Sekuel Need A Bride
🍂🍂
.
Menikah dengan kakak angkatnya sendiri, tentu tidak pernah ada dalam bayangan seorang Quuenara Angelistya, biasa dipanggil dengan sapaan Ara. Gadis yang masih duduk di bangku sekolah tersebut terpaksa menerima takdirnya yang tiba-tiba saja sudah menikah dengan kakak angkatnya sendiri.
Sementara itu, pria yang tiba-tiba saja dipaksa menikahi adik angkatnya sendiri, jelas memberontak. Akan tetapi orang tuanya memegang rahasia besar Ryu, yang jelas tidak ingin terbongkar. Sehingga Ryuga Antonio Rayyansyah, putra tunggal dari pebisnis terkemuka tersebut tidak bisa berkutik selain menerima pernikahan tersebut.
Akankah rumah tangga mereka berjalan lancar? Sementara Ara sendiri tidak tahu suaminya siapa dan seperti apa. Di tambah lagi Ryu dan Ara tidak pernah bertemu selama sepuluh tahun terakhir. Sebab, Ryu memilih tinggal bersama tantenya yang ada di Kanada.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lee_yuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TMKA. Terasa Janggal
Bab. 3
Meskipun agak asing dengan baju yang disiapkan oleh mamanya, namun Ara tetap memakai baju pilihan mamanya tersebut. Ada yang ia tidak mengerti. Kenapa tiba-tiba saja namanya menyiapkan baju kebaya untuk dirinya? Padahal sedang tidak ada acara yang akan dia hadiri bersama mereka berdua. Di mana memang selama ini mama Yuan lebih suka melihat Ara memakai baju kebaya modern dibandingkan memakai gaun yang seksi-seksi seperti kebanyakan anak pengusaha lainnya.
"Udah deh, ikutin aja apa yang diminta Mama. Daripada nanti malah panjang urusannya. Lagian, ini juga nggak terlalu terbuka amat," gumam Ara ketika menatap pantulan dirinya di cermin.
Sebelum keluar, Ara lebih dulu memastikan penampilannya sudah pas apa belum. Make up tipis yang ia aplikasikan sendiri di wajah cantik alami miliknya, tidak membuat Ara terlihat tua dari usianya. Justru membuat Ara terlihat lebih kalem dan anggun. Benar-benar seperti gadis Jawa.
Tok tok tok
"Non Ara ... dipanggil Nyonya, katanya suruh cepet gabung dama beliau," panggil seseorang dari luar pintu kamar Ara.
Ara bergegas keluar, tidak ingin membuat mama Yuan menunggu dirinya terlalu lama.
"Iya, Bi!" sahut Ara. Takutnya kalau bi Tijah akan meneriaki dirinya lagi.
Setelah itu Ara bergegas keluar. Mendapati bi Tijah yang masih berdiri di sana.
"Loh, kenapa Bibi masih di sini? Ini Ara mau ke Mama," tanya Ara sedikit kaget.
Sementara itu bi Tijah tampak mengangguk samar. "Bibi disuruh Nyonya untuk menjemput Non Ara," balasnya.
Kenapa banyak banget kejanggalan yang Ara rasa saat ini. Tidak biasanya mama Yuan mengutus bi Tijah untuk mengantar dirinya. Toh ia hanya butuh jalan ke ruang depan. Di mana Ara masih sangat hafal betul tata letak ruangan yang ada di rumah orang tuanya tersebut.
"Ah, iya," sahut Ara.
Meskipun aneh, namun Ara tetap mengikuti langkah bi Tijah yang mengarahkan dirinya ke ruang depan. Dan lebih aneh lagi, sampai-sampai membuat Ara hampir terjatuh karena terkejut nya dia di kala melihat banyak tamu yang ada di sana. Bahkan ketua RT di perumahan yang dia tinggali pun juga ada di ruang depan ini.
Ara menoleh ke arah bi Tijah berdiri.
"Sebenarnya sedang ada acara apa, Bi?" tanya Ara sedikit berbisik.
Sama seperti pak Sul. Bi Tijah pun juga tidak bisa menjawab. Karena mama Yuan sudah berpesan kepadanya untuk tidak memberitahu hal ini kepada Ara.
"Sebaiknya Non Ara segera kesana saja. Nanti Non Ara akan segera tahu," usul bi Tijah.
Ara tidak ingin menyulitkan bi Tijah lagi. Ia tahu mungkin mama Yuan sudah mewanti-wanti bi Tijah sebelumnya.
"Iya, Bi. Makasih," ucap Ara lalu melangkah pelan ke arah ruang depan.
Ketika para orang tua asik mengobrol, Ara mendekati mama Yuan yang kebetulan duduk di sofa dekat pintu penghubung antara ruang depan dan tengah.
"Ma," panggil Ara dengan suara lirih seraya menyenggol lengan mama Yuan.
Mama Yuan menoleh, lalu tersenyum hangat ke arah Ara.
"Sini, Sayang," perintah mama Yuan sembari menepuk tempat duduk di sampingnya.
Ara menurut laku duduk di samping mama Yuan.
Semua mata terpana melihat kecantikan Ara. Di mana di antara mereka ada yang sudah sangat lama tidak melihat tumbuh kembang gadis itu. Karena mereka tinggal di negara yang berbeda dan kalaupun pulang, tidak pernah bertemu Ara karena kesibukan masing-masing.
"Apa ini cucuku?" tanya seorang wanita lanjut usia kepada mama Yuan.
Mama Yuan mengangguk. "Iya, Mi. Ini Queenara Angelistya."
Tatapan wanita lanjut usia itu tampak bebinar di kala mendengar nama Ara.
"Kalau begitu, segera lakukan sekarang. Sebelum dia berubah pikiran," ucap wanita yang bernama oma Dilla.
Mama Yuan tertawa kecil. "Iya, Mi. Sebelum dia berulah, lebih baik lakukan sekarang," sahut mama Yuan lalu menatap ke arah papa Rio. Papa Rio membalasnya dengan anggukan kepala.
"Bisa dimulai sekarang, Pak," ujar papa Rio menatap ke arah orang yang Ara tidak pernah lihat.