NovelToon NovelToon
Mahram Untuk Azira

Mahram Untuk Azira

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Pengantin Pengganti / Pengganti / Diam-Diam Cinta / Tamat
Popularitas:1.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: Lili Hernawati

Azira membenci Ayahnya karena tega meninggalkan Ibu, dan dia bahkan lebih membenci istri kedua Ayahnya sebab jika bukan karena wanita itu, Ibu tidak akan pernah menginjak dunia malam. Tidak, sejujurnya Azira membenci Ayah dan keluarga Ayahnya yang bahagia serta harmonis. Pernah memandang rendah Azira dan Ibunya yang miskin, mereka bahkan tanpa ragu membunuh Ibunya.

Azira sangat membenci mereka semua!

Karena kebencian inilah dia terpaksa memasuki keluarga Ayah, menghancurkan kehidupan bahagia putri terkasih Ayah dan merebut calon suaminya, Azira melakukan semua itu.

Dia pikir balas dendamnya telah selesai setelah melihat keluarga Ayahnya hancur, dan dia pun siap dihancurkan oleh suami paksaan nya. Namun, siapa sangka bila suami paksaan nya tidak hanya tidak menghancurkannya namun juga menyediakan rumah untuknya kembali?

Apa ini?

Apakah ini hanya penyamaran sang suami untuk membalas dendam kepadanya karena telah merebut posisi wanita yang dicintai?

Atau justru sebaliknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lili Hernawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3.2

Toh, hanya rasa sakit saja yang ia dapatkan.

Apa?

"Azira?" Panggil bibi Sifa yang kini ada di depannya.

Terkejut, "Iya, bibi Sifa?"

Bibi Sifa tersenyum lembut, "Apakah kamu sudah makan siang?" Tanyanya.

Tersenyum tipis, Azira dengan jujur menggelengkan kepalanya. "Aku masih belum sempat makan." Karena sedari tadi ia di dalam kamar ini membantu Humairah mempersiapkan pernikahannya.

"Ya udah, kamu makan dulu gih..ini sudah hampir pukul 3 dan tidak baik menunda makan mu." Ujar bibi Sifa seraya menariknya berdiri.

"Dia sudah terbiasa tidak makan sekali dua kali saat di jalanan dulu jadi kau tidak perlu khawatir kesehatannya terganggu hanya karena tidak makan sekali." Ucap bibi Safa sinis, mengatakan sesuatu yang bukan rahasia lagi sebenarnya untuk Azira.

Ia memang jarang makan dengan aturan kesehatan yang normal sebab uang dulu sulit dan Ibu seringkali mengajarkannya untuk berhemat.

Dalam sehari bisa jadi ia makan sekali atau dua kali itupun dengan lauk dan nasi seadanya. Tidak bisa dibandingkan dengan makanan mewah dan lezat di tempat ini, lalu kenapa?

Meskipun ia jarang makan dan hanya makan sederhana di rumahnya yang bobrok tapi ia tidak pernah sampai mengemis. Apalagi sampai mengemis kepada mereka, Azira dan Ibunya tidak pernah sama sekali.

"Itu benar Bibi, tidak makan sekali atau dua kali bukan masalah untuk Azira."

Ekspresi bibi Sifa langsung melunak,"Jangan terlalu mendengarkannya, kamu harus lebih perhatian dengan kondisi kesehatan mu mulai sekarang. Pergi makan siang dulu baru kembali ke sini, lagipula ada sesuatu yang akan bibi bicarakan dengan mereka jadi kau tidak perlu khawatir." Bujuk bibi Sifa selembut mungkin pada Azira.

Paham akan situasinya maka Azira dengan ekspresi enggan meninggalkan mereka, ini hanya sandiwara saja karena sebenarnya ia sudah ingin kabur sedari tadi.

Di dalam benar-benar membosankan dan Azira sudah muak melihat betapa harmonis interaksi hangat mereka.

Ia benci.

...***...

Sunyi.

Ini sudah dini hari namun mata gadis itu benar-benar enggan terpejam. Ia duduk dengan diam membisu memperhatikan langit yang menampilkan kilau bintang-bintang yang tidak bisa tidak membuat orang yang melihat berdecak kagum.

Mata persiknya yang menatap khusyuk hamparan langit tidak sejalan dengan jalan pikiran yang sedang berputar-putar di satu tempat.

