NovelToon NovelToon
Tetangga Ko' Gitu?!

Tetangga Ko' Gitu?!

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Kantor / Kaya Raya / Keluarga / Romansa
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Arambano

Jika waktu bisa diputar kembali, sepertinya seorang Nara akan dengan senang hati supaya tidak bertetangga dengan seorang laki-laki yang bernama Dikta yang mulutnya sepedas samyang, sikapnya selalu membuat Nara naik darah ditambah anaknya yang mempunyai tingkat percaya diri yang tinggi juga selalu membuat dirinya pusing bukan kepalang.

Tetapi karena suatu insiden, seorang Nara malah dibuat luluh hanya dengan satu perbuatan baik dari Dikta yang menolong Nara saat dirinya sedang berada dalam masalah dan dia seolah melupakan semua perbuatan Dikta yang selalu membuatnya naik pitam.

°°°°

Kalo gue punya stok kesabaran seluas lautan saat menghadapi Mas Dikta, kayaknya gue bakal dengan senang hati menolongnya tanpa pamrih juga. Tapi masalahnya, gue engga punya itu semua.
- Nashira Cahaya Baru -

#

Saya senang kalo udah ngeliat seorang Nashira lagi kesel sama saya. Seperti memiliki kepuasan tersendiri.
- Bagaskara Pradikta -

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arambano, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KEBENARAN YANG TERTUNDA

Setelah gue memikirkan apa yang terjadi sama gue, ditambah ada yang aneh juga sama keadaan hati dan jantung gue, gue memutuskan untuk menghindari Mas Dikta untuk sementara. Gue engga mau terlalu terburu-buru dalam mengambil kesimpulan apalagi ini menyangkut hati.

Seperti pagi ini, gue dengan sengaja berangkat dari rumah lebih pagi supaya gue engga berpapasan sama Mas Dikta waktu gue ngelewatin rumahnya buat pergi kerja. Sebelum langsung ke kantor, gue mampir dulu ke toko roti yang untungnya udah buka. Gue beli beberapa roti buat gue sarapan dikantor, karena dari rumah gue belum makan apapun. Mau minta tolong si Mamah buat dibuatin bekal tapi kesian juga, dia masih di kamarnya. Setelah beli beberapa roti, gue langsung melanjutkan perjalanan ke kantor. Baru juga gue menginjakan kaki dikantor, gue langsung keinget kejadian kemarin.

Kalo gue penasaran, itu artinya gue harus nanya sama A Galih apa dia sebenernya tahu kelakuan aslinya Adzi atau engga. Tapi gue bingung dan takut juga. Gue takut A Galih bakal ngasih jawaban yang engga sesuai dengan yang gue harapkan. Gue sangat berharap A Galih bakal jawab dia engga tahu tentang sifat aslinya Adzi, kalo sampe A Galih beneran tahu, gue engga tahu akan bersikap seperti apa setelahnya. Kecewa, sakit hati, engga nyangka, mungkin itu yang akan gue rasain kalo pun bener A Galih tahu.

Tiba diruangan gue belum melihat siapapun disana. Gue mengeluarkan roti yang tadi gue beli lalu memakannya sambil buka sosmed dan melihat ada berita terbaru apa akhir-akhir ini. Gue melihat beberapa berita mengenai para orang kaya yang selalu membuang uangnya untuk hal sepele.

Ditengah santainya gue scrol berita, ternyata gue nemu berita tentang VIP konglomerat yang pesen di BM juga. Tertulis bahwa anak kedua dari VIP ini yang akan menikah dan pakai perhiasan dari BM. Tapi gue heran, padahal disana ditulis anak pertamanya juga belum nikah, kenapa malah dilangkahin. Bukannya satu-satu dulu dari yang pertama gitu. Kalo gitu kan seakan-akan di keluarga itu lagi ada masalah. Apa masalahnya karena yang pertama belum ada gandengan ya? Ah engga mungkin, kan katanya orangnya cakep gitu masa belum ada gandengan sih. Lagian kalo mau nyari pun tinggal tunjuk, selesai. Kan orang kaya. Jadi ya bebas.

