NovelToon NovelToon
Suamiku, Kekasihmu

Suamiku, Kekasihmu

Status: tamat
Genre:Romantis / Badboy / Tamat
Popularitas:7.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: shanayra

Kisah yang menceritakan tentang keteguhan hati seorang gadis sederhana, yang bernama Hanindya ningrum (24 tahun) dalam menghadapi kemelut rumah tangga, yang dibinanya bersama sang suami Albert kenan Alfarizi (31 tahun)
Mereka pasangan. Akan tetapi, selalu bersikap seperti orang asing.
Bahkan, pria itu tak segan bermesraan dengan kekasihnya di hadapan sang istri.

Karena, bagi Albert Kenan Alfarizi, pernikahan mereka hanyalah sebuah skenario yang ditulisnya. Namun, tidak bagi Hanin.

Gadis manis itu, selalu ikhlas menjalani perannya sebagai istri. Dan selalu ridho dengan nasib yang dituliskan tuhan untuknya.

Apa yang terjadi dengan rumah tangga mereka?
Dan bagaimana caranya Hanin bisa bertahan dengan sikap dingin dan tak berperasaan suaminya?

***
Di sini juga ada Season lanjutan ya say. Lebih tepatnya ada 3 kisah rumah tangga yang akan aku ceritakan. Dan, cerita ini saling berkaitan.

Selamat menikmati!

Mohon vote, like, dan komennya ya. Makasih.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shanayra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 18

"Apa, yang membuat kalian bertengkar?" Nesya kembali bertanya pada Kenan.

"Kami tidak bertengkar" Jawab pria itu singkat.

"Kenan, aku sudah kenal Hanin dari kecil. Dari caranya memandangmu, aku tau kalau ada sesuatu yang terjadi diantara kalian." Nesya manajamkan pandangannya kemata sang kekasih.

"Nes, tolong. Berhentilah curiga. Tidak ada apapun yang terjadi diantara kami." Kenan menjelaskan.

"Apa kalian sudah mulai saling tertarik?" Nesya, masih menyelidik.

Mereka saling pandang. Nesya dengan rasa curiganya, dan Kenan dengan mata sok biasanya.

"Nes, apa yang kau takutkan itu, tidak akan pernah terjadi." Hanin menyela, gadis itu datang membawa nampan yang berisi segelas jus.

Kenan menatap Hanin tajam. Dan, Nesya juga sedang mencari kebenaran dari mata sahabatnya.

"Hanin, apa benar kau tidak menyukai Kenan?" Nesya berdiri, dia meraih tangan Hanin. Gadis itu baru saja ingin kembali ke dapur setelah menaruh jus untuk sahabatnya.

"Apa kau mulai meragukanku? Atau, kau sudah tak mempercayai kekasihmu itu?" Hanin menunjuk Kenan dengan isyarat matanya.

"Aku hanya takut, suatu hari nanti kalian akan mengkhianatiku." Wajah cantik gadis itu terlihat memelas. Matanya mulai nampak mengeluarkan cairan bening yang akan siap meluncur.

"Tidak akan ada orang yang akan mengkhianatimu sayang." Kenan bangkit, dia membelai bahu kekasihnya.

Nesya berbalik, memeluk Kenan. Hanin segera memalingkan wajahnya. Bagaimanapun, adegan seperti itu selalu membuat sesak didadanya.

Kenan terpaku. Entah kenapa, pelukan yang diberikan Nesya semakin hari, semakin terasa berbeda. Dulu, pelukan wanita itu sangat memabukkan. Namun saat ini, pelukannya malah membuat Kenan merasa tidak nyaman.

"Nes, aku kekamar, ganti baju dulu." Hanin berlalu meninggalkan sepasang kekasih yang tengah berpelukan hangat itu. Kenan memandang punggung wanita yang telah menghilang dibalik pintu. Dan, ke pergiannya membuat Kenan marasa bersalah.

"Sudahlah, memangnya kenapa kau datang kesini?" Kenan mengurai pelukan Nesya.

"Tadi pagi aku memang sudah janjian dengan Hanin. Kami di undang makan ke rumahnya Sakala. Dia baru menang tender. Sebenarnya, dia mengundang Hanin. Hanya saja, Hanin tidak akan mau berduaan dengannya. Makanya dia memintaku untuk ikut." Nesya berbicara dengan nada sedikit berbisik.

"Baiklah, aku akan ikut dengan kalian." Kenan berucap. Tangannya sudah terkepal dibawah sana.

"Apa nggak papa kalau kamu ikut sayang?" Nesya kembali duduk.

"Kenapa, apa kau tidak nyaman?" Kenan mengikuti kekasihnya, duduk di kursi sebelah.

