Bunga yang pernah dikecewakan oleh seorang pria, akhirnya mulai membuka kembali hatinya untuk Malik yang selama setahun terus mengejar cintanya. Ia terima cinta Malik walau sebenarnya rasa itu belum ada. Namun Bunga memutuskan untuk benar-benar mencintai Malik setelah mereka berpacaran selama dua tahun, dan pria itu melamarnya. Cinta itu akhirnya hadir.
Tetapi, kecewa dan sakit hati kembali harus dirasakan oleh Bunga. Pria itu memutuskan hubungan dengannya, bahkan langsung menikahi wanita lain walaupun mereka baru putus selama sepuluh hari. Alasannyapun membuat Bunga semakin sakit dan akhirnya memikirkan, tidak ada pria yang tulus dan bertanggungjawab di dunia ini. Trauma itu menjalar di hatinya.
Apakah Bunga memang tidak diizinkan untuk bahagia? Apakah trauma ini akan selalu menghantuinya?
follow IG author : @tulisanmumu
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mumu.ai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tolong… Dengarkan Aku
POV Bunga
Entah mimpi aku tadi malam, malam ini aku bisa bertemu kembali dengan orang yang pertama kali membuat aku muak dengan yang namanya pria. Fadi Pratama, itu namanya. Pria yang dulunya menjadi kakak kelasku semasa putih abu-abu lalu menjadi kekasihku selama hampir lima tahun.
Awal perkenalan karena kami ikut dalam ekstrakurikuler yang sama, yakni SISPALA atau Siswa Pencinta Alam. Usia kami beda 2 tahun, sehingga ketika dia berada di kelas 3 sedang aku berada di kelas 1. Saat itu dia menjadi senior yang paling dihormati karena sebelumnya dia adalah ketua SISPALA.
Ketika kuliah ternyata kami juga berkuliah di kampus yang sama, walaupun berbeda jurusan. Aku yang kuliah di kedokteran dan dia di jurusan teknik sipil. Lagi-lagi kami menjadi dekat karena kembali kami berada di UKM atau Unit Kegiatan Mahasiswa yang sama, yaitu MAPALA, Mahasiswa Pencinta Alam. Tidak lama aku bergabung karena kesibukanku yang cukup padat di perkuliahan.
Aku lupa tepatnya semester berapa, akhirnya Fadi memintaku untuk menjadi kekasihnya. Aku tidak menolak, karena sebenarnya aku telah menyukai Fadi sejak SMA. Semua teman-temanku mengetahui tentang hubungan kami, namun tidak dengan keluargaku. Mereka hanya tahu kalau aku memiliki pacar, namun tak pernah aku mengenalkan Fadi dengan mereka. Aku bilang tunggu di waktu yang pas, ketika hubungan kami telah pasti arahnya ingin kemana.
Fadi lulus sesuai dengan targetnya dan dia bekerja di salah satu perusahaan konstruksi yang cukup besar. Dia selalu mendukungku walaupun kala itu kami jarang berjumpa dan aku jarang menghubunginya diakibatkan kesibukanku ketika masa koas. Terkadang aku pulang hanya untuk tidur akibat jaga malam. Tak jarang aku juga tidak pulang ke rumah walau hanya untuk sekedar ganti pakaian. Sesibuk itu saat aku koas, dan dia cukup mengerti. Ia berjanji, ketika aku telah selesai koas, dia akan menemui keluargaku dan meminangku.
Namun suatu hari, tanpa ada badai sebelumnya, tiba-tiba Fadi memutuskan hubungan kami. Katanya ia ingin memperbaiki dirinya dan memantaskan diri agar bisa bersanding denganku. Dia tidak percaya diri dengan pekerjaannya saat itu. Padahal aku sama sekali tidak pernah mempermasalahkannya. Yang kaya itu orang tuaku, bukan aku. Aku siap mendampinginya, memulai semuanya dari nol bersamanya. Namun pria yatim piatu itu tetap tidak mau dan meminta waktu untuk dirinya menjadi lebih baik. Aku mengizinkannya walaupun berat.
Minggu minggu awal komunikasi kami masih baik, namun setelahnya... dia menghilang. Nomor ponselnya tidak bisa aku hubungi. Aku mencoba berpikir positif dan mengingat janjinya sehingga aku memfokuskan diri pada masa internship ku.
Hingga suatu hari, ketika aku sedang berjalan di suatu mall bersama dengan Rani, sahabatku, aku melihat Fadi jalan bersama dengan seorang wanita yang kala itu tengah hamil besar. Fadi dan wanita itu menghampiriku. Fadi memperkenalkan wanita itu sebagai istrinya.
Duniaku serasa berhenti kala itu. Aku bisa lihat kalau wanita ini sedang hamil cukup besar, sedang aku baru saja putus dengan Fadi selama 11 bulan. Pikiran-pikiran buruk mencemari otakku. Fadi berselingkuh di belakangku ketika kami masih bersama, itu yang aku pikirkan. Tidak menunggu lama, aku mengajak Rani pergi dari sana. Aku bahkan mengganti nomor ponselku dan menghapus seluruh sosial mediaku.
