki anak tangga menuju kamarnya.
Saat Arsya akan masuk kedalam kamar nya, tiba-tiba ia di kagetkan oleh Arsyi adiknya.
" Hayo.. Kakak baru pulang, diomelin lagi sama Papa ya Kak ? " ucap Arsyi.
" Hmm.. " Arsya masuk kedalam kamar disusul oleh Arsyi.
" Ngapain lo ngikutin gue " ucap Arsya.
" Widih.. Galak amat.. Santai bro santai.. " balas Arsyi.
Arsya dan Arsyi memang beda sekolah, entah mengapa Arsyi tidak ingin satu sekolah dengan kakak nya, Arsyi baru duduk di kelas 1 SMA sedangkan Arsya di kelas 3 SMA.
" Sana keluar, gue mau mandi ! "
" Ya udah mandi aja Kak, gue juga gak bakal ikut " ucap Arsyi terus saja menggoda kakak ny.
Arsya tidak memperdulikan adiknya ia langsung mengambil handuk lalu masuk kedalam kamar mandi untuk mandi.
Tiba-tiba pintu kamar Arsya diketuk, Arsyi yang sedang berada di kamar Arsya membuka pintunya.
" Loh kamu kok di kamar Kakak ? " tanya Mama Nika.
" Hehe iya Ma.. Kak Arsya di omelin Papa lagi ya Ma "
" Sutt udah, mana kakakmu ? " tanya Mama Nika lagi.
" Lagi mandi Ma.. " jawab Arsya.
" Ya udah kalo udah selesai Mama sama Papa tunggu di bawah ya, kita makan kamu juga ya " ucap Mama.
" Siap.. Ibu Negara " balas Arsyi.
Arsya kembali masuk ke kamar kakaknya, duduk di sofa sambil memainkan gitar kesayangan kakaknya, Arsya memang sangat hobi bermusik, memang awalnya ia di fasilitasi oleh Papanya, namun semakin hari hobi Arsya tidak dapat dibendung hampir setiap pulang sekolah ia ke studio musik, hingga pulang ke rumah sudah petang, itu yang membuat Papa nya menjadi marah.
" Jangan pegang gitar gue " ucap Arsya yang sudah keluar dari kamar mandi.
" Pelit amat sih Kak.. " balas Arsyi.
" Sana keluar, gue mau solat dulu "
" Oke Kak, oke.. Udah solat di tunggu Mama sama Papa buat makan " Arsyi berlalu meninggalkan kamar Arsya.
" Ya .. " balas Arsya singkat.
Arsyi lebih dulu menuju ruang makan disana Mama dan Papa nya sudah menunggu.
" Mana Kakak mu ? " Tanya Papa.
" Masih dikamar Pah " jawab Arsyi.
Tidak lama Arsya datang menghampiri kedua orangtua dan adiknya yang sudah menunggu.
Pikiran ia masih tidak karuan, ia masih teringat kejadian di depan sekolah menengah pertama tadi, ia khawatir jika gadis tadi ada luka dalam yang ia tidak tahu, betapa berdosa nya dia jika ia tidak membawanya ke rumah sakit.
Sebelum keluar kamar Arsya menyempatkan untuk mengirim pesan ke nomor gadis itu, semoga kabar baik yang ia dapatkan.
" Ayo makan Kak " ucap Mama Nika.
" Iya Ma " Arsya duduk disamping adiknya disebelah Papanya.
" Kak, Papa minta maaf ya, bukan tidak boleh kamu bermain band, seneng sama hobi kamu, silakan bahkan Papa juga memfasilitasi kamu untuk itu, hanya saja tolong beri waktu, kalau satu minggu sekali, satu bulan sekali tidak masalah, jangan tiap hari seperti ini " ucap Papa.
" Iya Pa, Arsya mengerti, maafkan Arsya juga Pa " balas Arsya.
" Nah gitu dong.. kalo gitu mari kita makan " susul Arsyi yang sudah mengambil nasi.
" Arsyi.. " ucap Mama Nika tersenyum dengan tingkah anak keduanya.
Mereka makan malam bersama, suasana kembali hangat, Arsya pun menyadari sikap Papa nya demikian itu demi masa depan dirinya juga.
🌻🌻🌻
ayo dong semangat