"Bukan, aku malah senang kalau kamu ikut. Soalnya aku nggak mau jadi obat nyamuk mereka disana." Nesya tersenyum indah. Kenan membalas senyuman kekasihnya, dengan senyuman misteri. Seakan ada sesuatu yang sedang direncanakannya.

Sementara itu didalam kamar, suasananya masih hening. Hanin masih memandang wajahnya dicermin. "Ayo lah Hanin, bentengi hatimu lebih tinggi lagi. Pria itu adalah milik Nesya, sahabatmu. Kau tidak boleh mengkhianatinya." Batin Hanin bersuara.

Gadis itu mengambil jarum kecil, menusukkan ke bagian atas jilbab yang berwarna biru dongker. Dan setelah dirasanya cukup, gadis itu mengambil satu tas kecilnya. Kemudian berjalan menuju ruang tamu.

Kenan terpana melihat penampilan Hanin. Walaupun, berpakaian tertutup, gadis itu masih terlihat modis. Dan baju yang dikenakannya bukanlah barang-barang bermerk. Namun, masih terlihat mempesona dan dapat membuat orang lain kagum melihat kesopanannya dalam berbusana.

Berbanding terbalik dengan kekasihnya, Nesya selalu mengenakan pakaian dari desaigner ternama. Yang selalu mempertontonkan lekukan indah tubuhnya. Membuat siapa pun yang memandangnya akan berpikiran liar.

"Maaf, apa aku lama?" Ucapan Hanin membuyarkan lamunan Kenan.

"Ndak kok. Oh ya Nin, aku ajak Kenan ya. Aku nggak mau jadi obat nyamuk disana." Nesya menggandeng lengan Hanin.

"Terserah kamu aja." Hanin tersenyum. Membuat jantung Kenan kian tak beraturan.

Mereka berangkat menggunakan 2 mobil. Kenan dan Nesya berangkat menggunakan mobil Nesya. Hanin berangkat menggunakan mobilnya Kenan, yang disupiri oleh asisten Berryl.

"Asisten Berryl, kenapa anda tadi tidak turun? Apa anda tidak bosan menunggu mas Kenan di sini?" Hanin bertanya, dia baru tau kalau asisten suaminya itu dari tadi duduk di dalam mobil.

"Tidak nona, saya sudah biasa." Berryl melirik Hanin sekilas dari kaca spion depan.

"Hmm.. boleh aku bertanya sesuatu?" Hanin kembali bertanya.

"Silahkan nona!" Berryl mengiyakan. Mata pria itu tetap lurus melihat kearah jalan. Memastikan mobil masih dijalur yang aman.

"Aku hanya mau tanya, apa leher mas Kenan sudah pulih?"

"Sudah hampir nona, tuan hanya perlu kontrol benerapa kali lagi." Berryl melirik Hanin lagi. "Apa tuan Kenan tidak bisa membedakan, mana yang kaca dan mana yang berlian?" Pria itu bergumam.

Tak lama mereka sampai ke sebuah perumahan elit. Hanin turun, dia berjalan mendekat ke arah Nesya dan Kenan yang sudah bergandengan tangan dengan mesra. Hanin mencoba tak mempedulikan apa yang terjadi.

Mereka berempat berjalan menuju pintu, Belum sempat memencet bel. Pintu rumah itu sudah dibuka. Terlihat seorang pria tampan berdiri disana, dengan senyumannya.

"Assalammualaikum, mas." Hanin mengucap salam.

"Waalaikum salam." Sakala menjawab. Pria itu menyalami tamunya satu persatu. Termasuk Kenan dan asisten Berryl. Tamu yang tak diundangnya.

"Tuan Sakala, meski tak diundang. Apa anda keberatan kalau saya ikut dengan pesta kalian?" Kenan berucap ketika mereka bersalaman.

"Ah, tidak tuan Kenan. Saya justru senang kalian semua datang. Mari, silahkan masuk!" Sakala menggiring tamunya ke taman samping rumahnya. Tempat itu sudah disulapnya menjadi tempat makan malam yang bernuansa romantis. Ala-ala drama korea.

Semua orang melangkah dengan tenang, hanya Kenan yang terlihat menggerutu, dia tidak suka melihat Hanin tersenyum pada Sakala. Apa lagi ketika dia memasuki tempat makan malam yang sudah disiapkan oleh pria itu. Dada Kenan semakin terasa panas, "Ternyata pria ini sok romantis. Apa dia akan melamar istriku malam ini?" Rutuknya dalam hati.

"Duduklah, Sakala membuka kursi untuk Hanin."

Pria itu memandang Hanin dengan penuh kehangatan. Membuat Pria diseberang meja, kian melotot kearah mereka.

"Makasih mas." Hanin membalas senyuman Sakala. Kenan segera meneguk air putih yang ada didepannya hingga habis.

"Sayang, sepertinya kau haus sekali." Nesya membelai bahu kekasihnya.

