NovelToon NovelToon
Mengejar Cinta Daddy

Mengejar Cinta Daddy

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: Annami Shavian

Setelah tau jika dia bukan putri kandung Varen Andreas, Lea Amara tidak merasa kecewa maupun sedih. Akan tetapi sebaliknya, dia justru bahagia karena dengan begitu tidak ada penghalang untuk dia bisa memilikinya lebih dari sekedar seorang ayah.

Perasaannya mungkin dianggap tak wajar karena mencintai sosok pria yang telah merawatnya dari bayi, dan membesarkan nya dengan segenap kasih sayang. Tapi itu lah kenyataan yang tak bisa dielak. Dia mencintainya tanpa syarat, tanpa mengenal usia, waktu, maupun statusnya sebagai seorang anak.

Mampukah Lea menaklukan hati Varen Andreas yang membeku dan menolak keras cintanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Annami Shavian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MCD 20

"Vaniaaaaa..." jerit Clara.

Mia menahan tawanya yang ingin meledak melihat wajah Clara kini dipenuhi oleh cairan akibat semburan dari mulut Vania secara tak sengaja.

Vania meringis ngeri melihat raut wajah Clara yang tampak mengerikan di matanya. Clara seakan ingin memakan dirinya bulat-bulat mungkin saking marah padanya.

"So-sorry, Ra. Aku, aku benar-benar tidak sengaja. I-itu, itu...." Sebelum Clara menyemprot dirinya, Vania segera meminta maaf. Dan ekor matanya menunjuk-nunjuk ke suatu arah seakan memberitahu pada Clara untuk mengikuti arah tatapannya.

Clara menahan amarahnya, dan mengikuti arah tatap Vania dengan penasaran. Memangnya apa yang dilihat anak ini sampai dia berbuat kurang ajar padanya pikir Clara.

Tak hanya Clara, Mia juga mengikuti arah tatap Vania.

Clara seketika terbelalak lebar. Sepertinya dia sangat terkejut pada apa yang dilihatnya itu. Orang yang sangat dia benci masuk ke restauran seraya bergelayut manja di tangan seorang pria dewasa yang gagah berwibawa dan di kenal sebagai investor terbesar di kampusnya.

"Tidak. Ini tidak mungkin. Aku pasti salah melihat." Clara mengucek matanya berharap orang itu bukan lah orang yang dia benci.

"Tapi sayangnya. Apa yang kamu lihat memang nyatanya Lea, Clara." Mia tersenyum samar.

"Untung kamu tidak memiliki riwayat penyakit jantung, Ra." lanjut Mia lalu tertawa kecil menertawakan kekesalan Clara.

Tak dipungkiri. Meski Mia bersikap santai melihat Lea bersama dengan pria yang menjadi idola kedua temannya, tapi di lubuk hatinya, dia pun sama penasarannya seperti kedua temannya, Clara dan Vania.

Clara melihat tak suka pada Mia. Lalu, dia kembali melihat ke arah dua orang yang berhasil membuatnya hampir kehilangan kesadaran.

"Aku tidak menyangka, si buruk rupa itu ternyata sugar baby nya Tuan Varen." Vania menggerutu kesal karena merasa tersaingi Lea.

"Kamu jangan berasumsi negatif dulu Vania. Tuduhan mu itu belum tentu benar," sergah Mia.

"Belum tentu benar bagaimana. Kamu lihat saja mereka. Mereka terlihat sangat mesra sekali. Ck, apa sih yang menarik dari si jelek itu? masih cantikan juga aku kemana-mana."

Mia menarik sebelah bibirnya ke sisi mendengar kata-kata Vania yang penuh percaya diri itu. Cantik dilihat dari mananya coba? pikirnya. Postur tubuh Vania agak berisi dan pendek. Wajah Vania pun cukup pasaran dan membosankan.

Jika di bandingkan dengan Lea, Vania tentu saja kalah jauh dari Lea. Bahkan saat ini saja, Mia pangling melihat penampilan Lea yang tak biasa. Biasanya anak itu selalu berpenampilan tomboy, tapi saat ini Lea benar-benar tampak cantik dan berkelas.

Di tengah perdebatan antara Mia dan Vania, ada hati yang semakin memanas hingga tangannya mengepal di bawah meja.

"Kamu mau kemana?" Mia menahan pundak Clara yang hendak berdiri.

"Jangan bilang kamu mau mendekati mereka. Apa kamu mau mempermalukan diri mu sendiri? lebih baik kamu cuci dulu muka mu sana."

Clara melihat pada Mia yang seakan dapat membaca pikirannya. Lalu, dia meraba pipinya. Begitu menyadari jika wajahnya terasa lengket akibat ulah temanya, dia mengalihkan sorotannya pada Vania dengan tatapan kesal.

"Semua ini gara-gara kamu, Vania."

Vania tersentak dipelototi Clara.

Clara kemudian pergi ke arah toilet dengan perasaan sangat kesal.

Setelah tak ada Clara, Vania mengambil ponselnya dan diam-diam memotret Lea bersama Varen tanpa sepengetahuan Mia.

"Awas saja kau, Lea." Vania menyeringai begitu dia mendapat sebuah ide untuk menjatuhkan Lea.

Lea menyender setelah perutnya terasa begitu penuh. Dia tak sanggup lagi menghabiskan sisa makanan yang masih tertata utuh di atas meja. Varen tak kira-kira. Semua menu yang ada restauran tersebut di pesan nya demi menyenangkan dirinya.

"Sudah kenyang?" Tanya Varen tersenyum.

"Hem." Anggukan Lea.

"Terus sekarang mau apa lagi?"

"Pulang."

"Siap Tuan putri."