Muak.
Kata yang tepat untuk mendeskripsikan perasaanku kala itu... bahkan hari ini.
Setelah 4 tahun aku mengubur dirinya dalam hatiku, malam ini ia bangkit tanpa permisi. Bahkan luka yang ditorehkan oleh Malik saja belum terlalu sembuh, kini luka lama kembali menganga.
Ada apa dengan pria-pria ini. Bikin pusing kepala aku saja.
Tapi tunggu, kenapa suara anak kecil tadi sepertinya tidak asing aku dengar, ya. Rasanya seperti aku mengenal suara itu. Tapi... siapa?
POV BUNGA END
*****
POV FADI
Aku pulang sedikit telat hari ini. Ditambah sore tadi hujan cukup deras mengguyur kota membuat kemacetan tak dapat dihindari.
Ketika aku tiba di rumah, aku melihat Jelita tengah bermain bersama Mbak Ane, pengasuhnya yang merupakan anak dari ART teman kantorku. Dia sudah bersiap-siap mau pulang, karena dia baru bisa pulang ketika aku sudah tiba di rumah.
Hujan kembali turun. Jelita tiba-tiba mengatakan ingin makan bakso yang letaknya memang tak jauh dari rumah Mbak Ane, bakso langganan aku sejak dulu. Akhirnya aku memutuskan untuk mengantar Mbak Ane pulang, sekalian membeli bakso pesanan Jelita.
"Tapi kita makan di rumah aja, ya. Udah malam banget soalnya nanti," ucapku pada Jelita. Untung anak ini mau.
Aku mengunjungi warung bakso itu terlebih dahulu agar Mbak Ane juga bisa membawa bakso pulang ke rumahnya.
Tempat bakso ini menyimpan banyak kenangan untukku. Memang setelah Jelita lahir, aku tak sesering dulu mampir makan disini. Namun aku selalu berharap dapat menemuinya disini, di tempat favorit kami.
Aku turun dari mobil dan berjalan perlahan menuju warung itu. Baru beberapa langkah, aku melihat wanita itu juga baru saja keluar dari mobilnya dan berjalan masuk ke dalam warung. Wanita itu, wanita yang pernah aku cintai sepenuh hati.
Aku berjalan perlahan, memastikan pandanganku, apakah benar Bunga yang baru saja aku lihat. Terakhir kali aku melihatnya beberapa minggu lalu di minimarket, ketika kembali secara tidak sengaja Jelita bertemu dengannya.
Waktu itu aku tidak berani menemuinya, tapi malam ini aku bertekad untuk bertemu, dan berbicara dengannya. Aku tahu, dia pasti sangat marah padaku karena aku tidak menepati janji.
Malam ini aku harus menjelaskan semuanya. Apa... dan bagaimana aku tidak bisa menepati janjiku saat itu.
Namun lihatlah, ketika aku memanggilnya dengan sebutan khususku untuknya, dia tidak menanggapinya sama sekali. Baru di panggilan ketiga dia melihatku.
"Saya tidak punya waktu," ucapnya ketika aku meminta waktunya untuk berbicara.
Bunga terus saja menolak. Bahkan ketika aku ingin membayar bakso miliknya, ia juga menolaknya dan memberikan uang lagi pada Pakde. Ternyata Pakde juga mengingatku walau samar. Padahal aku cukup sering kesini, dengan harapan bisa bertemu dengan Bunga. Dan hari ini, harapanku terkabul.
Bunga berjalan meninggalkanku di dalam warung. Kembali aku menahannya ketika dia ingin masuk ke dalam mobil.
"Flo… please, sebentar saja," ucapku, memohon waktunya.
"Saya tidak punya waktu," jawabnya kembali.
"Sebentar saja." Aku tidak ingin kesempatan ini terbuang percuma. Aku harus menjelaskan semuanya.
Ketika ia akan menjawab, suara Jelita yang sedang memanggilku membuatnya urung berbicara.
"Awas tanganmu dari pintu mobilku. Aku mau pulang. Keluargamu sudah menantimu." Bunga menghempaskan tanganku dan kemudian ia langsung masuk ke dalam mobil dan menguncinya.
Susah payah aku menggedor pintu kacanya, namun wanita itu tidak mau membukanya. Ia malah melajukan mobil miliknya. Meninggalkanku yang hanya bisa memandangnya.
"Tolong dengar penjelasanku dulu."
POV FADI END
****
Kalau kalian jadi Bunga, kira-kira kalian mau nggak dengerin Fadi ngomong? Atau langsung pergi juga kayak yang Bunga lakukan??
Btw jangan lupa untuk like, komentar, dan bunga kopi nya ya buat author. Terima kasih 😊😊
Semoga masih ada harapan Bunga kembali ke Fadi
Mama nya Jelita hamil dengan orang lain dan Fadi yg menikahi nya
Jelita bertemu dengan tante Bunga di IGD & Bunga tidak menyangka kalau papa Jelita adalah Fadi sang mantan.
2 mantan berada di IGD semua dengan kondisi yang berbeda