"Mungkinkah aku harus melakukan itu?" Suaranya bertanya tidak yakin. Jika ia melakukan itu maka orang yang akan terluka juga bukan hanya keluarga ini namun keluarga laki-laki itu pun juga.

"Tapi kebahagiaan Humairah adalah kebahagiaan semua orang yang ada di sini." Bisiknya lagi menimbang.

Jika ia melakukan itu maka hidup Humairah akan hancur dan jika hidup Humairah hancur maka semua orang yang ada di rumah ini juga hancur.

"Hem, Humairah adalah emas di sini jadi jika aku melaksanakan rencana itu maka semua orang akan merasakan sakit." Gumamnya mulai menguatkan tekadnya.

Jika ia menghancurkan kebahagiaan mereka maka ini mungkin setimpal. Humairah akan terkurung dalam rasa sakit yang menyengat persis seperti yang Ibunya rasakan.

"Baiklah, apa yang terjadi pada Ibuku maka akan ku balikkan kepada mereka. Rasa sakit itu...ku harapkan kalian bisa menikmatinya dengan nyaman." Gumamnya suram, begitu pekat akan dendam yang sudah mendarah daging.

Azira memang gadis yang lugu namun ia tidak bodoh. Selama tersiksa di tahun-tahun sebelumya, Azira sudah belajar bahwa tidak semua orang itu jujur, tidak semua orang itu baik, dan tidak semua tampilan kebaikan yang orang perlihatkan adalah apa yang ada di dalam hati yang sebenarnya.

Maka inilah Azira, dengan garis takdirnya yang mengerikan.

"Karena aku adalah sampah di mata kalian, maka aku tidak akan ragu lagi menumpahkan kotoran sampah ke dalam hidup kalian semua, agar kalian tahu bagaimana rasanya memakan sampah!"

...🍃🍃🍃...

Hari pernikahan akhirnya datang. Pukul 5 shubuh, rumah ini sudah mulai sibuk karena acara akad akan dimulai pada jam 9 siang paling cepat. Oleh karena itu orang-orang yang ada di rumah menjadi tergesa-gesa dan panik secara bersamaan.

Tapi ini tidak berlaku bagi gadis ini, dia dari 3 jam yang lalu hanya berdiam diri memandangi langit yang perlahan semakin berkurang pekat kegelapannya. Bahkan kelopak matanya masih terlihat segar dan bugar meskipun begadang dari beberapa jam yang lalu.

Ia diam tidak bergerak walau ayam sudah berkokok semangat menandakan hari besar akan terjadi di rumah ini. Diam menatap, matanya tidak lagi kosong dan dalam keadaan yang bingung. Di sana ada tekat yang aneh juga sebenarnya kuat, ia siap melewati hari bersejarah ini.

Tersenyum tipis, gadis ini lalu bangun dari posisi duduknya yang mati rasa. Melangkah tanpa terganggu ia keluar dari kamar yang baru beberapa hari ini ia tempati. Sayang sekali, setelah hari ini mungkin dia tidak akan pernah menempati kamar ini lagi.

Dengan alami ia membawa langkahnya menapaki anak tangga kecil yang telah dihias indah sesuai dengan suasana meriah hari besar ini. Seakan-akan ia sedang bersiap menerima kedatangan tamu besar yang sudah ia tunggu dari beberapa tahun yang lalu.

Tok

Tok

Tok

Cklack

Membuka pintu kamar yang sudah dihiasi bunga mawar khas bunga pengantin yang sudah biasa dikamar pengantin pada umumnya, sejenak kedua matanya terbuka lebar menatap takjub pada pemandangan yang ada di depannya.

Ah, betapa cantiknya!

"Azira, ayo masuk temani aku di sini." Panggil Humairah dengan wajah berseri. Saat ini ia sedang di make up dan hampir selesai. Gaunnya juga sudah diatur sesuai dengan design dan terlihat begitu indah nan cantik ketika itu sampai pada Humairah.

"Humairah, kau terlihat begitu cantik." Azira dengan hati-hati menutup pintu kamar Humairah, mendekati sang pengantin yang terlihat luar biasa berseri di depannya.

Humairah yang dipuji seperti itu tentu saja merasa malu, ia memang senang dipuji tapi entah mengapa hari ini ia tidak bisa tahan banting mendapatkan pujian dari orang-orang terdekatnya.

