Azzam Bernabas Dirgantara, seorang Milyader berhati dingin. Bagi Dirga, hatinya sudah lama mati. CEO dari Dirgantara Group tersebut sudah mengubur dalam cintanya bersama sang tunangan yang pergi untuk selama-lamanya.
Lalu tiba-tiba muncul wanita seperti alien yang mulai mengusik kedamaian Dirga. Apa Dirga akan bertahan menjadi perjaka tua sampai akhir hayat karena cintanya yang sudah mati? Atau jangan-jangan pria seperti kanebo kering itu malah berpindah haluan, ketika hidupnya diusik sosok gadis yang sama sekali tidak akan membuatnya jatuh cinta lagi.
Dirga berani bersumpah, ia akan membujang selama-lamanya. Percaya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sept, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ADEK KAKAK
Dinikahi Milyader Bagian 18
Oleh Sept
Rate 18 +
"Kecelakaan yang menimpanya mungkin membuat dia menjadi kurang waras seperti sekarang!" batin Levia kemudian melipat tangan. Sambil melirik ke kantong celana Dirga, Levia kembali mengomel.
"Ambil saja! Ponsel itu sangat murah. Satu lagi, jangan pernah mencari saya lagi. Saya tidak tertarik dengan ponsel itu lagi. Dan saya juga tidak tertarik dengan Tuan!" ketus Levia yang sebal karena merasa dikerjai.
"Oh ... kamu tidak tertarik denganku, tapi dengan abangku? Kamu lebih suka Mas Zio?" sindir Dirga yang merasa sakit hati karena ditolak.
Levia langsung mencebik. Ia mendesis kesal sembari melirik kesal.
"Dengar, Tuan. Saya tidak akan mengulang kata-kata saya lagi. Baik Tuan dan kakak Tuan, saya sama sekali tidak tertarik dengan keluarga kalian. Saya harap ini adalah pertemuan terakhir kita!"
Dirga langsung melotot tanda tidak terima. Enak aja pertemuan terakhir. Dia baru saja menemukan obat dari segala gunda gulananya selama ini setelah sekian lama, eh kok disuruh lepas begitu saja.
Mencari hati yang cocok seperti Levia, itu sangat sulit. Kalau mau dan bisa, Dirga akan memilih jatuh hati dan tertarik pada seorang model atau aktris terkenal luar negri. Ini ... Levia tidak ada bagus-bagusnya.
Sudah wangi karbol belagu, dia pikir dia wanita paling cantik. Ish ... Dirga terus saja mengerutu. Ia mau menyerah saja, perduli apa. Persetan dengan saran dokter Robert. Sepertinya dokter itu sudah salah diagnosa.
Sakit hati, Dirga memasang muka masam. Sambil berceloteh.
"Mungkin kamu terlalu percaya diri. Wanita bukan kamu saja. Oke ... ini mungkin kali terakhir kita ketemu!"
BRUAKKK
Dirga masuk mobil dan menarik pintu dengan kasar.
"Astaga! Ada apa dengan pria itu? Kenapa dia sangat marah? Aneh!" gumam Levia kemudian kembali masuk ke dalam rumah.
WUSHHHH ...
Mobil mewah keluaran terbatas itu pun melaju meninggalkan perumahan sederhana. Sambil mengomel dan mencengkram kemudinya, Dirga terus saja merutuki sikap Levia.
"Dia pikir dia wanita paling cantik yang pantas kami rebutkan? Ish."
"Dia sok kecakepan!"
"ASTAGA! Tapi dia memang cantik!"
Perlahan, tubuhnya melemas. Dirga pun hanya bisa mengambil napas panjang sambil menahan rasa kesal yang sejak tadi ia rasakan.
***
Satu minggu kemudian
Orchid Royal Apartment
Apartment Dirga
Malam itu Dirga tetap terjaga seperti malam-malam sebelumnya. Sampai lingkarkan di mata Dirga semakin melebar.
Ting Tung ....
Dirga mendesis kesal karena ada tamu yang tidak ia undang. Malas membuka pintu, paling juga Diska yang selalu mengusik akhir-akhir ini, Dirga pun melihat intercom terlebih dahulu.
"Ada apa lagi dia kemari? Menganggu saja!" gumam Dirga dalam hati.
"Ada apa?" teriak Dirga lewat intercom sambil memasang muka dingin.
"Buka, Mas!" ujar Diska.