"Iya, udara disini cukup panas." Kenan menjawab dengan senyuman yang dipaksakan olehnya.

"Apa anda mau minum es tuan Kenan?" Sakala menawari.

"Tidak ini saja sudah cukup." Kenan mengangkat gelasnya yang sudah kosong.

"Apa kita mau makan sekarang?" Sakala bertanya pada Hanin yang duduk disampingnya.

"Nanti saja mas, aku ingin shalat Maghrib dulu." Hanin meneguk air putihnya, bukan karena haus. Akan tetapi, gadis itu sedang merasa tidak nyaman, karena pandangan mata Kenan yang terus menatapnya tajam, seperti seekor singa yang sedang kelaparan.

"Baiklah, kalau kamu mau shalat. Itu Mushola rumah ini. Kau bisa shalat disana. Dan aku akan shalat di kamarku." Sakala menunjuk bangunan kecil di sudut rumah besar itu.

"Permisi semuanya." Hanin bangun.

"Nin, aku sangat ingin menjadi imammu." Ucapan Sakala menghentikan langkah Hanin.

Dia menatap Sakala sekilas. Dan dapat merasakan kesungguhan dari mata pria itu.

Hanin hanya tersenyum, kemudian berlalu.

"Uuhh.. romantisnya...." Nesya menyandarkan bahunya kepundak Kenan. Pria itu semakin tersulut emosi, wajahnya memerah, dadanya serasa ingin meledak. Ingin rasanya dia menghancurkan wajah pria yang bernama Sakala itu. " Kurang ajar. Berani-beraninya dia menggombali istriku, dihadapanku." Kenan merutuk, tangannya meremas kuat pegangan kursi. Mencoba melampiaskan amarah yang tak tersalurkan.

Asisten Berryl yang duduk di sebelah Sakala, terlihat sedang menyunggingkan senyumnya. Dari tadi dia selalu mengawasi gerak-gerik atasannya itu. "Sepertinya dugaanku benar." Gumamnya dalam hati.

TBC

Selamat membaca, mohon bantuannya Readers. Bantu vote, like, jadikan favorit dan silahkan tinggalkan krisannya.

MAKASIH....

1
Wahyu Kasep
sudah gwa duga Hanin dengan Kenan

sorry gwa baca sampe sini
Lisda Diawan
g jadi baca pas baca komentar,g suka sama laki2 yg sudah tidur sama perempuan lain selama 2 tahun lagi.menjijikkan,ini menceritakan merendahkan seorang istri,istri yg g punya harga diri.terus tetap bertahan menjijikkan
Ray
please Berryl jangan libatkan wanita lain untuk menguji kecemburuan istrimu, wanita mudah baper, kasihan nanti kalo Syafa baper, apalagi kalian pernah terlibat hubungan asmara,,,
Nenie Chusniyah
luar biasa
Soraya
mampir thor
asya yussi
Luar biasa
Rika
bagus
Ananda Muthaharoh
syafa ternyata ruba betina yg mau memanfaatkan amesia berrly aja, pura2 pusing dll, semoga rmh tngga afril baik2 saja, sampai ingatan berrly sembuh, dan ga akan ada pelakor yg datang, buang mantan pd tempatnya. semngat thor
Erwin Sitewar
ini la contoh kesabaran
BeeYounge AwaliAzka
mewek dg keadaan Kenan
YS
ada apa dengan huruf "p" kau benci kah, laptop jadi labtob, menginap jd menginab, coba buka lagi kbbi nya.
Afria Susanti
rasain lo kenan sakit hati ngak tuh
Afria Susanti
kamu kenan yg menyakiti hati hanin duluan rasain deh lo
Afria Susanti
rasain gimana kamu sebagai suami yg di zholomi makany kamu kenan jangan berzina terus dgn wanita bukan mahrom kok ngak nyadar ya
Afria Susanti
siiiiii kenan mulai cemburu dengan sakala itu makany hanin di suruh matamatain
AndTea
kasiaN Hanin 😭😭😭
Nuraini Aini
trimaksh thor ceritanya keren konfliknya g ribet cpt terselesaikan mantap👍❤
Nuraini Aini
senjata makan tuan😄😅
Nuraini Aini
berarti ini daerah pesisir disumatra ya thor...
Jue
Pake Hijab itu hukum Allah SWT untuk menutup Aurat untuk semua ummat wanita beragama Islam , Apa kena mengena dengan cerita Anin , Kira bagus kalau Anin beritahu kalau tidak padan saja dengan muka siapa suruh usir isteri dari rumah , Isteri yang patut dijaga tetapi dijadikan seperti tiada harga , Hanya kerana terlampau sayang pada Adik , Please lah tak payah nak bersabit dengan Jilbab atau tudung mahupun hijab .
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!