Eh anjir siapa gue yang berhak komentarin hidup orang lain? Gue gelengkan kepala.

Lagian pusing amat gue mikirin masalah hidup orang lain, masalah sendiri aja belum kelar.

"Tumben Nar lo datang pagi. Biasanya suka mepet telat." Kata Salwa yang baru aja datang. Belum sempat gue ngejawab dia lanjut ngomong.

"Belum sarapan lagi, tumben. Eh tapi gue juga belum sarapan nih, bagi dong roti nya Nar."

"Tuh ambil di kresek, beli 5 juga."

"Asiik deh."

"Tapi bayar ya." Kata gue dengan bercanda.

"Dih lo mah ketimbang roti doang perhitungan amat sama temen sendiri. Palingan cuman berapa sih. 5.000? 10.000? Apa 20.000? Yang pasti engga sampe 100.000 kan. Udahlah jangan pelit amat." Katanya dengan nada sewot.

"Bercanda elah. Gitu aja marah."

"Tuh lo abisin ya roti nya, gue juga kenyang." Lanjut gue.

"Kenyang apaan. Lo cuman makan roti sebungkus doang, biasanya kan lo kalo sekali makan suka engga kira-kira."

"Lebay amat sih lo Wa, gue juga engga sampe segitunya kali. Kurang-kurangim sifat lebay lo deh. Dari dulu masih aja lebay."

"Loh malah ini yang bikin daya tarik lelaki jadi suka sama gue. Sifat lebay nya."

Pede amat ini si Salwa.

"Yakin daya tarik? Terus kenapa sekarang lo malah jomblo? Bukan karena engga laku kan?"

"Gila lo Nar, pedes amat omongan lo. Lagian itu mah karena gue nya harus pilih-pilih lah Nar. Yakali gue pacaran sama sembarang orang. Kalo orang itu bohongin dan manfaatin gue, emangnya lo mau tanggung jawab? Engga kan."

Kok tiba-tiba gue ketampar ya sama ucapannya Salwa. Emang bener sih ternyata gue bodoh, mau aja dikibulin sama orang baru dikenal.

Asik-asik nya gue ngobrol sama Salwa, A Galih baru aja datang dan langsung sumringah karena ngeliat ada roti di depan meja kerja gue.

"Rezeki emang engga kemana. Baru juga dateng udah ada sarapan aja di meja kerja." Katanya sambil ngambil rotinya.

"Bagi ya Nar."

"Belum juga gue iya in lo main ambil aja A. Kebiasaan deh."

"Hehe." Katanya.

"Oh iya A, gue denger-denger hasil desain katanya bakal diumumin sekarang ya?" Kata Salwa setelah menghabiskan satu bungkus roti, lalu ngambil satu bungkus lagi. Kelaparan kayaknya ini anak.

"Iya Wa, gue semalem di WA sama Bu Desi, katanya hasilnya bakal diumumin sekarang. Katanya juga nanti VIP nya mau langsung datang kesini. Bilangnya sih mau ketemu sama tim yang menang dan mau ngasih kayak reward kecil-kecilan."

"Kira-kira apaan ya yang dimaksud reward kecil-kecilan nya? Apa reward nya duit? Kan mereka orang kaya." Kata Salwa sambil kayak orang yang lagi mikir.

"Bisa jadi Wa, tapi kayaknya reward kecil-kecilan versi orang kaya sama kita beda. Kalo kita mah ngasih reward palingan sebatas makanan, telaktiran." Gue menimpali ucapan Salwa.

"Iya juga ya, orang kaya mah kan beda. Eh tapi bisa jadi reward nya dapet trip gratis. Ah ngebayangin nya juga gue udah seneng banget." Kata Salwa sambil senyum-senyum gajelas.

