"Jadi begitu cara main dia. Baiklah, aku akan tujukkan bagaimana aku menjadi iblis betina seperti apa yang kamu katakan pada selingkuhan kamu itu!"
Mendengar kalimat yang amat menyakitkan dari ruang kantor milik suami ku itu membuatku teramat sakit hati.
Aku sengaja mengaktifkan perekam suara diruangan suami ku yang seharusnya menjadi ruangan ku itu, bukan karna tidak percaya atas kerjakerasnya. Melainkan sikapnya yang beberapa bulan ini terasa aneh dimata ku, terlebih saat laporan keuangan yang ku terima dari orang kepercayaanku yang sangat berbanding terbalik dengan apa yang di laporkan oleh suami ku sendiri.
"Aku akan menjadi iblis bagi suamiku dan juga selingkuhannya, kita lihat kehancuran wanita murahan dan lelaki penghianat itu sebentar lagi!"
Tunggu ceritanya yaaa😇🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amie.H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 20.
"Lalu siapa Salman itu Re? Apakah teman Papi, karna sepertinya bunda tidak mempunyai teman bernama Salman. Makanya tadi bunda bingung, siapa itu Salman" kata bunda membuat Rere terkekeh.
"Om Salman itu sahabat Papi bun, beliau juga pengacara. Setahun setelah kedatangan terakhir Tante Regita menghilang, tiba-tiba datang bersana Om Salman. Mereka berniat mengundang Papi dan Mami ke acara pernikahan mereka, tapi pandangan Tante Regita ke Mami itu masih tetap sama. Walau didepan Papi dan Om Salman tersenyum" kata Rere membuat bunda menganggukkan kepala.
"pantas saja waktu Mami sakit dia tidak ada, waktu itu bunda sempat tanya pada Mami kamu. Tapi beliau tidak jawab, ternyata karna memang ada masalah. Tapi masalahnya apa?" kata bunda membuat Rere mengangkat kedua bahu nya.
"entah,, Rere juga tidak tau bun, mungkin nanti bunda bisa tanya sama Tante Regita kalau dia benar datang" kata Rere membuat bunda menganggukkan kepala.
"iyaa nanti akan bunda tanyakan, tapi ya Re kalau di fikir aneh juga sih. Duuh,, bunda jadi kepo maksimal deh sama permasalahan mereka, jangan sampai Mami kamu tidak tenang karna masalahnya belum selesai di dunia ini" kata bunda membuat Rere terkekeh.
"sepertinya kalau sampai belum selesai sih pasti bakalan berkeliaran di sekita kita deh bun,, coba deh sekarang ada ga bunda ngerasa ada Mami di sekitar kita" jawab Rere membuat bulu kuduk bunda seketika bangkit.
"duhh Ree jangan ngomong begitu dong, bunda jadi merinding begini nih" jawab bunda kembali membuat Rere terkekeh.
"hehehe bercanda bun, lagian si bunda ngomongnya aneh-aneh. Mana mungkin Mami tidak tenang disana, semua yang ada di dunia ini tidak ada sangkut pautnya lagi dengan Mami bun" kata Rere dengan nada serius.
"iyaa juga ya,, kenapa bunda bisa lupa soal itu" Jawab bunda yang langsung menertawakan dirinya sendiri.
"Assalamualaikum" terdengar suara dari luar membuat kedua nya seketika terdiam dan langsung menoleh ke arah pintu yang terbuka.
"Waalaikumsalam" jawab kedua nya. Terlihat tiga orang memasuki ruang perawatan Rere.
"Reree,, yaampun,, kamu sudah besar sekali" Kata Regita yang langsung menemui Rere yang berada di bed pasien.
"iyaa Tante Alhamdulillah, malahan sekarang Rere sudah jadi ibu" jawab Rere sambil mencium tangan sahabat Mami nya itu.
"oh iya, kamu abis melahirkan?" tanya Tante Regita dengan senyum mengembang, namun setelah nya ia langsung mengendurkan senyumnya ketika melihat ke arah bunda.
"Res-Resti" kata Regita begitu melihat ke arah bunda.
"hai Regita, apa kabar?" tanya bunda dengan senyum tipis.
"ba-baik,,, kamu ngapain di sini?" tanya Regita.
"Resti istri saya Gita, dia pengganti pilihan Maminya Rere sejak dua belas tahun yang lalu" kata Papi membuat Regita terkejut.
"pengganti? Apa maksudnya?" tanya Regita.
"Mami Rere, Sintia. Sudah meninggal karna sakit yang di deritanya, almarhum meminta aku menikah dengan Mas Chandra saat dirinya sakit keras. Tepatnya sebulan sebelum kematiannya" jawab bunda membuat Regita menutup mulutnya.
