NovelToon NovelToon
Bunga Yang Berdarah

Bunga Yang Berdarah

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Selingkuh / Mengubah Takdir / Fantasi Wanita / Chicklit
Popularitas:61.6k
Nilai: 5
Nama Author: Ellani

“Diana … kamu akan diberi hukuman mati karena telah melakukan percobaan pembunuhan.”

Diana yang sudah sangat lemah diikat dan di arak ketengah tempat eksekusi. semua rakyat dan bangsawan melihatnya, mereka melemparnya dengan batu dan mengumpat kepadanya.

Kepala Diana ditaruh di tiang untuk di penggal.

Diana melihat kearah Wanita yang dicintai suaminya dan melihat ayah serta kakaknya yang masih tetap membencinya hingga akhir hayatnya.

“Kenapa kalian sangat membenciku?” gumam Diana.

Jika aku bisa mengulang waktu, maka aku tidak akan lagi mengemis cinta kepada kalian.

KRAK. Suara alat penggal terdengar keras memenggal kepala Diana.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ellani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34 Istana

KRUDUK, KRUDUK. Terdengar suara sepatu kuda berlari dengan kencang.

Owy membawa Putra Mahkota menggunakan kereta barang.

“Ugh...” Rowan mengerang kesakitan.

“Apa Nona Selena tidak bisa menggunakan spirit?” tanya Owy.

Selena mengeluarkan spiritnya dan mencoba untuk menyembuhkan Rowan sekali lagi.

“Ini tidak bisa,” ucap Selena dengan sedih.

Pii, ada apa denganmu?! Mengapa tidak bisa menyembuhkan?!

Selena merasa kesal karena kekuatan spiritnya tidak berguna.

Owy hanya bisa menghela napas dan menatap keluar jendela. Setelah melewati hutan ini, mereka akan tiba di lokasi teleportasi yang hanya boleh digunakan oleh keluarga kerajaan.

Owy mengingatnya, untuk menggunakan teleportasi, mereka harus memiliki lencana sihir milik keluarga kerajaan.

ia segera memeriksa pakaian Putra Mahkota Rowan.

“Sial!” serunya.

“Ada apa?” tanya Selena.

Owy berteriak dari dalam kereta, “Kita akan melewati jalan biasa!”

“Apa? Tapi kondisi Yang Mulia—”

“Kita tidak memiliki lencana!” teriak Owy.

“Baiklah!” Kusir segera mempercepat kudanya. Ia tahu jalan pintas yang lebih cepat.

Di Perbatasan.

Diana mengumpulkan para prajurit dan berjalan di depan mereka.

“Apa kalian paham dengan apa yang aku katakan?” tanyanya.

“Tapi, Putri... bagaimana mungkin kita tidak menyerang?” tanya salah satu komandan.

“Lihat saja apa yang akan aku lakukan.”

Melihat wajah khawatir mereka, Diana menambahkan, “Aku tidak akan melibatkan kalian jika Raja marah padaku karena rencana ini.”

Para prajurit terdiam sesaat dan saling tatap dengan ragu.

“Jika kalian tidak ingin mengikutiku, maka kalian boleh pergi dari sini,” ucap Diana tegas. “Aku tidak akan memaksa kalian.”

“Kami akan mengikuti Putri Diana!” seru beberapa prajurit.

“Bagus kalau begitu.” Diana tersenyum puas dengan keputusan mereka.

“Kita akan menuju camp mereka dua hari lagi dari sekarang. Sekarang, berlatihlah atau berburu agar kita bisa makan sesuatu.”

Diana membubarkan para prajurit.

Zero menatap mereka yang pergi. “Putri... mengapa Anda tidak langsung menuju camp lawan sekarang?” tanyanya cemas. Bagaimana jika pihak lawan menyerang diam-diam?

“Tenanglah... mereka tidak akan menyerang kita,” jawab Diana yakin. Ia tahu kalau Lucien akan menunggunya.

Diana memegang kalung berwarna merah di lehernya. Reaksi apa yang akan pria itu tunjukkan saat tahu kalungnya ada padaku?

“Yurey, apa spirit Selena sudah bisa menyembuhkan?” tanya Diana.