"Emang nya tim kita yang bakal menang? Kan belum tentu. Lagian tim lain pada bagus banget desain nya."

"Ah lo mah Nar kenapa jadi psimis gitu sama tim sendiri. Bukannya berdo'a yang baik-baik, berfikiran positif, ini malah kebalikannya." A Galih menimpali ucapan gue dengan nada sedikit sewot.

"Tau lo mah Nar, kebiasaan deh heran." Salwa ikutan sewot juga.

"Iya deh, sorry. Gue kan cuman engga mau terlalu berharap aja, takutnya tim kita kalah kan sakit hati jadinya." Seketika gue langsung diam dan langsung inget tentang Adzi yang mau gue tanyain sama A Galih.

Jam kerja udah mulai masuk, gue langsung fokus buat lanjut kerja. Tapi baru juga beberapa jam, gue keinget balik sama rasa penasaran gue tentang Adzi.

Apa sekarang aja ya gue nanya ke A Galih? Gue coba deh.

"A Galih." Panggil gue.

"Kenapa Nar?"

"Eee." Gue malah garuk tengkuk gue yang engga gatal.

"Kenapa sih Nar? Ada apa, ada yang mau lo sampein?" Kata A Galih lagi.

"Gimana ya gue ngomong nya. Bingung."

"Ngomong tinggal ngomong aja Nar. Apa susahnya." Salwa ikutan menimpali ucapan gue.

"Engga jadi deh, entar aja gue nanya nya." Kata gue.

"Kalo ada apa-apa ngomong aja ya Nar. Kalo lo belum siap, gue tunggu sampe lo bener-bener siap. Okey?" A Galih seakan ngerti kalo gue merasa belum siap buat ngomong.

"Iya A."

Gue bukannya gimana, tapi gue masih takut aja. Gue takut A Galih bakal ngasih jawaban yang engga ingin gue dengar. Itu aja.

Tapi setelah dipikir-pikir kayak nya gue emang harus nanya sama A Galih, supaya gue engga penasaran keteterusan.

Okey, tarik nafas, buang nafas. Yok semoga bisa!

"A..."

"Ada berita bagus untuk tim kita."

Baru juga gue mau ngomong tiba-tiba Bu Desi datang.

"Berita bagus apa nih Bu?" Tanya Salwa.

"Kalian tahu. Tim kita menanggg!!! Tim kita yang dipilih sama VIP!!"

"Alhamdulillah."

"Tuhkan apa gue bilang."

"Hahhh beneran Bu? Ibu engga lagi bercanda kan?" Tanya gue seakan engga percaya tim gue yang menang.

"Enggalah! Yakali saya bercanda Nara!" Katanya.

"Alhamdulillah." Lanjut gue.

"Dan nanti setelah jam makan siang, VIP mau kesini buat ngasih ucapan selamat sama tim kita. Dan mau ngasih reward juga."

"Aaa engga sabar gue buat nunggu reward nya apa. Seneng banget, ternyata engga sia-sia gue pulang malem hampir tiap hari karena ngerjain desainnya." Kata Salwa.

Gue meng iyakan dalam hati. Engga sia-sia juga gue sampe dibuat pusing bukan kepalang.

"Yasudah kalian lanjut kerja nya ya. Jangan lupa nanti setelah jam makan siang langsung ke ruang meeting buat ketemu sama VIP." Pesan Bu Desi sebelum pergi.

"Iya Bu." Jawab gue, Salwa, A Galih serempak.

Ditengah kebahagiaan yang dirasakan sama tim gue, termasuk gue. Kayaknya untuk sekarang ini gue jangan dulu nanya tentang Adzi sama A galih. Gue harus nunggu momen yang pas buat nanya ke A Galih nya. Karena engga enak juga yang lain lagi seneng-seneng nya, gue malah mengacaukannya.

°°°

1
Ida Panggabean
bagus
Blue ocean
makasih ka,semoga enjoy ya ka
ariz
ceritanya bagus, jarang typo
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!