Varen segera membayar tagihan nya. Selanjutnya, dia menggandeng Lea membawa nya keluar restauran.

Clara dan kedua temannya yang belum pergi dari restauran tersebut mengikuti mereka hingga menuju mobilnya yang terparkir.

"Setelah dari sini mereka pasti mau cek in ke hotel."

Kata-kata Vania yang bernada menuduh itu membuat Clara dan Mia menoleh padanya serempak.

"Bagaimana kalau kita buntuti mereka saja," usul Clara.

"Sudah lah jangan ikut campur urusan mereka. Kalian lupa siapa Tuan Varen? Jangan coba-coba mencari masalah dengannya kalau kalian tidak mau di keluarkan dari kampus." Mia yang tak setuju mengingatkan kedua temannya itu akan kekuasaan pria yang sedang bersama Lea.

Vania dan Clara saling tatap.

"Benar juga apa yang di katakan Mia. Pria yang bersama Lea bukan pria sembarangan pria."

Mia tersenyum samar. Vania mulai terpengaruh oleh kata-katanya. Tinggal Clara yang hanya diam saja entah apa yang dipikirkan gadis itu.

Perut kenyang membuat Lea tertidur pulas di perjalanan.

"Dasar anak kecil." Varen geleng-geleng kepala sambil tersenyum kecil melihat wajah polos Lea yang tengah tidur itu.

Begitu tiba, Varen segera menggendong Lea dan di bawanya masuk hingga ke kamarnya.

Diturunkan nya Lea di atas tempat tidurnya yang begitu empuk dan nyaman.

Darah Varen tiba-tiba mendesir ketika sorot matanya mengarah pada dress Lea yang tersingkap ke atas pangkal pa ha hingga nampak lah kain segitiga warna pink pembungkus sesuatu di dalam sana.

Varen mengibaskan kepalanya mencoba memulihkan kesadarannya. Dengan perasaan gelisah, dia segera menyelimuti tubuh Lea agar tak membuatnya semakin gelisah. Selanjutnya, dia bergegas keluar kamar ketika merasa tak dapat lagi menahan sesuatu yang aneh tengah terjadi padanya.

Di dalam kamar mandi, Varen terengah-engah setelah berhasil mengeluarkan hormon yang menyiksanya sejak dari restauran pertama. Hormon testosteron yang mempengaruhi libido seorang lelaki saat melihat tubuh se xi seorang wanita.

"Ya tuhan. Kenapa harus Lea? Kenapa harus Lea?" ucap Varen yang tampak frustasi seraya menatap dirinya di cermin.

Varen tak mengerti, dia yang menganggap dirinya selama ini impoten karena tak pernah berkeinginan melakukan hubungan sexual dengan seorang wanita, tiba tiba keinginan itu muncul ketika melihat tubuh se xi Lea.

Varen sudah sangat sering bertemu dengan wanita se xi bahkan lebih se xi dari Lea, tapi tak pernah miliknya terbangun sekalipun.

Bahkan, Varen pernah menyewa seorang wanita yang begitu cantik dan mempesona sekedar untuk mengetes diri, tapi hal itu pun tak mampu mempengaruhi libido nya.

Varen yang tak pernah berhasrat itu kini berhasrat hanya karena melihat keseksian gadis kecil dan polos.

Bukan Varen tak senang karena ternyata dirinya tak impoten. Tapi kenapa harus Lea yang mampu membuatnya berhasrat dan membangunkan burungnya yang sudah terlelap lama?

"Arrgh." Varen mengacak-acak rambutnya frustasi, kemudian mengguyur diri di bawah shower.

1
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
bersiaplah Rey 🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
betul 🤭
Nar Sih
untung varen udah ngk sama,,selly lgi ,yg jls,,perempuan nakal
💥💚 Sany ❤💕
Moga setelah ini si Selly gak cari masalah ma Lea n melupakan niatnya buat deketin Varen.
💥💚 Sany ❤💕
Ternyata si Selly itu jualan, mengerikan...., jangan sampe dech Varen ma dia. Rey emang gak tau pekerjaan sampingan sepupunya?.
Nar Sih
lanjutt kak,bingung mau komen apa
💥💚 Sany ❤💕
Sakit kepala Varen mikirnya 😅😅😅😅
💥💚 Sany ❤💕
Varen selalu gak bisa ngebantah Lea.
💥💚 Sany ❤💕
Padahal tadi pingin banget tau reaksi Varen pas lagi liat hasil CCTV.
💥💚 Sany ❤💕
Kali ini iman Varen benar-benar di uji 😂😂😂. Lea emang gak ada lawan
💥💚 Sany ❤💕
🤣🤣🤣🤣 bisa-bisanya pakaian kurang aneh yang dibeli. Cari masalah ne sekretaris nya 😁
💥💚 Sany ❤💕
Ternyata stok sabar Varen banyak juga ya 😁😁.
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
Dasar July 🤭
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
🤣🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
Lingerie? 🤣🤣🤣
Nar Sih
lea ,,kmu emang nakal suka nya godaain dedy mu
yumi chan
km tngl sja pergi dady u itu lea...biar dia arti km dlm htinya stlh km pergi
💥💚 Sany ❤💕
Kadang Daddy mu emang harus dimarahin Lea 😂😂😂😂
💥💚 Sany ❤💕
Rasain kau Selly. Jangan sampe kamu merasa gak enakan ya Rel ma si Selly. Ntar dia ngelunjak
💥💚 Sany ❤💕
Ternyata Lea bar2 jjuga, tapi gak salah sich.... Si Selly yg mulai. Ibarat kata kamu jual aku beli ya gak Lea 😂😂😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!