“Sebentar lagi kekuatannya akan kembali,” jawab Yurey. Ia bisa menahan kekuatan spirit Selena karena sudah melihat spirit itu sebelumnya.

“Apa kau tidak bisa mengontrol spirit lain?” tanya Diana.

“Tentu saja tidak, selama mereka tidak melanggar aturan dunia spirit,” jawab Yurey.

“Hanya saja kekuatanku lebih kuat dari mereka.”

Diana menatap Yurey tidak percaya.

“Apa kau tidak percaya?!” wajah Yurey memerah karena kesal.

“Ya... aku percaya padamu,” sahut Diana datar, lalu melangkah masuk ke dalam hutan untuk berburu.

“Hei! Aku tahu kau tidak percaya!!” teriak Yurey sambil berlari di atas kepala Diana.

Camp Kerajaan Eryndale.

“Yang Mulia, sepertinya belum ada pergerakan dari pihak lawan,” ucap Thorne.

“Bukankah ini kesempatan kita?” Ia sudah mengirim prajurit untuk mengintai pergerakan musuh.

“Jangan dulu.” Lucien menatap peta besar di meja. Itu adalah peta pulau yang kini diperebutkan dua kerajaan.

Pulau itu ditemukan hampir bersamaan, dan tak ada yang mau mengalah. Lucien mencubit alisnya. Hal kecil seperti ini seharusnya bukan tugasku.

“Bagaimana dengan Rigard?” tanya Lucien.

“Pangeran kedua masih bersenang-senang dengan toko minuman yang baru ia buka.”

Lucien terdiam. Rigard adalah adiknya, seharusnya tugas ini diberikan kepada Rigard, bukan dirinya.

Melihat Lucien diam, Thorne sedikit khawatir. “Apa Anda tidak ingin menjelaskan kesalahpahaman itu kepada Pangeran Rigard?”

Lucien menggulung peta dan menyimpannya ke dalam kotak. “Biarkan saja... hubungan kami tidak sebaik itu.”

Thorne hanya bisa menunduk. Ia tahu hubungan kakak beradik itu tidak dekat, tapi juga tahu betapa Lucien sebenarnya peduli pada adiknya.

“Perintahkan prajurit untuk tetap siaga.”

“Baik, Yang Mulia.” Thorne memberi hormat dan keluar dari tenda.

“Aether,” panggil Lucien.

Spiritnya muncul.

“Apa kau baik-baik saja?” tanya Lucien.

“Ya... aku berada di dunia spirit selama Anda tidak memiliki cukup kekuatan.”

“Apa yang terjadi?” tanya Aether. Ia sempat mengira kontraktornya akan mati di dalam goa itu.

Lucien menjelaskan apa yang terjadi.

“Bunga?” Aether terkejut.

“Apa kau mengenalnya?” tanya Lucien.

Aether menggeleng pelan. Ia ingin menceritakan sesuatu, tapi masih ragu.

“Begitu.” Lucien mengambil pena dan kembali menulis dokumen yang harus segera dikirim.

Malam Hari.

Diana memanjat pohon untuk melihat bintang lebih jelas.

Apa pria bodoh itu sudah tiba di istana? gumamnya.

“Sepertinya kalau mereka menemukan jalan cepat, maka seharusnya sudah tiba malam ini,” ucap Yurey.

Diana tersenyum. Aku tak sabar melihat wajah orang-orang saat tahu Rowan membawa Selena ke istana.

Kereta kuda yang melaju cepat malam itu menarik perhatian orang-orang.

“Yang Mulia... bertahanlah... kita hampir tiba.”

Beberapa saat kemudian, kereta tiba di gerbang istana.

Owy turun dan memerintahkan penjaga untuk membuka pintu istana.

Seketika istana menjadi ramai karena kedatangan Putra Mahkota dalam keadaan tidak sadarkan diri.

“Apa itu suami Putri Diana?”

“Sangat tampan meskipun matanya tertutup.”

“Jangan tertipu dengan wajah tampannya.”

Sementara itu, Teo, Arel, dan Fey bersembunyi di balik tembok sambil melihat orang-orang berlari panik.