Misalnya seperti kedua bibinya yang terus saja mengoceh tentang betapa cantiknya ia hari ini, tentu saja Humairah menjadi malu. Ini adalah hari pernikahan dan memberikannya pujian seperti ini bukannya membuat Humairah percaya diri tapi malah semakin gugup.

Gugup sampai kedua tangannya sudah berkeringat keras sedari tadi.

"Jangan katakan itu lagi, aku semakin tidak percaya diri jika mendengarnya." Keluh Humairah malu seraya menggeser posisi duduknya miring, malu menatap langsung ke mata Azira.

Menggeser kursi rias Humairah, Azira lebih nyaman duduk jauh seperti ini daripada duduk dekat dengan Humairah. Ini adalah hari yang penting maka lebih baik bagi Azira hanya memperhatikan Humairah saja.

"Apakah ini..?" Bingung Azira melihat kain putih yang tersampir anggun di atas kepala Humairah.

Mengikuti arah tunjuk Azira, Humairah sontak mengangkat tangannya untuk menyentuh tudung kepalanya.

"Ini adalah tudung kepalaku, keluarga kita punya kebiasaan yaitu ketika tudung kepala ini jatuh menutupi wajah ku maka tidak ada yang bisa membukanya kecuali suamiku. Kelak saat kau menikah juga akan mengikuti kebiasaan ini." Benar, ia lupa memberi tahu Azira kebiasaan keluarga mereka.

Di dalam keluarga mereka ketika sang putri akan segera menikah mereka akan memberikannya sebuah tudung kepala putih. Tudung putih tersebut ketika di lampirkan, akan menutupi wajah sang pengantin wanita dan satu-satunya orang yang bisa membukanya adalah sang pengantin laki-laki. Itulah mengapa tudung kepala bermakna sakral bagi keluarga ini karena sudah ada dan diturunkan oleh para tetua-tetua  dari zaman dulu.

Ini tidak bisa dihapuskan karena sudah berakar dalam sejak dulu.

1
Sky Blue
Ngak d labjutnkn sni aja kx😭
Nona QueenRa
padahal udah nungguin
Qhii
muncul² malah promo novel lain di apk lain pula...ini kelanjitan novdl ini gimn dahh
hernawatilili10: Ini remake Azira, tamatnya ya di sana
total 1 replies
hernawatilili10
Pizo, yah😶‍🌫️
Resa Muhamad Faisal: cus langsung k paijo,,mksh kkk
total 1 replies
Arya Al-Qomari@AJK
es krim merk hati merah 👉 Walls ya thorrr 😁😁
Arya Al-Qomari@AJK
q malah masih dendam sama bibi Safa. harusnya azira bisa melaporkan bibi Safa thd perbuatannya yg jahat pada ibu azira dg dalih perdagangan manusia n seret juga si mucikari nyonya bara.
Arya Al-Qomari@AJK
sikap orang tua yg begini nih yang membuat anak menyimpan kebencian dan dendam
Arya Al-Qomari@AJK
memangnya kelas 3 masih menjabat jadi ketua OSIS ya? bukannya biasanya anggotanya kebanyakan kelas 2 n adapun anggota kelas 1 hanya sedikit
hernawatilili10: Biasanya purna setelah beberapa bulan naik kelas
hernawatilili10: Purna osis
total 2 replies
Arya Al-Qomari@AJK
pembalasan untuk bibi Safa belum kelihatan hilalnya selain suaminya (yang kemungkinan selingkuh)
Arya Al-Qomari@AJK
oh ternyata Amara sepupunya Nabil toh Makanya sikap Nabil ke azira (saat di restoran) munafik selaki.
Mely Yahya
bagus ceritanya...
Suila Cantik
kok g nyambung lagi ya kayak muhasabah cinta
Serenarara: Ubur-ubur makan pepaya
Coba baca novel berjudul Poppen ya.
total 1 replies
RieNda EvZie
/Good//Good//Good//Good//Good/
Nona QueenRa
Thor kapan mau up? udah lama banget nih
hernawatilili10: Hem, lanjut di Paijo enggak sih?
total 1 replies
Nona QueenRa
ayo Thor dari kemarin2 aku nungguin kamu up😭
Nurseh@_P
good job Abah
Yeni Wahyu Widiasih
ini gk ada lanjutanx gitu ?
Whifa Fauziah
ka kpan up lagi🙏🙏
Rohmaniyah Nurzen
kapan ni dilanjut
Rianie Sofyan
ini kpn kak lanjutnya??
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!