"Meninggal? Tapi kenapa? sakit apa Sintia, kenapa tidak ada yang memberitahuku?" tanya nya dengan histeris.
"Maafkan kami Gita, tapi saat itu kita putus komunikasi. Bahkan Sintia sama sekali tidak menjawab jika aku menanyakan perihal kamu" jawab Papi dengan nada penyesalan.
"Yaallah Ya Rabb,,, maafkan aku Sintia, maafkan aku" kata Regita yang histeris di pelukan suami nya.
"sebetulnya ada apa Gita?" tanya bunda dengan wajah penasaran.
"sudahlah bun, nanti saya kita tanyakan. Sepertinya dia memang terpukul, entah apa yang terjadi di antara mereka sebelumnya. Papi juga tidak tau, tapi semoga saja Regita mau berkata jujur soal masalah mereka" kata Papi yang akhirnya di angguki oleh bunda.
Setelah Regita tenang, dia menatap satu persatu orang yang ada diruangan itu.
"Resti,,, aku dan Sinta sempat pernah bertengkar saat itu, A-aku,,, Aku mempertemukan dia dengan laki-laki yang sangat ia hindari, kamu tau kan siapa laki-laki itu?" kata Regita membuat bunda membelalakan mata.
"Apa? Kamu mempertemukan Sintia dengan dia? Lalu bagaimana akhirnya? Kamu tau kan jika Sintia sangat trauma bertemu dengan dia, pantas dia marah. Karna kamu menghianati kepercayaannya" kata bunda dengan menatap tajam Regita.
"siapa lelaki itu bun?" tanya Papi.
"Seno Sertiaji Pi, dia kakak tingkat kami sewaktu kuliah. Tapi,,,, " kata bunda dengan nada lirih.
"dia mencoba menjebak Sintia Chandra, dia mencoba menodai Sintia saat itu. Sintia pernah mengalami trauma bahkan depresi saat kami kuliah, itu sebab nya dia sangat sangat marah dengan ku" kata Regita dengan isak tangis.
"tapi kenapa waktu itu Tante kayanya natap Mami sinis banget gitu, Rere lihat loh waktu Mami sana Tante berantem di pintu masuk rumah. Juga waktu Tante dan Om dateng buat anterin undangan" kata Rere membuat semua yang ada di ruangan itu menatap wanita cantik itu.
"itu dia Re, Tante,,, Tante terhasut dengan perkataan Seno, dia bilang saat itu justru Mami kamu yang mengajaknya ke hotel itu. Bahkan mereka sudah sering melakukannya, Tante sama Mami kamu cekcok karna Tante merasa Mami kamu itu munafik. Tante berkata kasar pada Mami kamu, Tante salah Re" kata Regita dengan air mata yang masih mengalir di pipinya.
"Sudah lah Gita,,, Sintia juga sudah tenang disana, dia juga pasti sudah memaafkan semua kesalahan kamu. Sebaiknya kita doa kan saja semoga Sintia tenang di sisi-Nya" kata Papi yang juga di angguki oleh bunda.
"Iyaa bener apa di katakan Mas Chandra Git, aku juga yakin kalau Sintia pasti sudah memaafkan kamu" kata bunda membuat Regita tersenyum kecil.
"Aamiin,,, mudah-mudahan saja, maafkan Tante Re. Maafkan Tante, tidak ada saat Mami mu pergi" kata Regita pada Rere yang juga menganggukkan kepala.
"tidak apa Tante, semuanya sudah terjadi. Lagi pula, benar apa yang di bilang bunda sana Papi. Mami pasti udah Maafin tante" kata Rere dengan senyum tulus.
"Terimakasih semua, Chandra maafkan aku" kata Regita pada Papi Chandra.
"tidak apa-apa Gita, aku mengerti" kata Papi dengan senyum mengembang.
"kalau gitu, gimana kalau kita makan bareng?" kata Om Salman.
"Tapi maaf Salman, aku sudah pesan makanan. Sebentar lagi pasti boddyguard ku sampai, karna tadi aku suruh dia yang ambil di bawah" kata Papi membuat Om Salman menganggukkan kepala.
"kalau begitu biar aku pesan makan juga, kita berdua juga akan makan di sini bersama kalian" kata Om Salman.
"aku sama bunda udah makan Om, kita berdua makan makanan rumah sakit. Kita cuma pesan cemilan aja buat nemenin Papi makan tadi nya" kata Rere membuat Papi berdecak.
"buat nemenin Papi katanyaaa" gumamnya membuat bunda yang disebelahnya terkekeh kecil.
Bersambunggg