“Apa Yang Mulia pria yang tidak bertanggung jawab?” tanya Arel kesal. Jika begitu, aku tidak perlu menghormatinya.

Teo terdiam. “Kalian akan tahu nanti. Sekarang ayo pergi, ini jam tidur.”

Mereka bertiga kembali ke kamar masing-masing.

Di Kamar Putra Mahkota.

“Yang Mulia baik-baik saja, hanya saja butuh waktu lama untuk sadar karena luka dalam,” jelas dokter kerajaan setelah memeriksa Rowan.

“Begitu.” Owy berjaga di samping ranjang Rowan.

Saat dokter hendak pergi, cahaya muncul dari tubuh Pii.

“Pii?” Selena menatap spirit-nya. Sepertinya kekuatan Pii telah kembali.

“Biarkan aku mencobanya lagi,” ucap Selena. Ia menaruh tangannya di atas tubuh Rowan.

“Siapa wanita ini?” tanya dokter istana pelan. Para pelayan juga saling berbisik, namun tak berani bertanya.

“Dia adalah bala bantuan dengan spirit penyembuh,” jelas Owy.

Semua orang terkejut. Kekuatan yang dimiliki Selena setara dengan Saintess, tetapi istana tidak berhak memanggil Saintess sembarangan.

Beberapa saat kemudian, jari Rowan mulai bergerak.

“Yang Mulia!!” Selena segera memegang tangannya.

Para pelayan dan dokter terkejut, lalu kagum.

Owy segera menyingkirkan Selena sedikit. “Yang Mulia, apakah Anda bisa mendengar saya?”

“Di mana wanita itu?” tanya Rowan lemah.

“Yang Mulia, Anda harus beristirahat terlebih dahulu.”

“Apa kau tidak mendengarku?” ucap Rowan dingin.

“Yang Mulia... apa yang dikatakan Tuan Owy benar, Anda harus beristirahat dahulu,” bujuk Selena lembut.

Rowan diam, lalu memejamkan mata menuruti perkataannya.

Semua orang saling berpandangan dan berbisik pelan.

“Kalian sudah boleh kembali,” ucap Owy. Ia mengeluarkan para pelayan dan dokter.

“Nona Selena, biarkan Yang Mulia beristirahat dulu.”

Selena mengangguk dan memberi hormat sebelum keluar bersama Owy.

Ruangan menjadi sunyi.

Rowan membuka matanya perlahan.

Sial... aku akan membalasnya.

 

1
Tuxepos Jasmine
ini ga daily up yahhh ka.....🥲🥲🥲
Retno Isma
kapan cerainya kakak???
Shion Hin
ahhh... gk sabar deh.. 😄😄 semangat kakak author... 💪
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
Osie
maruk boleh gak yaaa..thor pliizz upnya double boleh yaaaaaa🙏🙏🙏🙏/Rose//Rose//Rose//Rose//Rose/
Tiara Bella
semangat 😍
Biyan Narendra
next thor..
Biyan Narendra
penasaran
Erna Masliana
lanjut 💪..aku berharap up tiap hari 😁
Yunita Widiastuti
💪💪💪🥮
R@3f@d lov3😘
tentu saja bertemu denganmu lucien😏dan menunjukkan kalung pemberian darimu dari kehidupan sebelumnya.... maybe🤔
𝓡𝓪𝓲𝓷𝓪 (来奈)
Lanjut kak 😊
𝓡𝓪𝓲𝓷𝓪 (来奈)
Sang penulis itu ya kak author dong 🤣🤣🤣
Lukman Lukman
💪💪💪💪💪
Yunita Widiastuti
sak karebmu thor...
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
Erna Masliana
masa baru hidup kembali mau metong lagi
R@3f@d lov3😘
apakah ada pemain baru,,karena alur ceritanya udah beda
Tuxepos Jasmine
author nya kahhh yg mau diana metong???😱😱😱😱😱jgn laaah thor ...masa udh 3 kehidupan diana metong skr metong jg😅😅😅😅
Osie
thor dirimu ya penulisnya jad8 jgn ngadi ngadi bikin Diana mati...bakal di demo seantero jagat dirimu thor
FHR: Ho oh😅
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!