Setelah menghela napas panjang, akhirnya ia membuka pintu untuk adeknya tersebut. Meski sebenarnya malas sekali. Tapi, kalau tidak dibuka saat itu juga, Diska akan membuat keributan dan memancing kemarahan penghuni apartment lain.
KLEK
Dahi Diska langsung mengerut.
"Astaga! Lihat wajahmu, Mas!" komentar Diska spontan saat melihat abangnya yang tamvan berubah jadi seperti manusia purba.
Tidak cukur jenggot, tidak merapikan kumis, rambut semakin panjang. Ya ampunnnnn, Dirga terlihat tidak terawat.
"Mas!" panggil Diska karena sang kakak malah cuek seolah tidak perduli. Dilihatnya pria itu berjalan meninggalkan dirinya
"Mas Dirga!" sentak Diska sebal.
"Jangan cerewet! Katakan ada apa? Mengapa ke sini? Dan cepatlah pulang kalau sudah tidak ada urusan lagi!" ketus Dirga yang sedang patah hati. Hingga penampilan pria itu jadi acak adut.
BUGH ...
Diska langsung meninju sang kakak.
"Diss!" pekik Dirga yang langsung mendapat makan malam bogem mentah dari sang adik.
"Sia-sia aku belain Mas Dirga. Kenapa lembek begini gara-gara wanita? Diska punya temen yang banyak di atas Levia. Mau? Tinggal pilih. Sudah! Astaga ... berapa hari Mas Dirga nggak mandi?" cibir Diska. Ia menutup hidungnya saat mencoba menciumm aroma rambut sang kakak.
"Berisik!"
"Aduhhhh!" Diska mengaduh ketika Dirga menonyor kepalanya.
Kesal, Diska menyerang balik abangnya. Ia pukuli lengan dan tubuh sang kakak. Dan akhirnya, mereka berakhir dengan sama-sama tertawa lepas setelah baku hantamm.
Rambut Diska sudah acak-acakan karena ulah sang abang. Sedangkan Dirga, ia pun beranjak. Mau mandi, dari pada Diska terus saja mengomel. Seperti suara token listrik yang membuatnya pusing.
***
Sesaat kemudian
Dirga sudah bercukur, sudah handsome lagi. Sudah wangi, sudah cocok jadi model sampul majalah fashion.
"Nah ... ini baru abang gue!" canda Diska ketika Dirga muncul dengan baju casuall serta celana jean biru pudar dengan lobang di salah satu lututnya.
Bukan karena celananya rusak, bukan. Itu memang style begitu. Jangan tanya harganya. Outfit Dirga malam ini, setara dengan harga dua motor bebek. Maklum, harga tali sepatu Dirga saja setara sama uang 10 juta. Real sultan.
"Yuk, kita makan di luar!" ajak Diska saat melihat abangnya yang sudah tamvan.
"Males, delivery aja!" pungkas Dirga sambil menyandarkan punggungnya di sofa.
"Ayolah! Mas Dirga gak jenuh di rumah aja?" bujuk Diska.
Dirga memutar kedua bola matanya, kemudian mengangguk pelan.
"Bentar, Mas ambil jaket dulu!"
"He em!"
Dirga kemudian masuk ke kamar. Setelah mengambil jaket dari lemari gantung, ia lantas memakainya di depan kaca panjang besar yang ada di sudut ruangan. Dirga berkaca sejenak.
Drettt .... Drettt ....
Bersamaan dengan getar ponsel yang ada di dalam laci, ponsel itu mengeluarkan dering yang cukup nyaring.
Srakkk ....
Dirga menarik pintu laci, penasaran. Setelah seminggu kenapa ponsel itu kini berdering? Tidak mau kecewa, ia sudah menduga paling juga dari provider, atau dari SMS penipuan, atau paling tawaran jasa pinjaman on line. Belum apa-apa Dirga sudah suudzon. Namun, matanya menyipit tak kala Levia yang memanggil.
Ada panggilan suara dari Levia.
ASTAGA!
Hati Dirga campur aduk. Apa gadis itu menyesal sudah menolak dirinya? Sebelum menekan tombol terima, Dirga berdehem terlebih dahulu.
"Hemm ... ada apa?" tanya Dirga dingin.
"Lev ... Levia!" panggil Dirga saat hanya mendengar suara wanita menangis.
BERSAMBUNG
Hehehe ....
Mbak Levi kenape nangis malem-melem? Mau gantiin kerjanya kunti? Hehehe
